PENARIKAN DATA CALON PESERTA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017
.

Informasi penting untuk teman-teman operator sekolah yang memegang aplikasi Dapodik, untuk keperluan penjaringan data Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2016-2017, kemendikbud menyediakan situs untuk mencek data calon peserta ujian nasional di sekolah masing-masing

Cek data calon peserta uian nasional sekolah anda di sini :

Kalau ada data yang masih salah, lakukan perbaikan pada aplikasi dapodik dan atau Verval PD. Data yang perlu di cek kebenarannya antara lain :

1. Nama Peserta Didik;
2. Jenis Kelamin;
3. NISN (Nomor Induk Siswa Nasional);
4. Tempat Lahir;
5. Tanggal Lahir;
6. Aalamat;
7. Agama;
8. Nama Ayah; dan
9. Nama Ibu.

Ayo kerja lagi operator sekolah, tugas menanti kita semua..hee

 Kalau sudah waktunya shalat segeralah berangkat. Jangan menunda-nunda disaat waktunya mepet. Ya terpontal-pontal lah. Bisa sampai terpeleset dan ndelosor di belakang shaf belakang
          Saat iqomah berkumandang di salah satu masjid kawasan Toga Lumajang, Man Kapit buru-buru mematikan rokoknya. Sepeda motor di stater, lalu cuz lah dia ke masjid. Entah kali ini saja atau kebiasaan. Yang penting, dia tercatat tidak pernah bolos shalat jumat.
Sebelum tiba di masjid, dia sempat menyapa Cong Kenek yang terlihat sedang nongkrong di warung kopi. Sempat dia ajak shalat. “Cong, ayo shalat. Wes ape mulai iki,” ajaknya. “Biasa wae Pit. Koyok muallaf ae shalate pateng. Aku yo tahu shalat tapi gak sombong ngunuh,” ucap Cong Kenek asal Lumajang Kota ini mengerjain Man Kapit.
Man Kapit tak menggubris. “Dasar wong edan, kok tiru-tiru gayaku ndisek,” batinnya lalu menggeber sepeda motornya. Sesampainya di pelataran masjid, sepeda motor diparkir. Diapun buru-buru ambil Wudhu lalu masuk dibarisan shaf terakhir untuk mengejar rakaat pertama. Loloslah dia di masjid itu sebagai jamaah yang seolah-olah sama dengan jamaah lain.
Dia memang merasa terlambat.Namun meski terlambat, dia berdalih tidak begitu parah. Sebab, di belakangnya banyak yang menyusul. Ada yang berebut masuk menyerobot shaf dan ada pula yang berebut mengambil wudhu.Rakaat pertama berhasil dilewati Man Kapit dan jamaah di masjid tersebut. Selanjutnya memasuki rakaat kedua. Disaat itulah, Cong Kenek datang. Sama seperti jamaah lainnya yang terlambat. Dia segera melepas alas kaki lalu masuk di pelataran masjid yang sudah licin lantaran keciipratan air wudhu dan jamaah yang terburu-buru.
Dasar Cong Kenek. Sudah tahu terlambat, masih saja maksa untuk ikutan shalat di masjid tempat Man Kapit shalat. Itu saja tidak cukup. Ternyata dia masih belum mengambil wudhu. Diapun buru-buru lari ke tempat wudhu yang melewati belakang jamaah di shaf terakhir.Saking buru-bururnya dia mengejar rakaat terakhir, sampai tidak tahu jika di lantai tersebut banyak air. Licin pula. Tanpa sadar, kakinya menginjakkan pada lantai teras masjid yang licin itu sambil berlari.
Tiba-tiba “BRUAAKKK”. Cong Kenek terjatuh. Dia ndelosor di belakang barisan shaf terakhir. Memang tidak sampai jatuh terbaring, namun  dia terjengkak sambil duduk. Jamaah di barisan belakang ada yang tahu kejadian itu. Termasuk Man Kapit.
Sedikit banyak perhatian mereka mengarah pada Cong Kenek. Ada yang badannya bergetar menahan tawa sambil melanjutkan shalat. Ada pula yang menutup mata dengan telapak tangan kiri. Juga ada yang menutup mulut biar suara cekikikan tawanya tak terdengar dan tak merusak kekhusyukan jamaah lainnya.
Sementara Cong Kenek hanya cengar-cengir melihat kanan-kiri-depan-belakang. “Waduh, uapes temen awakkku iki. Tapi gapopo, sik nutut kayake tak godake disek ae ben iso jumatan neng keneh,” batinnya
Meski kondisinya seperti itu, dia tidak menyerah. Masih saja dia menuju ke tempat wudhu. Kali ini perlahan-lahan biar tak terjatuh lagi. Wudhu dipercepat dan akhirnya di berhasil mengejar shalat jumat.
Cuma bukan rakaat terakhir yang dia dapat. Melainkan pada waktunya tahyat atau sesaat mendekati salam. “Timbang ndak oleh opo-opo, gak masalah wes. Nggodak ae wes. Penting shalat Jumat,” batinnya. Diapun mengikutinya dan melanjutkan dua rakaat sisa itu sendirian.
Selesai Shalat, Man Kapit dan beberapa jamaah yang kenal Cong Kenek sedang menyanggong. Spontan tawa langsung pecah dibarisan terakhir itu. Semua meledek Cong  Kenek. “Sesok-sesok, rausah kakean cocot Cong. Nyebut koyok muallaf lah, nyebut sombonglah. Ben gak ndelosor ngeneh,” ledek Man Kapit sambil mingkel-mingkel diikuti teman lainnya.
Mat Pi’i yang berada di dekat Cong Kenek juga tak kalah menyindir. “Lek budal terakhir dewe, cuma oleh kulite endog Cong. Percuma Cong, mending saiki goleko masjid laine sing gurung mari shalat jumat, he he he,” sindir Mat Pi’i.
Cong Kenek diam saja. Mulutnya dibungkam dengan telapak tangan kanannya. Namun badannya bergetar-getar menahan tawa. Tak cuma itu, dia juga terlihat malu karena banyak jamaah lain yang mengarahkan pandangan padanya.
Beberapa saat kemudian, Cong Kenek membuka mulut. “Sakjane aku mau kok iso kepreset rek. Paling dijebak awakmu kabeh iki ben aku kepreset. Mosok banyune uakeh neng andinge tempat wudhu iku,” ujarnya mengeluh.

“Loh, sik gak ngaku salah. Sik gak legowo kenek pelajaran ndelosor ngunuh awakmu. Sesok iso kejlungup neng jeding awakmu loh Cong,” ledek Man Kapit. “Awuh enggak wes rek. emoh aku. Sesok gak ape sombong, gak ape komplain. Penting gak ngarani awakmu wes. Aku kapok rek,” tutup Cong Kenek yang ditertawakan beberapa jamaah lain yang kenal dan mengerti kelakuannya.

Foto: Radar Semeru
 Barangkali ini hobi yang dilakoni orang banyak tapi belum terkuak. Ya, bukan travelling, juga bukan kuliner. Tapi main game di kamar mandi saat buang hajat. Kepergok lalu njingkat-njingkat

      Namanya juga kebiasaan. Jika dilakoni terus menerus akhirnya ya jadi hobi juga. Apapun itu, akan terasa aneh jika tidak dilakukan. Seperti yang dilakukan Cong Kenek asal Kecamatan Kedungjajang.
Lelaki 40 tahun ini ternyata punya hobi menarik. Setiap ke kamar kecil atau toilet  dia tidak pernah sebentar. Tapi selalu lama. “Wetengku senep rek, sik ape neng toilet disek,” ujarnya pada Man Kapit, Mat Tasan dan Mat Pi’i ketika berada di RS Haryoto Lumajang. “Guayamu Cong, awas ojok suwi-suwi. Kebiasaan awakmu iku suwi lek neng kamar mandi,” kata Man Kapit. Cong Kenek tak menggubris. Dia lantas masuk saja ke kamar mandi di salah satu ruang perawatan inap rumah sakit tersebut. “Opo ae rek-rek. ojok ruwet ae tah,” kata Cong Kenek. Sementara tiga kawanan lainnya sedang asyik mengobrol duduk di teras depan kamar perawatan.
Mereka sedang membicarakan banyak hal. Mulai pekerjaan, bisnis, sampai urusan pemerintahan. Saking seriusnya, mereka juga lupa jika saat itu sedang membesuk istri Man Kapit yang sedang dirawat. Disaat itulah, Cong Kenek sedang berada di kamar mandi. Betul dugaan Man Kapit, setiap ke kamar mandi, Cong Kenek tidak pernah sebentar. “Eh rek, koyoke wes meh setengah jam Cong Kenek neng kamar mandi. Kok cek suwene ayok coba di kerjain,” katanya.
Mat Tasan, dan Mat Pi’i yang juga penasaran akhirnya menurut saja pada Man Kapit. Perlahan-lahan ketiganya menuju ke kamar mandi. Melewati ranjang tempat istri Man Kapit yang sedang lemah menjalani perawatan. “Ssssst, menengo ae,” kata Man Kapit pada istrinya yang sedang dirawat dan terbaring lemah. Istrinya yang saat itu mengenakan masker oksigen hanya terlihat tersenyum.
Sesuai petunjuk Man Kapit, akhirnya dua kawanan itupun mengendap-endap tepat di depan kamar mandi. “Rek, iki kamar mandi kuncine rusak, piye lek langsung di dorong ae,” ucap Man Kapit berbisik. Mat Tasan dan Mat Pi’i manut saja. Keduanya mengangguk ke arah Man Kapit.
Disaat semuanya sedang berdiri dan mengarahkan pandangan tepat dipintu kamar mandi, Man Kapit langsung mendorong pintu itu. “Hayooooo,” katanya. Spontan Cong Kenek njingkat. Smartphone yang dipegang kedua tangannya hampir jatuh. Dia yang terlihat ndodok awalnya terburu-buru menutup pintu. Sementara Mat tasan, Mat Pi’i dan Man Kapit terpingkal-pingkal melihat aksi Cong Kenek yang tergopoh-gopoh itu. Parahnya lagi, disaat pintu terbuka dan Cong Kenek hendak menutup kembali pintu itu, kaki Man Kapit sudah terburu diganjalkan di depan pintu. Membuat pintu tetap terbuka dan tidak bisa ditutup oleh Cong Kenek.
“Oh iki tah sing dilakoni neng kamar mandi. Ndodok karo main game ngeneh iki tah Cong,” ujar Mat Tasan. “Ealah, tibakne awakmu iki hobine main game karo buang hajat tibakne Cong,” lanjut Mat Pi’i. “Wes rek, iki jenenge hobi baru. Ojok diprotes. Terusne main game Cong,” kata Man Kapit.
Cong Kenek mencak-mencak. Awalnya memang dia ndodok. Namun, sesekali dia berdiri untuk berusaha menutup pintu. “Wes rek, ojok guyon. Ojok garai rame. Iki rumah sakit loh rek,” pintanya memelas. “Wes weruh, sopo omong iki bank. Iki ancen rumah sakit,” kata Mat Tasan.
Cong Kenek terlihat malu. Dia tidak ingin ramai karena di kanan-kiri kamar itu banyak pasien yang sedang dirawat. “Wes ndak usah suwe-suwe, ndang metu ayok rek. Iso semaput arek iki engkok, ketambahan pasiean lak awak dewe sing repot,” ucap Man Kapit.Ajakan itu tak membuat tawa dari dua kawanan lainnya terhenti. Justru semakin ngakak. Sebab, Cong Kenek ketahuan belangnya saat buang hajat. Terpenting lagi, dia juga ketahuan bahwa yang dilakukan di kamar mandi itu bukan sekedar buang hajat. Melainkan nge game. Itu terlihat dari tampilan layar smartphonenya yang sedang menunjukkan salah satu aplikasi game.
Ketiganya kemudian kembali ke teras. Istri Man Kapit yang awalnya lemas ternyata terlihat mingkel-mingkel juga. Sementara Cong Kenek buru-buru mengakhiri bermain game nya di kamar mandi. Dia kemudian keluar dengan wajah kusut bercampur malu.
”Sesok-sesok lek neng kamar mandi ojok nge game Cong. Mesakne sing antre iki akeh,” kata Man Kapit yang direspon terpingkal-pingkal oleh dua kawannya. “Mosok rek-rek. kok cek nemene lek ngerjain aku. Gak penak yoh lek delok aku seneng,” kilah Cong kenek.

“Yo asline penak Cong. Cuma caramu iku sing garai wong geregeten. Lek main game iku neng keneh kan iso. Ngunuh ae sik main game neng kamar mandi. Iku hobi opo kebiasaan Cong,” Tanya Mat tasan. “Emboh wes, bahas laine ae,” tanggap Cong Kenek yang ditertawakan tiga kawannya.

Cinta itu buta. Memang benar adanya. Kalau sudah kasmaran berat, jangankan kata orang tua. Omongan teman sudah nggak digubris. Maunya sendiri. Dibilangin jangan menyalahgunakan kos-kosan nekat saja. Rasain kalau sudah kena gerebek.

         Sejak menginjak semester III kuliah di Jember, perangai Cong Kenek agak berubah. Jadi jarang kumpul sama teman-temannya. Padahal dulu ketika masih mahasiswa baru, dia begitu akrab dengan teman- temannya. Tiada hari tanpa ngumpul. Tiada hari tanpa ngopi.
Cangkruk menjadi menu sehari-harinya. Bahkan, kuliah seolah jadi nomor sekian. Ngumpul dengan teman-teman lebih penting. Mereka pun bikin geng saking akrabnya.
Tapi, sekarang tidak. Jangankan ngumpul. Bertegur sapa lewat SMS, BBM dan sejenisnya pun jarang. Apa pasal? Cong Kenek yang kini sudah 20 tahun ini kasmaran berat. Dia lagi jatuh cinta berat dengan Yu Tub.
Kisah cinta mereka ini berawal dari sentimen daerah. Cong Kenek dan Yu Tub sama-sama asli Lumajang. Mereka kebetulan sama-sama kuliah di Jember. Mereka jadi akrab ya gara-gara sesama Lumajang itu. Cong Kenek tinggal di Kecamatan Kota, sementara Yu Tub agak jauh. Dia asli Pasirian.

 Mereka lain jurusan. Ketika perkenalan mahasiswa baru saat pertama masuk kuliah dulu, mereka saling kenal. Makin lama makin akrab. Dan, setelah tiga bulan PDKT, Cong Kenek nembak Yu Tub. Langsung berhasil.
Jadilah kisah-kasih di kampus mulai punya cerita. Yang saling nunggu lah, saling antar, sampai makan bersama. Mereka berdua jadi sibuk berat. Semua urusannya ya terkait kisah mereka berdua itu. Cong Kenek pun makin lupa sama teman-temannya yang satu geng tadi. Hari-harinya dihabiskan bersama Yu Tub.
Makin hari cinta mereka makin menjadi. Seolah dunia milik mereka berdua. Awalnya sih mereka masih lurus-lurus saja. Tapi, lama-kelamaan mereka semakin berani. Berawal dari kencan di alun-alun Jember bergeser ke kawasan wisata. Lalu, bergeser lagi ke tempat sepi. Bisa ditebak, kisah cinta mereka makin liar saja.
Nah, suatu ketika, mereka benar-benar keblinger. Nekat kencan di kos-kosan. Kebetulan, tempat kos yang ditempati Yu Tub agak bebas. Tak ada induk semangnya. Tapi, teman-teman kosnya bukannya membiarkan. Mereka sebenarnya sudah mengingatkan. “Namanya juga lagi keblinger ya nggak mempan diingatkan.’’ Kata Yu Nah, teman kosnya.
Cong Kenek dan Yu Tub cuek. Selalu berusaha curi-curi kesempatan. Bahkan pernah juga Cong Kenek sampai bermalam di kos-kosan. Terang saja teman-temannya merasa terganggu. Mereka pun akhirnya sepakat melapor ke RT setempat. Dan setekah dibicarakan dengan pengurus RT, mereka kompak untuk memergoki Cong Kenek dan Yu Tub saat bermalam di kos-kosan.
Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Malam ituYu Tub kedapatan lagi memasukkan Cong Kenek ke kamar. Teman-temannya sengaja macak cuek. Namun, sebenarnya mereka sedang mengintai dan memastikan jika Cong Kenek benar-benar bermalam di situ. Setelah yakin, merekapun mengontak Pak RT.
Tapi, Pak RT tak segera datang. Mereka sepakat untuk mendatangi kos-kosan jelang tengah malam saja. “Iya, pak tanggung. Sekalian saja dipergoki pas tidur bersama,’’ kata Yu Nah, kepada Mat Nganu, Pak RT.
Menjelang pukul 12 tengah malam, Mat Nganu datang dengan beberapa orang. Yu Nah dan teman-temannya membukakan pintu gerbang kos-kosan. Dan, mereka langsung beramai-ramai menuju kamar Yu Tub. Diketok sekali, tak direspons. Bahkan, sampai tiga kali. Akhirnya, Mat Nganu pun menggertak. “Dibuka sekarang atau saya dobrak pintunya,’’ katanya.
Rupanya, itu membuat Yu Tub keder. “Iiiyaa… ‘’ katanya singkat. Tak berapa lama pintu dibuka. Namun, batang hidung Cong Kenek tak kelihatan. “Kamu sembuyikan dimana teman cowokmu,’’ gertak Mat Nganu.
“Enggak pak, nggaak ada. Saya sendirian.  Saya disini lo kos sen…,’’katanya yang langsung berhenti begitu dipotong Mat Nganu. “Ayo, kamu tunjukkan apa tak orat-arit kamar ini lalu kamu tak bawa ke kantor polisi,’’ gertak Mat Nganu.
Gertakan itu makin membuat keder Yu Tub. Dia akhirnya pasrah. “Iya pak maaf. Kami sudah nikah siri kok. Tadi kemaleman jadi mas saya nggak pulang. Kami nggak ngapa-ngapain kok Pak, Cuma numpang tidur karena kemaleman,’’ katanya dengan gemetaran. “Gak lapo-lapo apane. Siri siri. Apanya yang siri. Hayo kamu sembunyikan dimana. Atau kamu tak arak keliling kampung sama pasanganmu,’’ kata Mat Nganu mulai tak sabar. Dia pun pasang wajah sangar, Matanya mulai dipelotot-pelototin. “Iyo pak, sepakat diarak ae nek ngeyel,’’sahut Mat Tasan, warga yang ikut.
Yu Tub makin keder. Akhirnya dia membuka lemari baju. Tapi, sontak wajah Mat Nganu yang sudah disangar-sangarin tadi berubah. Dia lantas ngakak. Bahkan, sampai memegangi perutnya. “Ngene kok jare gak lapo-lapo. Iku deloken celonone kuwalik,’’ katanya yang langsung disambut tawa beberapa warga yang ikut nggerebek sama anak-anak kos yang melihat.
Cong Kenek yang ndepiplik di dalam lemari hanya bisa diam dan menunduk. Dia lirik celana yang dipakainya. Tentu saja dia tak berani ketawa. Dan, dia makin mengkerut ketika melihat bagian belakang celananya ada di depan. Reflek dia raba bagian belakangnya. Eh, ternyata belum dikancing.


Assalamualaikum…

Saya ucapkan terimakasih kepada pengunjung blog kecil ini yang sudah mencapai visitor rata-rata hampir 1.000 per hari. Merupakan pencapaian yang lumayan bagi saya selama bermain blogger. Satu hal yang menarik bagi saya ketika sudah mengenal dan berkecimpung di dunia blog, saya menjadi semakin pusing, pusing untuk membuat artikel menarik, pusing menyusun dan memilih template yang pas. Apalagi ketika saya dikenalkan dengan ilmu SEO Blogger, ternyata kemampuan saya masih jauh diatas rata-rata dalam membuat konten blog yang bermanfaat.

Kali ini saya tidak membahas tentang blog, tapi saya ingin sedikit share tentang pengalaman saya selama berjualan online yang saya jalani selama setahun ini. Sebelumnya mungkin teman-teman perlu tahu juga sedikit tentang saya, bahwa saya adalah seorang lulusan SMK Jurusan Otomotif dan Mahasiswa gagal di Sebuah kampus jurusan Manajemen Informatika tak ada yang bisa saya banggakan dalam prestasi akademisi. Karena di Sekolah dan kampuspun saya bukan termasuk golongan orang-orang yang pintar, tapi dalam organisasi saya memang aktif. Menjadi pengurus OSIS sejak duduk dibangku SMP selama 3 tahun, melanjutkan di SMK saya terpilih kembali menjadi pengurus OSIS bahkan saya hamper menjadi ketua OSIS tapi kalah suara ketika pemilihan ketua OSIS akhirnya hanya menjabat sebagai sekertaris kemudian menjadi wakil ketua OSIS.

Dari situlah saya mulai gemar berorganisasi, karena menjadi aktifis organisasi seperti sebuah sarana saya untuk mencurahkan emosional, pemikiran dan waktu yang luang. Di SMK hampir semua Ekskul yang ada saya ikuti, dan hampir semua ekskul pernah mengikuti perlombaan-perlombaan antar sekolah dan saya menjadi bagian peserta perlombaan-perlombaan tersebut. Diantara perlombaan yang berhasil saya juarai bersama team Ekskul adalah Paskibra dan PMR.

Ketika masa SMK juga saya bersama teman-teman dilingkungan rumah membuat Karang Taruna Remaja, tujuan saya dan teman-teman adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan para remaja dilingkungan rumah agar lebih bermanfaat bagi warga sekitar bukan sekedar nongkrong-nongkrong dan nyanyi-nyanyi belaka.

Disela kesibukan berorganisasi dulu juga saya aktif bermain musik bahkan sudah rekaman dan menjadi Band Tamu di beberapa acara, saya ga akan bahas panjang lebar masalah ini.
Mungkin saya kira cukup untuk perkenalan masa lalu saya tersebut, bukan untuk pamer tapi sekedar menjalin perkenalan dan keakraban diantara kita saja.


Kita masuk ke tulisan inti saya ini yang berjudul “Modal Hape, Banjir Order Sampai Cape”. Tulisan ini bukan sebuah keluhan kecapean atau sebuah kebanjiran dari air hujan, yah bukan itu. Tapi ini sebuah motivasi bagi kita semua untuk memanfaatkan semaksimal mungkin barang yang kita miliki, untuk menambahkan penghasilan kita.

Kenapa saya sebut dengan tambahan penghasilan, memang fitrahnya manusia sering merasa kurang dengan penghasilan tetap yang dimilikinya. Lihat saja banyak karyawan dengan penghasilan besarpun masih mencari-cari penghasilan tambahan lewat jualan misalnya. Saya tidak menyalahkan hal itu, karena saya pribadi juga seorang karyawan swasta dan masih berjualan juga dirumah secara online. Selama barang yang kita jual halal dan cara yang kita lakukan juga halal serta tidak melalaikan kita dari beribadah, silahkan-silahkan saja. Pertanyaanya adalah sampai kapan kita menjadi anak buah orang lain? Kapan kita bisa mengatur waktu kita sendiri tanpa aturan dari orang lain? Ditambah lagi sistem kerja saat ini hanya memakai tenaga kita secara kontrak selama beberapa bulan/tahun. Pertanyaan berikutnya, apa yang akan kita lakukan setelah kita habis kontrak kerja sedangkan kita tidak memiliki pengalaman dan kemampuan apapun untuk menggali rejeki?

Berjualan, jangan pernah alergi dengan kata ini. Karena kata ini bisa menjadi alternatif terakhir ketika kita sudah sulit mencari penghasilan. Tapi seharusnya bukan menjadi pilihan terakhir juga, jadikan kata ini tempat perantara utama dalam ikhtiar mencari rejeki, mengapa? Karena setiap orang pasti membeli, membeli apapun dari bahan sandang, pangan sampai papan sebagian besar didapat dari membeli dan tidak semua orang “menjual” nah inilah mengapa saya katakana bahwa menjadi “Penjual” adalah peluang terbesar dari berpenghasilan, hampir setiap orang menjadi membeli tapi tidak semua orang menjadi menjual.

Di era teknologi informasi jumlah penjualan meningkat pesat. Berbagai kemudahan juga membantu kita untuk mendapatkan produk yang kita inginkan, Tinggal klik dari handphone yang kita miliki, barang yang kita beli akan sampai dikemudian hari. Inilah gambaran sederhana dari prilaku jual beli saat ini. Prilaku konsumtif yang tak terkendali ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin.

Bermodalkan HP kita sudah bisa berjualan yang penting kita memiliki produk atau kita bisa bergabung menjadi reseller toko online yang membuka peluang untuk reseller. Berbagai aplikasi android saat ini bisa kita maksimalkan untuk berjualan dan rata-rata aplikasi juga sudah menyiapkan program khusus bagi para penjual seperti di Facebook, disana ada menu untuk membuat fanpage produk kita dan kita bisa membuat promosi berbayar melalui fanpage tersebut, Di Instragram baru-baru ini juga melakukan pembaharuan diamaka kita bisa menyeting akun kita apakah untuk akun pribadi atau bisnis? Karena memang banyak sekali online shop yang memasang gambar barang dagangannya di Instagram dan banyak juga calon pembeli yang mencari produk yang diinginkannya melalui instagram. Dalam aplikasi Line juga terdapata program/aplikasi tambahan yaitu Line@(dibaca len et) line tersebut khusus bagi para penjual.  Untuk komunikasi dengan pelanggan kita bisa memanfaatkan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, BBm, Masanger dll selalin berkomunikasi secara privat dalam aplikasi pesan instan juga kita bisa membuat grup untuk memudahkan berkomunikasi dengan beberapa orang sekaligus dalam grup tersebut.

Ketika kita bisa mengoptimalkan semaksimal mungkin apikasi yang dalam HP Android, insyaAllah orderan akan lancar dan kita bakalan kewalahan..hee Bagaimana mau coba dengan Modal HaPe, Banjir Order sampai Cape, atau pikir-pikir dulu? tapi resikonya kamu akan tertinggal dengan yang lainnya dan kamu baru mulai sadar setelah jauh hari nanti.

Foto: Radar Semeru


Sebagai atelet tinju, cong kenek memang jarang guyon. Tapi, kamis sore itu atelet nasional itu suskes mencairkan Susana rapat dinas yang tegang. Hanya, gara-gara sms pamit mau tanding.

            Mat Tasan dan Mat Brudin sedang mengobrol  seirus di dalah satu  ruang kantor dinas di lingkup  pemkab lumajang. Disitu juga ada Yu Tub , salah seorang PNS yang dikenal supel dan gemar humor. Tapi, saking seriusnya pembahasan rapat disiang itu, semua sepertinya lupa bercanda.       
            Pembahasan rapat itu tak jarang deselingi perdebatan. Mat Tasan meinta begini, Mat Brudin minta begitu. Sementara Yu Tub minta yang begini sambil begitu. “kok malah debat ngene she rek, iki wayahe rapat kok renggang,” tegur Mat Nganu yang baru dating. Ketiga kawanan itupun kemudian melanjutkan rapatnya dengan serius. Sampai sore hari rapat itu  belum selesai.   “rek, iki wes bengi buyar disek maren,”ajak Mat Tasan. “iyo rek,wes wayahe balik. Soale dino kemis iki,” kata Mat Nganu.
            Namun disela-sela kesibukan rapat itulah, Mat Tasan menerima sms dari cong kenek. Tak lain adalah lelaki 40 tahun yang dikenal sebagai atlet tinju nasional andalan lumajang. Dan yang lebih membuta Mat Tasan terkejut sekaligus membawanya dalam pembahasan rapat adalah isi SMS-nya.” Assalamualaikum pak Mat Tasan. Saya mau pamit, saya bertanding melawan musuh yang cukup berat,”tulisnya pada Mat Tasan. “ waduh rek, koyok e kudu jenguk cong kenek iki. Soale arek e ape tanding iki. Sopo seng iso mbarengi budal, iki deloken dewe areke sms,” ungkap Mat Tasan.     
            Mat Nganu, Mat Brudin dan Yu Tub sama-sama mencari alas an. Keran jika mendapat jatah mendampingi cong kenek, acara mereka sendiri akan batal. “wes kesel rapat sik di kongkon mbarengi, wegah aku pak,” kata Mat Nganu. “aku enek acara loh pak, gak iso di ganggu,” kata Mat Brudin. “ sori rek, jadwalku senam karo creambath, dadi sepurane seng akeh,” kilah Yu Tub dengan luwesnya.
            Akhirnya Mat Tasan lah  yang harus menjadi wakil. Sebab, semua alasan sudah habis digunakan anak buahnya. “ y owes rek, ben aku ae sing mbarengi cong kenek kuwi, payah awakmu iki rek,” katanya bersungut-sungut.
            Sebelum  memastikan  untuk berangkat, Mat Tasan berkirim sms pada cong kenek dulu. “sik rek tak sms disek ae cong kenek,”katanya. “ cong, jadi bertanding nanti malam lawan siapa dan bertanding dimana,” tulis Mat Tasan pada cong kenek yang diberitahukan pada teman-temanya. “ wes rek mari tak sms,” ujarnya.
            Tak lama berselang, ketika HP dipegang Mat Nganu, cong kenek yang teak pernah di kenal suka bercanda akhirnya membalas. “ sik-sik-sik rek. Iki cong kenek mbales,” kata Mat Nganu. “ ayo di woco bareng – bareng terus sing gak iso budal kirim pandungo ben cong kenek menang,” sahut Yu Tub.
            Akhirnya, dibukalah isi SMS dari cong kenek. “ bertanding lawan istri pak. Kan sekarang malem jumat, ciee, ciee..” balas cong kenek dalam smsnya . serentak balasan tersebut  membuat  seluruh  peserta rapat njungkel –njungkel .
            Mat Tasan ngakak-ngakak sambil pegan perut. Mat Nganu  terpingkal-pingkal sampai matanya sutup. Sementara Yu Tub, perempuan supel itu sampai kepalanya di robohkan diatas meja sambil memegang perut.       
            Seluruh isi ruangan nggak menyangka . ternyata cong kenek yang dikenal tak  pernah bercanda, kali ini sukses ngerjain seisi rapat dikantor tersebut. “kurang ajar arek iki. Tak kiro gak iso guyon, tibakne nggarai wetengku senep,”kata Mat Tasan.
            Seisi ruangan itu pun buyar. Pembahsan rapat yang serius  jadi berubah gelak tawa. Sampai bubar rapat, semua masih mingkel-mingkel membaca SMS dari cong kenek.



Cerita Lelucon Dagelan Suroboyoan – Cerita lucu gaya arek Surabaya dengan dialek khas Suroboyoan. Dimana dalam pergaulan maupun kehidupan sehari-hari orang Surabaya biasa menggunakan bahasa Jawa dengan kata-kata yang (maaf) kasar. Jadi jangan kaget kalo guyonan sering terlontar daftar kata pisuhan (misuh, makian) semisal: jancok, taek, asu, bedes, nggatheli, kakikmu, cogrokmu, kakekane, nggapleki dll. Ojo nesu ya, kan just for ngajak ndagel thok. Cuma lelucon dagelan iseng buat bahan tombo ngantuk biar gak kumat gendhenge

lelucon boso jowo suroboyoan nggatheli

Arek-arek bonek Suroboyo...!! yok opo iki? Crito dagelane diterusno pora? Rasido? Yo wes... tak tinggal mlungker nek ngono

Lhoh... lhoh... lha kok arek-arek iki malah gemrudug ngeroyok aku ki yo’opo seh? Waduduh... guyon rek, guyon... rasah ngamukan ngono talah... Jancok tenan!! ndasku benjut kabeh ki lho...

Yo wes, timbang matek, tak lanjutke ae crito lelucon dagelan Suroboyoan iki. Mreneo kabeh nglumpuk sak kanca kancane cekno tambah rame
 
Crito Lucu Nasron (dudu Nusron) Daftar Dadi Polisi

Nasron: Pak, arep ndaptar nyalon dadi pulisi
Polisi: Umurmu piro?
Nasron: 40 tahun
Polisi: Ketuweken, gak memenuhi sarat
Nasron: Ojo gelem dibodoni karo sarat. Seng ngerti maksute sarat iku yo sing nggawe sarat. Opo sampeyan sing nggawe?
Polisi: Ngono? Yo wis sak karepmu... Lulusan opo?
Nasron: SD
Polisi: SD? Ora masuk kriteria
Nasron: Ojo gelem dibodoni karo kriteria. Sing ngerti maksude...
Polisi: Cukup! Ojo diterusno... Sing ngerti artine kriteria iku yo sing nduwe kriterio. Ngono to karepmu?
Nasron: Cerdas sampeyan
Polisi: Duwurmu piro?
Nasron: 140 senti
Polisi: Kependeken. Ora mlebu standart
Nasron: Ojo gelem dibodoni karo standart
Polisi: Cukup! Iso renang opo ora?
Nasron: Ora
Polisi: Nduwe catetan kriminal opo ora?
Nasron: Ono thithik... Tau kecekel pas main domino, pak
Polisi: Yo wes, koen di trimo. Mulai mene koen ditugasno nok unit anjing pelacak
Nasron: Tugasku lapo pak?
Polisi: Njenggong karo ngambus-ambus TKP
Nasron: Asuuuuu....!!

 
Ceritane cukup yo rek... aku ngantuk. Babah koen pisuhi, jare niat nggawe crito dagelan suroboyoan tapi kok mung sithik? Lha yo opo maneh, belungku rasane remek kabeh. Suwengi nglideng ngubengi Suroboyo teko Wonokromo sampek Mbungur nggoleki Cak Supali. Karepku arep kursus dadi dagelan sing mbanyol, eh... malah ketemu arek nggatheli. Yo wes, nek pingin moco guyonan boso Jowo koplak liyane, klik iki ae: dagelan jowo .Nok kono ono banyolan sak bajeg akehe!

Gara2 postingannya, jadi terkenal orang ini dan rame. Tapi sayang, terkenalnya bukan karena kebaikan, tapi justru terkenal dibully oleh netizen. Secara sadar atau tidak sadar, dia telah melecehkan/menghina hijab atau cadar.



Istri ana bercadar, tapi alhamdulillah tidak merasa kesulitan jika makan di tempat umum, karena sudah terbiasa. Seperti halnya ketika ingin menyusui bayinya, jauh lebih mudah melakukannya dibanding dengan wanita2 yg tidak berhijab, cukup melakukannya dibalik hijabnya, sehingga tidak terlihat oleh orang2. Justru wanita2 yg tidak berhijab akan kesulitan jika ingin menyusui (baca: nenen ASI) anaknya, kecuali jika dia sudah hilang rasa malunya, makan akan tetap menyusuinya di hadapan manusia dengan terlihat auratnya.
Kalo perhitungan kami, justru wanita2 yang tidak berhijab yang jauh lebih repot dibandingkan dengan wanita2 yang berhijab (syar'i). Ini perbandingannya...

– Ketika mau keluar rumah (ke pasar, kantor, kondangan, dll), wanita yang tidak berhijab akan direpotkan dengan make up atau merias wajah, rambut, dll, dan itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bisa setengah jam, atau sejam. Berbeda dengan wanita yang berhijab ketika akan keluar rumah, cukup mengenakan hijabnya atau cadarnya, sudah jadi…hanya sekitar 5 menit saja.

– Ketika duduk di tempat umum, wanita yang tidak berhijab akan sangat kerepotan, apalagi yang memakai rok diatas lutut, dia tidak akan bisa duduk dengan tenang, sebentar2 merubah posisi duduknya, membenarkan roknya, dan selalu menengok ke kanan dan ke kiri. Jika dia memakai baju yg pendek, maka akan lebih repot lagi, sebentar-bentar dia mengulurkan tangannya ke belakang pinggangnya untuk mengetahui apakah auratnya terlihat (celana dalamnya atau bokongnya). Benar2 sangat merepotkan sekali. Berbeda dengan wanita yang berhijab, dia bisa duduk dengan santai dan puas tanpa merasa takut auratnya terlihat.

– Ketika tiba waktu shalat dan kondisi sedang di luar, maka wanita yang tidak berhijab akan merasa kesulitan ketika hendak shalat (kecuali jika wanita tersebut tidak shalat). Dia akan mencari masjid yang menyediakan ‘mukena’, jika tersedia mukena di masjid, maka mukena itu sudah dalam kondisi yang kotor dan bau, bekas dipakai oleh ratusan orang, dan jarang di cuci, dan jika tidak tersedia, maka dia tidak shalat. Jadi mau tidak mau dia harus membawa mukena untuk setiap bepergian. Berbeda dengan wanita yang berhijab, dia bisa langsung shalat dengan pakaiannya sendiri, tanpa perlu membawa mukena atau mencari mukena di masjid.

– Kebutuhan wanita yang tidak berhijab lebih banyak dibandingkan kebutuhan wanita yang berhijab. Untuk pakaian, wanita yang tidak berhijab membutuhkan banyak pakaian untuk mengikuti perkembangan mode yang selalu berganti-ganti dari masa ke masa. Sedangkan wanita yang berhijab dalam berpakaian tidak mengikuti perkembangan mode, jadi tidak ada tuntutan untuk tampil modis. Untuk perhiasan wanita seperti make up, aksesoris, parfum, dll juga sama dialami oleh wanita yang tidak berhijab, yaitu membutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang berhijab. Contohnya make up atau parfum, wanita yang tidak berhijab lebih cepat menghabiskan make up dan parfum dari wanita yang berhijab, karena wanita yang tidak berhijab sering menggunakannya setiap saat, ketika mau keluar rumah, pergi kerja, ke pasar, kondangan, sampai melayani suami, sedangkan wanita yang berhijab hanya menggunakannya ketika melayani suaminya saja. Belum lagi wanita yang tidak berhijab juga membutuhkan perhiasan2 yang mengikuti perkembangan zaman seperti lensa mata, kawat gigi, rambut palsu, dsb, yang semua itu tidak dibutuhkan oleh wanita yang berhijab.

– Ketika ada aib atau cacat di tubuhnya yang nampak oleh manusia, maka wanita yang tidak berhijab akan sangat kerepotan sekali untuk menghilangkan aib tersebut atau menyembunyikannya, seperti jerawat, luka di kulit/koreng, dan lainnya. Berbeda dengan wanita yang berhijab yang tidak merasa khawatir karena tubuhnya sudah tertutupi semua.
Dan masih ada lagi beberapa perbandingan yang tidak disebutkan disini, karena perbandingan2 diatas sudah cukup untuk digunakan sebagai bukti bahwa wanita yang tidak berhijab itu lebih repot dan merasa kesulitan dibandingkan dengan wanita yang berhijab.

Ngawi Cyber

Diberdayakan oleh Blogger.