Foto: cong kenek
Ada-ada saja. Gara-gara terlilit hutang jual beli rumah, segala cara pun dipakai. Bahkan, nekat main judi ke luar pulau dengan omset miliaran. Lha kok ndilalah…. Tembus.

                Cong Kenek adalah orang yang dituakan di daerah selatan Lumajang. Umurnya sudah paruh baya dan menguasai ilmu tua. Pantas sajalah kalau banyak orang yang hormat dan tunduk kepadanya. Begitu juga dengan Mat Pi’i, meski dia adalah seorang pemuka agama, bahkan pemimpin pondok pesantren. Cong Kenek selalu dimintai pertimbangan oleh Mat Pi’i. Antara keduanya samasama menghormati satu sama lain. Di awal tahun 2000 lalu, Cong Kenek dimintai tolong oleh Man Kapit soal hutang. Tidak tangung-tanggung, Man Kapit harus membayar hutangnya sebesar Rp 800 juta. Hutang itu dari pembelian rumahnya. Dalam waktu satu minggu kalau tidak segera dibayar, maka rumah itu akan disita. “Piye iki Cong? Aku turu nangdi terus?” adu Man Kapit yang sudah lama mengenal Cong Kenek. Cong Kenek mau tidak mau harus menolong Man Kapit. Hubungan darah kedua orang itulah yang menjadi alasan paling besar Cong Kenek untuk memaksakan dirinya membantu. “Wah, berat iki Pit,” kata Cong Kenek. Man Kapit dijanjikan untuk esok harinya kembali ke rumah Cong Kenek.
                Dia beralasan ingin berpikir dulu untuk mencari solusi paling baik. Seperti dalam setiap persoalan yang dihadapi, Cong Kenek punya cara sendiri untuk mencari ide pemecahan permasalahan. “Sesok mrene maneh ae yo Pit,” katanya. Esok harinya, Man Kapit langsung ke rumah Cong Kenek dengan wajah yang tertekan karena hutang yang begitu besar. Apalagi waktu yang dia punya hanya seminggu saja. “Piye Cong wes nemu carane?” desak Man Kapit. “Ayo melok nang pondoke Mat Pi’i,” ajak Cong Kenek tanpa memberitahukan alasannya. Sesampainya di sana Cong Kenek langsung menemui Mat Pi’i. Dia pun menyampaikan apa masalah yang sedang dihadapinya itu. Tanggapan Mat Pi’i pun hampir sama, “Berat temen iki Cong.” Namun Cong Kenek tidak berhenti pada pemberitahuan masalah itu saja. Cong Kenek sudah mempersiapkan ketika akan bicara ke Mat Pi’i. “Ngene Mat, soal utang iku kan hubungan hablum minan naas,” kata Cong Kenek mengawali. Jelas Mat Pi’i langsung mengkerutkan dahinya. Cong Kenek kemudian bilang setelah hubungan antar manusia selesai baru kewajiban hablum minallah. “Awake dewe nek mati, iseh duwe utang ora oleh dikubur. Iyo kan Mat?” katanya. “Lha terus opo maksute Cong?” balas Mat Pi’i penasaran. Cong Kenek meneruskan. Waktu untuk melunasi hutang itu begitu singkat. Tidak bisa jika mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu semingg, apalagi sehari. “Kecuali judi Mat,” kata Cong Kenek. “Lah lah lah,” Mat Pi’i kaget bukan main. Karena itu jelas dosa besar. Namun Mat Pi’i tidak langsung mengiyakan atau bahkan menolak. Dia terlihat berpikir dari perkataan Cong Kenek yang baru saja dia dengar. Setelah berpikir beberapa saat, Mat Pi’i memberikan syarat kepada Cong Kenek. “Kudu onok modale Cong,” Cong Kenek langsung sumringah. “Beres Mat,” jawabnya tanpa menunggu lama. Man Kapit hanya punya modal Rp 10 juta.

                Sedangkan uang yang dibutuhkan untuk modal judi dan transport itu sampai Rp 20 juta. Kemudian dia ingat dengan salah satu temannya di Bali. Mat Tasan diteleponnya untuk meminjam uang. “Nyilih, paling seminggu tak balekno Mat,” kata Cong Kenek. Cong Kenek pun langsung mendapatkan transferan pada esok harinya. Uang 20 juta sudah berada di tangan. Cong Kenek langsung datang lagi ke pondok pesantrennya Mat Pi’i. “Yowes ayo budal,” kata Mat Pi’i mengajak Cong Kenek dan Man Kapit. Ternyata tiga orang itu pergi ke Batam. Karena waktu pembayaran sudah semakin dekat, mereka pun naik pesawat. Tibalah mereka di Las Vegasnya Indonesia. Sebuah tempat perjudian paling besar se Asia Tenggara. Mereka masuk ke arena perjudian itu bertiga. Dengan membayar uang masuk sebesar Rp 10 juta, mereka bisa mendapatkan fasilitas berupa makan apapun gratis. Tapi Cong Kenek tidak terlalu menghiraukan itu. “Niate awake dewe cuman nggolek duwit,” pesan Mat Pi’i. Entah dengan ilmu apa, Mat Pi’i memenangkan perjudian itu dalam waktu tidak lebih dari dua jam. Bahkan hanya dalam dua jam itu dia mendapatkan uang sebesar Rp 1,8 miliar. “Alhamdulillaaaaah,” kata Cong Kenek. Tidak tergiur dengan kemenangan besar itu, mereka pun langsung pulang. Sampai di pondok pesantren Mat Pi’i, uang itu langsung dibagi. Prioritas utama adalah hutang Man Kapit. Sekitar Rp 1,3 miliar diberikan kepada Man Kapit. “Iki sak bungane. Bayarono. Sisane ojok digae mangan yo,” kata Mat Pi’i. Man Kapit pun senang bukan main. Dia pulang bersama dengan Cong Kenek. Sisa uang sebesar Rp 500 juta diserahkan kepada Cong Kenek. Tapi Cong Kenek malah menolak. “Aku cuman butuh gawe transport ae Mat. Rp 500 ewu ae. Sisane gawe bangun dalan deso kene ae Mat,” katanya. “Yo wes nek ngunu Cong. Aku yo gak pengen duwet haram ngene,” kata Mat Pi’i. Mereka pulang dengan hati yang lega. “Nek ngene kan iso ngibadah karo ati sing tenang,” kata Cong Kenek kemudian pamitan ke Mat Pi’I sambil cekikikan.

Foto: Cong Kenek
Videotron lagi jadi “trending topic” di Lumajang. Jadi obrolan di mana-mana. Juga di warung kopi. Arah pembicaraanpun ngalorngidul. Ada yang serius. Tak sedikit yang aneh-aneh dan liar.

              Kedatangan Cong Kenek di warung kopi kawasan Toga Lumajang langsung me mecahkan obrolan diskusi. Mat Tasan, Mat Nganu dan Mat Pi’i langsung me ngubah posisi duduk mendengar informasi yang dibawa lelaki asal perumahan Sukodono Lumajang ini. Penyebabnya, pria berumur 40 tahun ini langsung nyambung disaat diskusi videotron. “Lek omong videotron ojok ndakik-ndakik rek. Iku cuma uji coba,” ujar Cong Kenek menyela perbincangan. Tiga temannya langsung terkejut. “Dadi selama ikisik uji coba?” tanya Mat Tasan. “Ah, ngawur awakmu Cong. Mosok uji coba koyok ngonocarane,” sahut Mat Nganu. “Iyocong, lek uji coba iki cu ma sedino rong ndino, gakbendino koyok iki,” sahut Pi’i.  Cong Kenek langsung memberi penekanan. “Jelas iku rek, sik diuji coba. Wedi listrikegak kuat, wedi tiange putung, wedi tampilane burek. Yoiku sing bener. Mosok barang ujicoba ape didemo,” sindir Cong Kenek karena dari tadi tujuan diskusi untuk berdemo.

                Klarifikasi dari Cong Kenek malah jadi tertawaan. Semua terpingkal-pingkal mendengar penjelasan Cong Kenek. “Ha ha ha, awakmu iki sik mabuk tah Cong. Ngombe mambengi mabuk saiki tah,” ledek Mat Tasan. “Duduk rek, arek iki sik mendempurel JLT,” sindir Mat Nganu. Cong Kenek lagi-lagi muntab. “Loh tenananiki rek. Iku inpo A satu wisan. Gak kiro meleset. Ketimbang awakmu kabeh podo isin, mending ikuti info teko aku siktas,” timpal Cong Kenek. “Ngawur awakmu Cong. Ikungono awakmu dibujuki karo wong-wong pejabat. Mosokenek uji coba sak teruse,” kata Mat Pi’i. “Lek uji coba gakngonocarane, mosoktampilane iklan rokok. Enak lak an, iso promo gratis. Gak bayar listrik, gak bayar pajek,” sambung Mat Nganu. Mat Tasan yang muntab karena diganggu, lalu membuat perumpamaan. “Ngene Cong, umpomo awakmu ape rabi, terus wedigak cocok dijajal disek. Di uji coba seminggu. Iso hamil opo gak? Mari ngono gak iso hamil. Akhire uji coba gagal. Gelem anakmu di uji coba koyok ngono,” papar Mat Tasan. Seketika itu Cong Kenek langsung terdiam. Lantas dia merengut. Dahinya mengernyit dalam-dalam. Bibirnya juga bergetar. “Yo aku gak gendeng rek. Mosok anakku ape diuji coba. Emoh aku,” jawab Cong Kenek. “Lah bener kan Cong. Podo karo videotron. Mosok sampek saiki sik uji coba. Wes gak bayar pajek, gak bayar listrik, ngerusak rencana kabupaten layak anak maneh,” ungkap Mat Tasan yang bikin Cong Kenek manggut-manggut. “Terus berarti aku iki dibujuki yo rek,” tanya Cong Kenek. “Gak cuma dibujuki Cong, tapi yo masuk kategori pembodohan, ha ha ha,” sambung Mat Nganu. “Lah, berarti podo karo awakmu kabeh. Kenek pembodohan pisan,” katanya. “Loh, kok iso Cong?” tanya Pi’i. “Yo iso, lawong videotron dibayar gawe duite rakyat, awakmu bayar, lek aku gak tau bayar pajek, ha ha ha,” sindir Cong Kenek yang bikin tiga kawanan tersebut tercengang sesaat.  “WesCong, ndak usah kakean acara. Lek ape melu demo ayo bareng sesok,” kata Mat Tasan. “Ah gak kiro wani demo rek, Cong Kenek lek demo dijewer karo bojone, maklum dia kan masuk lelaki takut istri, ha ha ha,” sindir Mat Nganu.  Gunjingan itu membuat Cong Kenek merasa kewalahan. Diapun mencari-cari alasan untuk pergi. “Sik rek, aku ape metu dilut,” katanya beralasan. “Ah, gak kiro, paling awakmu ape balik. Dicelok bojone rek. Maklum dia kan suami penurut istri, ha ha ha,” jawab Mat Tasan yang membuat Cong Kenek langsung pergi.

Foto: Cong kenek
Sepandai-pandai tupai melompat, eh akhirnya kejungkel juga. Sepandai-pandai menutup rahasia eh kebongkar juga. Selingkuh dengan Pak Inggi, eh nggak tahunya…

                Cong Kenek dan Yu Tub asal Pasirian merupakan pasangan suami istri yang dikenal romantis. Keduanya jarang sekali terlihat bertengkar. Bahtera rumah tangga mereka di hadapan tetangga dan teman-temannya dikenal harmonis. Maklum, karena dulu pasangan ini menikah lantaran cinta mati. Namun, di tengah perjalanan perahu rumah tangga itupun mulai goyah. Sebab Yu Tub tak mampu merawat diri. Membuat lelaki 35 tahun ini mulai lirik sana-sini. Termasuk melirik Yuk Nah, teman dekatnya semasa SMA. Cong Kenek dan Yuk Nah pun sering pon-telponan. Untuk mengelabui Yu Tub, nama kontak di phonebook HP Cong Kenek, Yuk Nah diberi nama Pak Inggi. “Wes lek ngeneh ceritane, maki sampek njungkel nggoleki gak kiro ketemu,” ucap Cong Kenek pada Yuk nah melalui telepon saat Cong Kenek di rumahnya. “Apane mas,” katanya. “Iki loh, awak dewe telepon bendino gak kiro ketemu, soale jenengmu tak jenengi Pak Inggi,” kata Cong Kenek. Yuk Nah yang statusnya menjanda setahun ini pun akhirnya ngakak-ngakak. “Walah mas-mas. Mosok dijenengi pak Inggi. Aku loh mas, ndakpopo dimadu, kan kari rundingan karo Yu Tub toh mas,” katanya. “Woooh, ndak sesederhana itu Yuk Nah ku sayang, wes ndak usah bahas iku.
                Aku saiki ape ngurus kerjoan, terus kita ketemuan di tempat biasa ya,” kata Cong Kenek lalu menutup teleponnya. Belum sampai telepon ditaruh, dari dapur munculah Yu Tub. “Iku sopo iku dicelok say-say, barongsay opo sopo pah,” seloroh Yu Tub dengan perasaan penuh curiga. Cong Kenek awalnya gugup. Tapi karena sudah dipersiapkan segalanya, dia malah melabrak balik. “Aku iki kok diarani selingkuh ae. Aku lo gak pernah selingkuh. Iki deloken sopo sing tak telepon siktas. Iki deloken-delokeeeeen,” kata Cong Kenek menantang. Yu Tub langsung ngerasa klejingan alias kecele. Karena, dari HP Cong Kenek terlihat panggilan masuk adalah dari nama Pak Inggi. Diapun hanya terdiam lalu merunduk dengan muka penuh malu. “Yowes, jenenge wong curiga kan gapopo, gak nuduh ae,” jawab Yu Tub. Usai itu, Cong Kenek bergegas pergi meninggalkan rumah. Sebab, dia harus menyelesaikan pekerjaannya lalu bertemu dengan Yuk Nah di tempat biasa janjian. Apesnya dia, HP nya tertinggal di rumah tanpa sepengetahuannya. Sementara di rumah, ada Mat Tasan, teman Cong Kenek yang datang bertamu. “Tub, neng endi bojomu, ape tak ajak neng pak Inggi,” katanya. “Wes budal cak, siktas metu iki,” katanya. “oh yowes, aku nyusul pisan wes,” kata Mat Tasan lalu pergi. Nah, disaat itulah, Yuk Nah yang menunggu lama di tempat biasa merasa galau. Karena Cong Kenek yang ditunggu-tunggu gak datang. Akhirnya diapun menelepon Cong Kenek. Setelah sekali tak ada respons, diapun terus menelepon sampai nyambung. “Halooo, sampean iki nyampek endi mas, aku ngenteni ket mau,” tanya Yuk Nah lewat telepon. Yu Tub tak langsung menjawab. Dia hanya diam saja sambil mengamati suara si penelpon yang bernama Pak Inggi di HP suaminya itu. “Mas, ayo tah ndang dijawab, aku wes kesel ngenteni ket mau,” tambah Yuk Nah yang membuat Yu Tub terkejut campur curiga.

 Dia juga mulai paham suara di penelepon tersebut. Tapi, Yuh Nah terus-terusan nyerocos sambil mengeluh. Karena pertanyaannya tak dijawab dan merasa diabaikan. Akhir nya, setelah berani memastikan suara si penelepon, diapun langsung melabrak. “Wes cukup, aku ngerti awakmu Yuk Nah, konco SMA ku. Yoh koncone bojoku pisan toh. Nah, awakmu kok tego berbuat ngeneh neng aku Nah,” keluh Yu Tub. Yuk Nah seketika itu langsung terdiam. Dia kaget bukan kepalang, karena Yu Tub tahu siapa dirinya. Diapun terpaksa mengakui bahwa nama Pak Inggi di HP Cong Kenek itu adalah dirinya. Bahkan, setelah didedes oleh Yu Tub, diapun mengaku sering ketemu sampai terlibat urusan hati dengan Cong Kenek. Keduanyapun mengakhiri telepon dengan ngambekngambekan, saling mengumpat dan saling mengancam. Tak lama berselang, setelah sam bungan telepon itu tertutup, datanglah Cong kenek dengan tergesa-gesa. Tanpa basa-basi, Yu Tub langsung melabraknya. “Ngeneh iki sing diarani bojo setia. HP dijenengi Pak Inggi. Tibakne ikuh Yuk Nah. Wong lanang kurang ajiar iki jenenge,” labrak Yu Tub. Cong Kenek yang sudah ketangkep basah inipun tak bisa menjawab apa-apa. Dia hanya terdiam sambil duduk dan merunduk di kursi tamu rumahnya. Sementara Yu Tub terusterusan mengumpat-ngumpat sampai puas. Membuat Cong Kenek hanya bisa cengar-cengir ngaplo campur malu.

Foto: cong kenek
Maunya sih buat kejutan istimewa di hari bersejarah istri tercinta dengan membelikan HP baru sebagai hadiahnya. Namun, kejutan itu gagal. Gimana mau surprise, istri sudah dengar saat Cong Kenek diajak ngomong soal HP baru itu oleh temannya lewat telepon. Lho, kok bisa?

            Cong Kenek ternyata romantis juga. Pria 33 tahun asal Keca matan Kota Lumajang ini ber maksud memberikan kado istimewa kepada istrinya yang ulang tahun. Awalnya, sebenarnya dia agak lupa dengan hari ulang tahun istrinya itu. Namun, ketika Man Kapit rekan kerjanya sedang menggoda temannya yang ulang tahun, dia jadi ingat. “Weeeh, arek iki ulang tahun tibake, tak chat sek kaaaaah,” kata Man Kapit sambil mengirimkan pesan terhadap temannya yang ada di dunia maya itu. “Loh, iyo rek, diluk engkas bojoku ulang tahun pisan iki,” kata Cong Kenek menanggapi celotehan Man Kapit. “Iyo tah mas? Waaaah kudu ngasih hadiah istimewa sampean ini,” timbang Mat Brudin, rekannya yang lain. “Iyo tah bang, ayok tak terno lek ape golek hadiah bang,” Kata Man Kapit menyahut penyataan Cong Kenek. “Iyo iku bang, aku bengong iki ape ngekei hadiah opo neng bojo,” jawab Cong Kenek. Ketiganya diam sejenak, sambil memikirkan kira-kira hadiah apa yang pantas diberikan Cong Kenek terhadap istrinya itu.
                Beberapa tawaran hadiah tidak cocok di hati Cong Kenek. “Bojone sampean pengennya opo seh mas?” tanya Mat Brudin. “Ooo iyo, sabene bojoku omong lek pengen hape anyar jare,” kata Cong Kenek menjawab pertanyaan Mat Brudin. “Laah, iku wes ketemu ayok wes tak terno neng toko hape terbaik sak majang mbek aku bang,” kata Man Kapit. Akhirnya, disepakatilah untuk memberlikan HP anyar sebagai hadiah Cong Kenek kepada istri tercintanya. “Wes bang, gak usah bingung, kita order teko kene ae, pakek kartu kredit ku ben gak ruwet,” kata Man Kapit. “Mantab iku wes mas,” kata Mat Brudin ikut-ikutan. “Yowes bang, aku tak buka situs belanja online iki, tak golek hape paling anyar sak antero raya,” kata Cong Kenek dengan semangatnya. Order pun dilakukan, tinggal menunggu hari di mana hape yang dipesan datang bertepatan dengan ulang tahun sang istri. Keesokan harinya, Cong Kenek yang saat itu berada di rumahnya tiba-tiba ditelepon Man Kapit tentang keperluan kantor. Karena HP Cong Kenek rusak, sehingga telepon Man Kapit di-load speaker, dan istrinya juga ikut mendengarkan. Di akhir perbincangan, Man Kapit yang tidak tahu jika istri Cong Kenek juga mendegarkan, tiba-tiba membahas masalah handphone yang akan diberikan Cong Kenek kepada istrinya. “Kok semangat ngunu samean bang? Opo polane ape ngasih hp baru neng bojo tah,” kata Man Kapit. Pertanyaan Man Kapit membuat istri Cong Kenek penasaran. “HP opo bang, endak ngunu,” kata Cong Kenek mengalihkan omongan. “Siiih, seng buat surprise pas di ulang tahun istri,” kata Man Kapit yang membuat Cong Kenek langsung menutup telponnya.

 Malam harinya, Cong Kenek datang ke kantor dengan wajah sedikit lesu. “Lah, opoo mas kok ketok hak bergairah ngunu samean?” tanya Mat Brudin, yang saat itu sedang di depan komputer. “Man Kapit iku gak genah,” jawab Cong Kenek singkat. “Opoko bang, kok aku gak genah barang,” jawab Man Kapit yang saat itu sedang berada di dalam kamar. “Surprisenya wurung wes,” kata Cong Kenek lagi. “Lah, opoko bang? Kok wurung, diundur tah ulang tahune?” jawab Man Kapit. “Wes ngerti, lek HP ku kudu di-load speaker nelpon dadi omong masalah HP anyar, yo adek ngerti wes bang,” kata Cong Kenek. “Loh, sorry bang aku lali yo lek hapene sampean koyok ngunu,” kata Man Kapit menyesal. Lantas semuanya diam, dan Cong Kenek memanfaatkan situasi itu untuk mendapatkan sesuatu dari Man Kapit. “Wes ngene ae bang, engkok lek ono rahasia di antara kita gak terbongkar, aku ape tuku HP pisan yo, gae kartu kredite sampean,” kata Cong Kenek. Mak Kapit yang sudah merasa bersalah itu, lantas tak bisa menolak permintaan Cong Kenek. “Iyo wes bang, pokok samean memaafkan salahku,” kata Man Kapit. Alhasil, dari situasi itu, Cong Kenek masih bisa memanfaatkan temannya untuk mendapat smartphone baru

ngawicybers.blogspot.com kali ini akan membahas mengenai bagaimana cara yang paling mudah untuk membuat paket TM/Talk Mania di kartu Telkomsel.

Seperti yang kita ketahui jika kita sedang menelepone orang lain maka kita akan di kenakan biaya telepon normal, dalam menelepon pastinya kita tidak dapat langsung mengarah ke topik pembicaraan, ya yang pastinya kita mengucap salam, dan kabar paling sedikit.

Tetapi saat mengucap salam dan menanyakan kabar saja kita akan terkena pulsa standard/ sama dengan tanpa paket, itu sama dengan bicara dengan harga normal, sedangkan kalau berbicara normal di kartu telkomsel akan mengeluarkan biaya mahal.


Jika 5 menit maka akan di kenakan biaya 4800 pulsa, nah itu kalau 1 menit itu perhitungannya 5000 di bagi 5 ya jadinya 1000, pastinya kalau terus-terusan seperti itu akan memakan biaya yang sangat besar, apalagi kalau kita sering lupa dengan waktu saat bertelepone.

Nah untuk itu ngawicybers.blogspot.com akan berikan caranya untuk menghemat pengeluaran saat bertelepone yaitu dengan membuat paket TM.

TM/ Talk Mania adalah solusi bagi anda yang suka bertelepon dan ingin mengirit karena dengan TM ini anda bisa bertelepon selama 1,4 jam/100 menit hanya dengan harga 1200 saja, sunggu murah sekalikan.

Untuk caranya mari simak berikut ini.

Buat sms dengan isi harus huruf besar

Anda mau buat paket yang mana
1.TM SUPER lalu kirim ke 8999 atau ke *999#      per setengah hari biaya 1000
2.TM JUMBO lalu kirim ke 8999 atau ke *999#    per 1 minggu 12.500
3.TM ON lalu kirim ke 8999 atau ke *999#      biaya 2500

TM SUPER biasanya bagus di gunakan pada nomor Telkomsel lama seperti 0812 karena akan mendapatkan biaya yang murah dengan waktu yang lumayan banyak.

TM JUMBO adalah paket yang harus mengeluarkan biaya yang besar dan waktu batasnya juga terbilang besar yaitu hingga 1 mingggu dengan biaya 12.500.

TM ON adalah paket nelpon yang bisa anda gunakan ketika waktu pembuatan paket nelpon TM SUPER sedang ermasalah atau sedang habis masa waktunya atau bahasa lainnya adalah kepepet.

Sekian yang dapat ngawicybers.blogspot.com  berikan kali ini, Terimakasih

AWAL MULA

Awal bulan diakhir tahun in, kita masih disibukan dengan isu tentang kasus penistaan Agama oleh tersangka Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Berawal dari video yang diambil oleh Buni Yani yang didapatkan dari video yang diunggah oleh pemprov DKI berkaitan tentang penyuluhan program pemerintah di kepulauan seribu. Video ini menjadi viral tersebar diberbagai social media. Bukan program yang disampaikan kepada masyarakat yang menjadi permasalahan, tapi potongan kalimat “…Dibohongi pakai surat Almaidah 51….” Yang menjadi sorotan berbagai kalangan. 

Sontak hal ini membuat heboh masyarakat, banyak umat muslim yang merasa tersinggung atas ucapan gubernur Jakarta tersebut. Karena dinilai ucapannya ini sangat tendensius, yang rawan dan memancing terjadinya konflik ditengah masyarakat. 

Gejolak opini membludak juga di social media. Masyarakat muslim, para ulama, kiayi, ustadz sangat tersinggung atas ucapan tersebut. Mereka menuntut agar ahok diperiksa dan dihukum atas perkataanya. Dorongan tuntutan terus mengalir ditengah masyarakat. Namun sepertinya tuntutan ini tidak mendapatkan respon yang cepat dari pihak kepolisian. Timbulah aksi masa yang menuntut agar ahok diadili atas ucapanya tersebut. Aksi masa pertama kali dilakukan pada hari Jum’at 14 Oktober 2016 dengan diikuti sekitar ratusan ribu masa.


Bebebrapa waktu berlalu akan tetapi tak kunjung diperiksa juga Pa Ahok itu, masyarakat semakin geram dan merencanakan untuk melakukan aksi masa lanjutan.

AKSI MASA LANJUTAN, TIMBULNYA 411

Aksi lanjutan yang ke 2 dilaksanakan pada 4 November 2016 atau dikenal juga dengan aksi 411. Masa yang hadir di aksi ke 2 ini lebih banyak dari peserta aksi yang pertama. Diluar dugaan intelejen masa membeludak sampai ke jalan dengan satu suara dan tuntutan yang sama “Penjarakan Ahok”. Aksi yang dimulai setelah shalat jum’at di masjid Istiqlal tersebut berjalan lancar, aman dan tertib sampai sore hari. Namun sayang ketika matahari mulai tenggelam dan malam mulai menyelimuti timbul tindakan-tindakan provokasi dari sebagian peserta aksi masa yang menyebabkan ada sedikit bentrokan antara peserta aksi dan pihak keamanan. Tapi kejadian ini bisa direda sampai akhirnya suasana bisa kondusif kembali hingga sampai akhirnya masa membubarkan diri ketika dini hari.



Tuntutan masa di aksi 411 adalah sama halnya dengan tuntutan pada aksi yang pertama yaitu “Penjarakan Ahok” setelah aksi 411 ini selesai. Polri mulai memeriksa ahok atas dugaan penistaan Agama. Proses pemeriksaan ini menjadi sorotan media & netizen. Presiden menghimbau agar kasus ini dibuka secara transparan dan tidak ada intervensi dari pihak manapun .

MENJADI TERSANGKA TAPI TAK DITAHAN?

Setelah dilakukan pemeriksaan akhirnya ahok ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan Agama. Tapi  masyarakat masih kecewa, Karena walaupun ahok sudah resmi menjadi tersangka tapi belum dilakuka penahanan oleh pihak kepolisian.

RENCANA LANJUTAN AKSI BELA ISLAM JILID III

Luka umat muslim belum terobati, GNPF MUI menjadi organisasi terdepan yang mewakili masyarakat muslim untuk menuntut pemerintah agar segera mengadili Ahok berencana untuk kembali melakukan aksi selanjutnya dengan tuntutan yang sama dengan tuntutan pada aksi jilid 1 dan 2. 

HAMBATAN DARI KEPOLISIAN?

Awalnya beredar kabar bahwa aksi bela islam jilid III/3 ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 November 2016, tapi ternyata waktunya berubah menjadi tanggal 2 Desember 2016 atau dikenal juga aksi 212. Sebelumnya terjadi sedikit gesekan antara pihak GNPF MUI dengan pihak kepolisian berkaitan dengan aksi ini, Karena pihak kepolisian seakan menghambat warga yang akan melakukan aksi bela islam jilid 3 ini. Bahkan tersevar kabar PO bus pun dilarang untuk mengangkut jama’ah dari luar kota yang akan datang ke Jakarta mengikuti aksi ini. Tapi yang luar biasa adalah hal tersebut tidak menghalangi dan menghambat keinginan masyarakat untuk datang ke Jakarta. Salah satu rombongan masa yang menjadi perbincangan adalah masa dari Ciamis Jawa Barat yang memutuskan untuk berjalan kaki dari Ciamis ke Jakarta untuk mengikuti aksi bela islam jilid 3. Aksi berjalan kaki ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari masyarakat lainnya.

Menjelang hari H Aksi Bela Islam Jilid 3, diadakan pertemuan oleh panitia aksi dan pihak kepolisian membahas tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada 212 besok. Termasuk berkaitan dengan keamanan dan ketertiban agar aksi ini tetap berjalan damai tidak merakhir dengan hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Dalam pertemuan tersebut pula disepakati bahwa pihak kepolisian tidak akan mempersulit masyarakat dari daerah untuk datang ke Jakarta mengikuti aksi ini Bela Islam Jilid 3

AKSI SUPER DAMAI BELA ISLAM JILID III - AKSI 212

Setelah kesepakatan yang dilakukan oleh panitia GNPF MUI dan Pihak kepolisian tentang aksi damai ke 3 yang dilakukan oleh masyarakat yang menuntut agar Gubernur Jakarta segera ditahan atas dugaan penistaan Agama, akhirnya diputuskan dan disepakati bahwa aksi tersebut dilangsungkan pada tanggal 2 Desember 2016 dan berpusat di Monas, konsep acara juga berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya. Pihak GNPF MUI dan Polri membuat acara yang bersifat keagamaan seperti Doa & zikir bersama yang diakhiri dengan shalat jum’at berjama’ah di lapangan Monas.

KEHADIRAN PRESIDEN JOKOWIDODO

Aksi berjalan dengan damai dan tertib tanpa ada kendala sama sekali, jumlah peserta aksi membeludak diluar dugaan panitia dan pihak keamanan, tapi Alhamdulillah, aksi berjalan dengan sangat kondusif dan berjalan sesuai dengan temanya “Aksi Super Damai”. Diakhir acara Presiden Joko Widodo menyempatkan hadir di tengah-tengah kerumunan masa, untuk menyampaikan apresiasinya kepada peserta aksi yang melangsungkan aksi ini dengan tertib dan damai, beliau juga mengucapkan selamat kembali ketempatnya masing-masing dan membubarkan diri dengan tertib.



Aksi Super Damai , Bela Islam Jilid 3 ini memberikan kesan tersendiri kepada masyarakat yang mengikutinya, haru bercampur syukur menjadi satu atas kecemburuan dan kecintaanya kepada kitab suci yang mendapatkan perlakuan kurang menyenankan dari seorang pejabat yang sedang menyampaikan perkataan yang menyakiti saat penyuluhan program-program pemerintah.

Bagi sebagian orang yang tidak mengikuti aksi ini, tidak menghalangi mereka untuk mendoakan keselamatan kepada para peserta aksi dan bangsa Indonesia, selain doa bantuan berupa logistik juga mengalir deras dari para dermawan kepada peserta aksi. Saya termasuk orang yang meyakini bahwa demo adalah bukan jalan terbaik untuk menasihati pemerintah, namun saya tetap menghargai dan mengapresiai kecintaan mereka terhadap Agama dan Kitab sucinya.

Semoga Allah berikan hikmah atas kejadian ini dan diberikan petunjuk jalan yang lurus bagi kita semua.

"PERANG" BELUM BERAKHIR, BUNG!

Aksi telah selesai, berjalan dengan tertib dan damai. Apakah “peperangan” di dunia maya juga telah selesai. Apakah aksi saling sindir dan “nyinyir” sudah berakhir?, apakah tindakan saling menjatuhkan dan  memojokan sudah rampung?. Ternyata tidak, masing-masing oknum masih mencari-cari cacat baik kepada yang pro maupun kepada yang kontra atas aksi ini. Bahkan berbagai opini dan komentar di dunia maya terlihat lebih sibuk ketimbang aksi yang berjalan. Memanfaatkan situasi untuk menyerang kelompok-kelompok tertentu juga bermunculan. Tapi itulah karekteristik sebagian Netizan yang begitu senang untuk saling menghujat, berkata bebas seperti tak ada yang mengawasi, saling menghina dan mengolok-olok seperti menjadi tabiat mereka. Kita sepakat bahwa tindakan yang dilakukan tersangka merupakan kesalahan yang harus diadili oleh pihak berwenang, masalah pro dan kontra tentang aksi turun kejalan/demo seharusnya masing-masing pihak bisa menahan diri dan menghargai atas keyakinannya masing-masing, mengolok-olok orang yang meyakini bahwa aksi turun kejalan/ demo adalah perbuatan yang keliru tidak akan merubah keyakinan mereka, Karena pastinya mereka juga punya alasan tertentu kenapa mereka tidak ikut turun kejalan. Sebaliknya “nyinyiran” dari sebagian kita kepada masyarakat yang melakukan aksi juga bukan merupakan perbuatan terpuji.

AKSI SUSULAN 412, TANDINGAN?

212 berakhir, ternyata ada aksi susulan yang dimotori oleh partai-partai politik pendukung pemerintah. Acara ini mengusung tema “Parade Budaya, Kita Indonesia” yang dilaksanakan padi tanggal 4 Desember 2016, namun disayangkan aksi parade budaya ini dinilai telah menyalahi aturan tentang pemanfaatan CFD, Karena para peserta banyak yang mengenakan atribut partai seperti kaos, bendera, umbul-umbul dan sebagainya.

BOIKOT SARI ROTI?

Bola panas masih mengalir di lapangan media sosial, sensitifitas kaum muslimin Indonesia sedang tinggi-tingginya, ibarat bensin yang apabila kita sulutkan api akan sangat cepat membesar dan menjalar. Siapapun dia, apapun jabatanya, ormaskah, stasiun TV kah, perusahan besarkah apabila mereka salah-salah berucap atau berpandangan tentang aksi pembelaan terhadap Al Qur’an maka siap-siap untuk ditolak dan diboikot masyarakat. 

Sebut saja salah satu stasiun televisi terbesar yang dinilai tidak obyektif dalam pemberitaan aksi Super Damai 212, tidak hanya diusir saat peliputan dilapangan bahkan hastag boikotnyapun menjadi trending topik di Twitter. Mereka menganggap stasiun televise ini sering tidak adil dan obyektif saat menyuguhkan pemberitaan tentang Islam ke masyarakat. Al hasil stasiun televise ini sudah tidak mendapatkan simpati kembali dihati masyarakat atau minimal memiliki citra kurang baik dimata mereka.

Selanjutnya boikot produk Roti familiar yang sudah dikenal disekitar kita, berawal dari sebuah pengumuman/klarifikasi dari sebuah perusahaan roti tentang pembagian produknya secara gratis yang sebelumnya sudah diborong oleh seseorang untuk dibagikan secara Cuma-Cuma kepada peserta aksi. Alih-alih ingin menjaga Nasionalisme, keutuhan NKRI dan Bhineka Tungga Ika selanjutnya menyatakan bahwa tindakan tersebut (menggratiskan produk) diluar kebijakan perusahaan malah menjadi boomerang bagi perusahaan mereka sendiri. 

Banyak yang berkomentar bahwa tindakan perusahaan terlalu berlebihan dan seolah-olah menyatakan bahwa aksi damai 2 Desember 2016 tidak menjaga Nasionalisme, keutuhan NKRI dan Bhineka Tungga Ika . Hal ini mendapatkan banyak kritikan netizen dan berbagai kalangan, salah satu yang terbaik adalah dari Rendy Saputra. Sebenarnya bukan sebuah kritikan, hasutan untuk memboikot atau apalah itu tapi apa yang ditulis oleh CEO Keke Busana ini merupakan masukan terbuka yang ditujkan kepada manajemen perusahaan tersebut. Inti dari tulisan insan professional bisnis (begitu beliau memperkenalkan diri) adalah perusahaan harus mengevaluasi hubungan dengan publik, menurutnya tindakan tersebut berlebihan dan tendensius kepada kaum muslimin yang melakukan aksi 212. Selain itu perusahaan seharusnya memperhatikan juga muslim sebagai segmen pasar yang harus diprioritaskan mengingat bahwa kaum musimin merupakan konsumen terbesar perusahaan ini. Selanjutnya beliau menambahkan perusahaan sebaikanya menghindari isu kontroversial untuk meningkatkan branding dan dipikirkan kembali ujung dari viralitas tersebut membawa ke Brand Hell atau Brand Heaven. Terakhir dari tulisan beliau adalah agar perusahaan meminta maaf kepada kaum muslimin dan mengapresiasi keputusan peserta (aksi) yang meborong produk tersebut.

Sudah sampai disitu saja inti dari tulisan yang berisi tentang masukan beliau kepada pihak perusahaan roti yang membuat pernyataan klarifikasi terkait produknya yang dibagikan secara gratis kepada peserta aksi 212 dan tidak ada ajakan untuk memboikot produk roti tersebut dari tulisan diatas, Karena kita perlu memperhatikan juga bahwa dibawah perusahaan tersebut banyak kebutuhan ekonomi orang banyak salah satunya pedagang yang kemarin rotinya diborong juga. Bila mata pencaharian mereka terputus Karena aksi-aksi boikot serampangan ini  sangat disayangkan mengingat produk mereka pun adalah produk yang halal dikonsumsi oleh kita semua.

Menjadi pelajaran bagi kita semua, kejadian-kejadian yang telah kita lihat dan saksikan bersama merupakan sebuah reaksi dari sikap-sikap sebagian orang/kelompok yang meremehkan kekuatan kaum muslimin Indonesia yang merupakan Negara dengan berdasarkan ketuhanan yang maha esa dan jumlah penduduk muslim terbesar didunia. Menjadi pelajaran bagi mereka juga yang memandang sebelah mata kepada Agama Islam yang telah dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum Indonesia Merdeka. Puncaknya adalah ketika pejabat negeri ini berani secara terang-terangan berbicara tentang kitab suci Al Qur’an yang tidak diimaninya.

bersambung . . .

Nah pada artikel ini saya mau berbagi tentang apaitu telkomsel 4g dan bagaimana cara untuk mengupgrade kartu biasa/lama ke jaringan 4G LTE.

Namanya juga sudah 4G LTE pastinya keluaran terbaru dalam sebuah jaringan, untuk apa itu telkomsel 4g adalah:

Apa itu telkomsel 4G LTE  📶

Sebuah Jaringan baru yang di keluarkan oleh Pihak Telkomsel yang di selenggarakan untuk Memberikan jaringan Internet yang lebih Cepat dibandingkan dengan menggunakan Jaringan kartu perdana pada umumnya.

Apa itu telkomsel 4G LTE

Dalam 4G LTE ini anda tidak harus mengganti kartu anda seperti yang baru-baru ini di promosikan oleh Smartfren tetapi semua produk lamanya tidak berlaku lagi seperti Modemnya.

Bedanya Telkomsel 4G LTE ini anda bisa langsung mengupgrade Kartu Lama anda ke 4G LTE tanpa beli kartu baru, namun kalau mau membeli kartu baru juga anda bisa mengupgradenya.

Apasih Gunanya meng-Upgrade Kartu ke 4G LTE?

Gunanya adalah untuk memperkuat sinyal/jaringan baik itu Telepon, Internet/Browsing, maupun Download.

Nah untuk cara meng-Upgradenya anda bisa ikuti caranya di bawah ini.

Cara Upgrade ke 4G LTE


1.Upgrade Kartu/Sim Card Lama

Pertama anda bisa Hubungi *888*46#

Lalu Pilih yang pertama atau tekan Dapatkan Token/ PIN

Setelah itu Masukan nomor lama yang akan di Upgrade ke 4G

Akan ada pernyataan "Apakah benar nomor yang anda masukkan adalah 0812 **** **** " lalu pilih Ya untuk melanjutkan

Nanti anda akan di beri PIN yang harus anda catat di selembar kertas.

Lalu anda bisa kembali.

Selanjutnya Hubungi *888*46# - Pilih nomor 2- lalu tekan Ya - Masukan Monor Lama anda yang ingin di Upgrade.

Setelah itu masukan PIN yang sudah anda catat tadi ke yang di minta.

NB: Perhatikan Huruf kecil, Huruf besar, dan Angkah.

 Lalu selanjutnya anda bisa tekan "Ya"

Selesai, tinggal tunggu hingga 15 menit.

Terakhir dapatkan Konfirmasi mengenai Upgrade Berhasil.

Sekian artikel Apa itu telkomsel 4G LTE, Bagaimana Cara Upgrade ke 4G LTE ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Foto: cong kenek



Beginilah jika tak teliti. Cong Kenek yang sakit gigi nyaris dioperasi sama dokter THT. Untung saja ada pasien lain yang mengingatkan. Jika tidak, bisa bablas gigi Cong Kenek.

                Cong Kenek benar-benar sedang tak beruntung. Sudah tanggal “berjenggot”, bodinya sedang tak stabil. Cong Kenek sedang dirundung sakit gigi dan meriang tak karu-karuan. Pagi-pagi benar Cong Kenek sudah bangun. Bukan karena kebiasaanya yang tertib bangun pagi, tapi Cong sedang tak enak tidur. Giginya cekot-cekot dan badannya hangat tak seperti biasanya. Cong Kenek bergegas bangun dari tempat tidur di kamar kosnya di daerah Klojen, Lumajang. Sambil memegang pipinya, Cong Kenek merintih kesakitan dan dengan muka masam dia mengeluh pada Mat Tasan. “Aduh, Mat... untuku loro tenan iki...,” keluh Cong Kenek pada Mat Tasan. Dengan nada datar Mat Tasanpun menanggapi santai keluhan Cong Kenek. “Biasa ae, Cong... Paling untumu lagi digerogoti uler,” katanya. “Yo paling, Mat... Ayo terno aku nang dokter,” pinta Cong Kenek pada Mat Tasan.
Mat Tasanpun menyanggupi ajakan Cong Kenek yang ingin pergi berobat ke dokter. Tapi Mat Tasan juga sadar jam masih menunjukan pukul setengah enam pagi. Jadi dokterpun belum ada yang buka praktik. “Sabaro, Cong... Mengko jamjam songoan baru tak terno awakmu,” masih dengan nada datar Mat Tasan menanggapi ajakan Cong Kenek. Selang beberapa jam, Cong Kenek kembali mengeluh pada Mat Tasan. “Ayo, Cong... Ayo, budal nang dokter. Aku wes gak kuat iki,” sambil memegang pipi dan meringis Cong Kenek mengajak Mat Tasan untuk mengantarnya ke dokter. Mat Tasanpun menyanggupi karena jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Diantarkanlah Cong Kenek oleh Mat Tasan ke dokter. Sesampainya di dokter, Mat Tasan langsung memarikir sepeda dan menggandeng Cong Kenek untuk masuk kedalam ruang praktik dokter. Mereka langsung duduk di ruang tunggu untuk menunggu giliran masuk keruang periksa dokter. Kebetulan, pada hari itu banyak pasien yang sedang antre. Iseng saja, Cong Kenek menyapa orang di ruang tunggu yang sepertinya juga sedang menunggu untuk dipanggil dokter. “Bu, sakit apa?,” tanya Cong Kenek sok akrab.

 Orang yang disapa Cong Kenekpun dengan nada datar menjawab, “Ini telinga saya kemasukan cutton bud,” ujar orang yang disapa Cong Kenek tersebut. Cong Kenek sedikit kaget dengan jawaban dari orang yang disapanya tersebut. Dalam hatinya, dia berpikir, kenapa orang ini akan memeriksakan telinganya pada dokter umum, bukankah seharusnya ke doter THT. Penasaran, Cong Kenek kembali bertanya. “Bu, kok periksa telinga didoter umum, bukanya di dokter THT?” Cong Kenek kembali bertanya. “Lah, kan yo bener, Mas. Iki kan ancen dokter THT. La sampen kate prikso kuping pisan kan?” orang yang disapa Cong Kenek itu kembali bertanya. “Waduh, dadi iki dokter THT?” sontak Cong Kenek bertanya kembali pada orang tersebut. “Aduh, kurang asem Mat Tasan iku, mosok aku loro untu digowo nang dokter THT,” gumam Cong Kenek dalam hati. Kemudian Cong Kenekpun langsung bergegas mencari Mat Tasan yang sedang menunggunya di luar ruang tunggu. “Kurang asem kon, Mat... Mosok aku mbok gowo nang dokter THT loro untu ngene,” amuk Cong Kenek yang langsung bertemu Mat Tasan di luar ruang tunggu. “Lah, yo ta, Cong? Aku yo gak weruh nek iki dokter THT,” jawab Mat Tasan. Sambil bergegas pulang, keduanya sama-sama baru melihat papan nama dokter di luar pagar. Ternyata benar, Mat Tasan tak memperhatikan papan nama dan keterangan spesialis dokter yang sebenarnya papanyna cukup besar itu. Memang benar, bahwa yang dikunjunginya itu adalah dokter THT dan baru di sebelah gedung dokter THT tersebut adalah dokter umum. Mat Tasan dan Cong Kenek pun langsung bergegas ke dokter sebelah gedung dokter THT tadi.

Foto: cong kenek


Banyaknya sepeda motor dengan merek dan warna yang sama tentu ada ruginya. Selain disebut-sebut pasaran kali ini juga bikin si pemilik bingung. Sampai lupa karena plat nomornya sudah berganti

               Di Kantor Kejaksaan Negeri Lumajang Cong Kenek terlihat buru-buru. Dia yang baru pulang dari mengurus nomor ken daraannya untuk diperpanjang langsung naik tangga. Saking terburunya, sejumlah teman yang sedang asyik kongkow-kongkow sekalipun juga tak disapa. Sampai-sampai Man Kapit me nyindirnya. “Aku yo pernah terburu-buru rek, tapi kalau ada teman ya pasti menyapa. Itu kalau aku loh rek,” ucapnya lantang sambil melirik Cong Kenek. Sambil jalan menaiki tangga, Cong kenek sempat membalas. “Sori brow… ini terburu. Urusan bangsa negara soal nya,” jawabnya sambil jalan yang ditertawakan Mat tasan dan Mat Pi’i yang sedang duduk bersama Man Kapit. “Alaaah, paling urusan kerjoan kamu ini Cong…Cong. Masak urusan kerjaan mengalahkan pertemanan. Gak setia itu namanya Cong,” tambah Mat Pi’i. Tetap saja Cong Kenek menaiki tangga. Dia terlihat tergesa-gesa mes kipun teman-temannya mengajak untuk menyeruput kopi barang sejenak. “Sori rek sori. Iki urusan negoro soale.
                Negoro lebih penting,” sanggahnya lalu hilang tertutup dinding-dinding kantor kejaksaan. Tanpa banyak tanya, Cong Kenek langsung menuju salah satu ruangan. Disana sudah ditunggu Mat Soleh di depan pintu. Rupanya Mat Soleh sedang menunggu salah seorang untuk ditemui. Kebetulan Cong Kenek yang punya tujuan sama niatnya bertemu bareng-bareng. Sesaat kemudian, merekapun terlihat menemui seseorang di kejaksaan negeri Lumajang yang kini berkantor di Jalan Pelita Lumajang. Entah apa yang didiskusikan, keduanya tampak murung. Cong kenek terlihat beberapa kali menggaruk-garuk kepala pertanda kecewa. Sementara Mat Soleh dengan gayanya yang santai hanya menteng kelek di hadapan seorang jaksa. Keduanyapun ditinggal begitu saja oleh seorang jaksa. Kembalilah mereka duduk di atas kursi tepat di depan pintu ruang Kajari. Cong Kenek menunjukkan raut muka kecewa, begitu juga dengan Mat Soleh. Itu karena mereka sudah menunggu berjam-jam tak membawa hasil memuaskan. Setelah lewat dua jam, mereka yang menunggu lama akhirnya menyerah. Keduanya turun dan menuju lokasi parkiran. Mat Soleh langsung mengambil sepeda motornya lalu tancap gas meninggalkan kantor kejaksaan. Sementara Cong Kenek terlihat lolak-lolok. Lagi-lagi dia ditegur teman-temannya.
“Cong, ngopi dulu lah Cong. Sini ngopi biar gak gagal paham,” celetuk Mat Pi’i. Mat Tasan menambahi. “Wes Cong urusan kerjaan gak akan ada habisnya. Tapi kalau teman sehidup semati Cong,” ucapnya senada meledek. Cong kenek yang kebingungan langsung saja mengumpat halus. “Sori rek, aku wes lali karo rikoriko iki. Jeneng-jenengmu kabeh aku yo wes pikun. Sori yo rek,” ucapnya sambil mondar-mandir mencari sepeda motornya yang diparkir berjajar dengan sepeda motor sejenis. Ucapan itu bikin teman-temannya sempat tersinggung. Namun tetap saja mereka meledek Cong Kenek. “Alah gayamu Cong-Cong. Coba ada duit pasti hilang pikunmu,” sindir Mat Tasan. Tetap saja Cong kenek tak menghiraukan. Dia tetap fokus memelototin satu persatu sepeda motornya. Justru dia sempat menuduh teman-temannya menyembunyikan sepeda motornya. “Wes rek, ojo guyon. Endio sepedaku rek, sepeda matic warna abang” tanya Cong Kenek dengan memasang muka cemberut. “Ngonoh iku rek lek sepeda pasaran. Akeh sing podo gak spesial blas,” jawab Mat Pi’i. “Yo wong olene 86 mesti lali,” jelas Mat Tasan. “Wes rek, ojok guyon. Endi sepedaku rek,”: ucapnya sambil berjalan menuju teman-temannya. “Cong, sepedamu kan diparkir di pojok situ, dekat tiang. Lah itu kan sepedamu Cong. Tempate tetep Cong,” ucap Mat Tasan. Spontan Cong Kenek terkejut. Dia baru sadar jika sepedanya tidak berubah posisi.

Hanya saja dia sedikit pangling karena nomor polisinya berganti. Yang baru saja diganti saat dia mengurus perpanjangan nomor kendaraan. “Waduh rek-rek, sori rek, soriii,” kata Cong Kenek sambil gelenggeleng. Spontan ungkapan itu bikin teman-temannya tergelak tawa. Mat Tasan, Mat Pi’i dan puluhan tamu di depan musala Kejaksaan terpingkal-pingkal. “Ngunuh iku lek kakean mikir negoro. Gak cuma pikun neng konco. Neng sepedamotore dewe yo pikun rek,” sindir Mat Tasan yang menambah teman-teman lainnya terbahak-bahak. “Yo ora po opo Cong. Sekalikali sesok bojomu konokne yoh. Omongo lek awakmu wes lali dadi bojone ha ha ha,” ledek Mat Pi’I yang bikin suasana tambah gaduh. “Gakpopo ngunuh Cong. Ben disiram banyu koca’an karo bojomu koyok ndisek,” sambat Mat Tasan bikin semua yang ada di parkiran terpingkal-pingkal.

Apa Itu Loop ID,Bagaimana Cara Daftar Loop ID, Loop On Line Activity

Loop Online/ Loop Id adalah salah satu srana berbagi yang di selenggarakan oleh Simpati Loop untuk mempermudah para pengguna loop agar tetap terhubung atau online di sebuah komunitas yang di sebut Loop ID.

Loop ID ternyata sudah mempunyai anggota yang sudah sangat banyak yaitu 1.270.559 sejak artikel ini di buat, Tahu tidak kenapa banyak anggota yang mau bergabung di sini, karena Loop ID selalu memberikan Even-even berhadia menarik yang setiap minggunya akan di selenggarakan.

Termasuk saat akhir pekan/Menjelang Liburan, tidak tanggung-tanggung Simpati Loop Id akan memberikan Hadia Menarik, bahkan Pada Akhir Tahun Loop Selalu Merayakan Pesta Akhir Tahun Dengan Kejutan Hadia yang Banyak.

Kalau anda Penasaran Mari Lihat Langsung ke Loop.Co.Id

Jadi Tunggu apalagi mari Daftar Sekarang.

Caranya?

Pertama Masuk Dulu ke Website resminya di Sing Up New Member

Lalu Isi semua kolom yang di sediahkan seperti:

1.Nama
2.Email
3.Password
4.Confirmasi Password
5.Referal Code
6.Nomor HP
7.Tanggal Lahir
8.Kota Asal


Tekan I Have Read And Agree to The
Terakhir Tab/Tekan Insert Chapta untuk Mengetahui bahwa anda bukan Robot.Lalu tekan Sing Up


Atau Kalau Mau Lebih Singkatnya Lagi Bisa Sing Up dengan Akun Media Sosial Yang Anda Miliki seperti:
1.Facebook
2.Twitter
3.Google Plus

Namun Kalau Menggunakan Sosial Media anda akan mengisi formulir yang sama dengan yang di atas tadi

Atau Anda bisa Lihat ScrenShootnya di bawah ini.

Cara Daftar Loop ID, Loop On Line Activity

Sekian Artikel Cara Daftar Loop ID, Loop On Line Activity kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.

Terimakasih sudah berkunjung, Selamat membaca artikel menarik lainnya.

Simpati Internet Mania

Paket merupakan salah satu hal yang sangat berguna bagi teman yang selalu berada pada kita, ya namanya Smartphone, tidak terkecuali itu smartphone Android maupun iPhone.

Paket Internet memang diperlukan agar kita selalu terhubung dengan yang namanya Internet, ya siapa sih yang tidak kenal dengan yang namanya Internet, Proses agar dapat berjalannya Internet pastinya harus di dukung dengan Paket Internet.

Tapi Bagi Pengguna Smartphone kadang-kadang banyak yang mengeluh mau pilih Paket apa supaya Sinyal kencang.

Nah untuk itu saya akan menjawabnya melalui artikel berikut.

Paket yang pas/cocok untuk pengguna Smartphone setiap bulanannya adalah paket telkomsel Unlimited, ya selain Harga yang terbilang sedang anda juga akan merasakan Sinyal yang kuat dan stabil walau di saat hujan sekalipun.

Nah untuk itu marih bergabung untuk menggunakan Kartu yang Murah dan gak ribet dengan Harga terjangkau, yaitu Simpati Internet Mania.

Untuk layanan ini yang dapat menggunakannya hanyalah pengguna Kartu Simpati Telkomsel

Cara Buat/Aktifkan Paket Simpati Internet Mania:

1.Ketik *999# lalu tekan OK/call, lalu pilih Internet M@nia, selanjutnya pilih paket internet, Lalu pilih unlimited harian. Atau

2.SMS ke 3636 dengan isi format IM[Spasi]ON.

Dan untuk melihat hasil Status Pemakaian, Anda bisa SMS dengan isi format  UL INFO dan kirimkan ke 3636.

Sekian.

Berdasarkan dari berbagai sumber yang kami galih, bahwa Internet dengan Simpati Internet Mania sangat memuaskan, bahkan bagi anda yang pecinta musik, anda juga bisa mendaftar untuk mendownload musik sepuasnya.

Nah sekian artikel mengenai Paket Telkomsel Unlimited Yang Pas Untuk Internet Super Cepat kali ini, semiga dapat berguna bagi para pembaca.

Terimakasih sudah berkunjung.

Foto: cong kenek



Pernahkah bersidang? Jika belum pernah, tak salah jika sampai gemetaran dan gobyos keringat saat ditanya majelis hakim. Tapi Cong Kenek ini PD-nya minta ampun. Meski sebenarnya ndredeg berat dia berusaha menjawab lugas hingga bikin hakim manggut-manggut. Tapi setelah dicek, tak tahunya semua jawaban salah semua.

Sebagai warga negara yang baik, ketika diminta menjadi saksi di pengadilan, Cong kenek belajar memberikan contoh. Dia berkenan dan memberanikan diri menjadi saksi. Pengalaman itu adalah yang pertama kali dilakukan sepanjang hidupnya. Bukan seorang diri. Melainkan bersama sejumlah pejabat dan juga tim saksi ahli lainnya. Seperti Mat Tasan, Mat Nganu, Mat Pi’i dan saksi-saksi lainnya. Semua berangkat dari Lumajang menuju Surabaya untuk menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Cong Kenek asal Rowokangkung ini kemudian dipersilakan duduk di kursi panas tepat di depan hakim. Setelah diambil sumpah, bersama lima kawanannya satusatu digilir pertanyaan. “Apakah anda sehat,” tanya hakim pada Cong Kenek yang ditanya paling awal sendiri. “Sehat bapak hakim,” jawabnya. “Baik, bisakah dijelaskan bagaimana cerita ditemukannya korupsi itu,” tanya majelis hakim.
“Baik bapak hakim. Pertama-tama saya menemukan pelanggaran karena ada bendahara saya yang kehilangan uang, setelah dicek ketahuan bahwa yang mengambil adalah terdakwa,” jelas Cong Kenek. Mendengar jawaban yang begitu percaya diri yang disampaikan lugas itu, Mat Tasan, Mat Pi’i dan Mat Nganu merasa tenang. “Penak jawabe Cong Kenek, koyok sering sidang ae. Paling hobine sidang,” bisik Mat Tasan pada Mat Nganu. “Iyo, bene gakpopo ben dijawab kabeh,” jawab Mat Nganu. “Ben wes rek, awak dewe meneng ae,” sahut Mat Pi’i. Ketiga kawanan yang duduk disamping Cong kenek itupun terus-terusan berbisik. Sementara Cong Kenek dicecar oleh majelis hakim. Tak tanggung-tanggung, tiga majelis hakim memberondong dengan pertanyaan berat. Diantaranya mengapa diberhentikan, dasarnya apa, kemudian aturannya bagaimana. Dengan gayanya yang sok gawat, Cong Kenek lagi-lagi memberi penegasan. Bahwa pelanggaran korupsi itu didasari AD/ART “Iya pak hakim. Itu bertentangan dengan AD ART, pasal 15 BAB V tentang keuangan. Pasal 19 BAB VI tentang kelembagaan, dan Pasal 28 tentang struktur organisasi,” tegasnya. Hakim yang mendengar jawaban lugas itupun tersentak. Melihat Cong Kenek begitu luar biasa hafalnya. Ketua majelis hakim tak cuma sekali manggut-manggut.
 Dia sampai berkali-kali terlihat yakin dengan jawaban Cong Kenek. Pun juga sama dengan dua hakim anggota yang ada di kanan dan kirinya. Semua ikut-ikutan manggut-manggut. Selain hakim, jaksa penuntut umum juga sempat mencecar Cong Kenek. Namun, berbekal kepercayaan diri, Cong kenek lagi-lagi menjawab dengan aturan-aturan yang jarang dimengerti orang umum. “Itu mendasar pada peraturan mendagri dan AD ART, juga pada PTO dan SOP. Semua jelas di pasal 20 bab VI. Jadi semua sudah klir tidak ada persoalan,” kata Cong Kenek. Jaksa itupun memang tak sampai manggutmanggut. Namun pertanyaan yang awalnya diberondong langsung berhenti seketika. Sementara itu, Mat Tasan, Mat Nganu dan Mat Pi’i yang sedang berbisik-bisik malah terlihat lemes. “Iku pasal-pasal karo bab-bab kok cek pede ne Cong Kenek rek. Aku wedi salah kabeh,” bisik Mat Nganu. “Wes percoyoko rek. Cong Kenek iki sakti. Jawabe mesti bener,” sanggah Mat Pi’i. “Wes tah rek, serahne neng Cong Kenek wes,” timpal Mat Tasan. Usai Cong kenek diberondong pertanyaan sampai 30 menit, giliran Mat Tasan, Mat Nganu dan Mat Pi’i.
Mat Nganu terlihat gemetaran dengan suara tersendat-sendat saat menjawab pertanyaan hakim. Mat Tasan juga begitu deg-degan. Terlihat kemringet sampai bajunya basah. Sementara Mat Pi’i terlihat gelagapan. Teman-teman lainnya yang menjadi saksi merasakan sulit menjawab pertanyaan hakim karena ketakutan. Membuat mereka tak begitu lama, hanya sekitar 3 sampai lima menit. Setelah semua digilir, ternyata kembali lagi pada Cong Kenek. Kali ini giliran dua penasihat hukum terdakwa “Terus bagaimana kok bisa begini Cong, kalau semua jalan mengapa masih terjadi korupsi?” tanyanya. Lagi lagi Cong Kenek menjawab berdasarkan pasal-pasal dan bab-bab dalam aturan AD ART yang setiap daerah berbeda-beda. “Jelas semua AD ART nya. Berdasarkan pasal VI, VII dan VIII. Semua sudah klir di situ,” katanya. Membuat kedua pensihat hukum akhirnya berhenti bertanya. Dengan susah payah, akhirnya persidangan perdana itu rampung digelar. Usai sidang, giliran Cong Kenek disanjung-sanjung oleh teman-temannya. Namun, Mat Tasan tak lupa dengan jawaban Cong Kenek. Diapun menyempatkan bertanya sambil memilahmilah AD ART. “Cong, bener opo ora sakjane pasal-pasal iku mau. Kok jawabane manteb temen,” tanyanya. “Bener lah rek. Aku kan lumayan apal,” katanya. “Sik Cong, tak jajal bukae AD ART ne,” kata Mat Tasan. Beberapa saat kemudian Mat Tasan tersentak. “Loh Cong, iku mau keliru pasale. Iku aturane duduk sing mbok sebut. Soale iku aturan sing lawas Cong. Iki deloken dewe,” katanya sambil menunjukkan buku pedoman berisi aturanaturan tersebut.

Cong Kenek langsung kaget. Dia juga keheranan. Karena semua pasal dan bab yang yang dijawab di hadapan majelis hakim adalah aturan lama. Bahkan, di antara jawaban yang disebutkan tidak ada satupun yang benar. “Waduh, matek aku rek. Kok iso keliru rek,” katanya. “Payah awakmu Cong. Iso-iso awak dewe kabeh iki naik status. Teko saksi dadi tersangka, gak sakti tibakne awakmu Cong” ucap Mat Nganu sambil geleng-geleng. Mat Tasan dan Mat Pi’i tak kalah terkejutnya. “Rusak ngajak awakmu Cong. Bahaya temen,” protesnya. “Lah terus kudu piye iki rek,” tanya Cong Kenek. “Emboh Cong, awakmu ancen gendeng,” ucap Mat Pi’i. Akhirnya semua yang awalnya menyanjung-nyanjung Cong Kenek langsung berubah. Semua terlihat jendes pada Cong Kenek. “Sesok-sesok, jawaben dewe rek. Ojok ngandelno aku. Aku yo mumet kok,” ucapnya berkilah dan membela diri. “Iyo Cong, ngetutne awakmu iso kebek penjara Cong,” ucap Mat Tasan dengan kesal.

Foto: cong kenek


Istri mana yang enggak curiga jika suaminya selalu berbicara romantis saat menerima telepon. Tapi mau ciriga gimana, lawong yang menelepon adalah Kasat Sabara. Entah kasat sabara beneran atau hanya nama di kontak HPnya


Sebagai lelaki yang dikenal bringas, pantang untuk tampil lugu. Begitulah kata Cong Kenek, lelaki 45 tahun asal Kecamatan Sukodono, Lumajang. Kemana-mana dia harus terlihat seperti sosok yang trengginas. Jelas, dia tidak mau disepelekan temantemannya. Suatu ketika, Cong Kenek tampil beda. Saat datang cangkrukan dengan temantemannya dia mengajak anak istrinya. “Tumben Cong, kok macak roamntis iki awakmu, gowo anak bojo maneh,” kata Mat Tasan. “Jek lah aku rek,” jawabnya singkat. Mat Nganu yang duduk disamping Cong Kenek langsung nyeblak. “Adiah gayane Cong Kenek, paling mari gegeran iku. Hehehe, enggak mbak guyon,” katanya sambil menyapa Yu Tub istri Cong Kenek. “Ojok nemen-nemen Nu. Paling gaya ngeneh ben nyonya gak curiga Nu,” sindirnya yang langsung menjabat tangan Yu Tub. Yu Tub merespon landai-landai. “Oalah rek-rek, wes tuwek ape laopo maneh.
Maki guyon nemen gak kiro ngaruh neng aku rek,” jawabnya. Jawaban itu kemudian membuat Mat Tasan dan Mat Nganu serius mengerjain Yu Tub dan Cong Kenek. “Sakjane aku gak tego Yu, ape cerito jujur aku gak tego,” sentil Mat Tasan yang dilirik Cong Kenek. “Podo San, aku gak tego pisan,” sahut Mat Nganu. “Wes tah rek, ojok kakean acara, kok gak seneng ndelok wong tuwo bahagia,” sambar Yu Tub. Cong Kenek kemudian menaruh curiga pada kedua temannya. Termasuk pada istrinya. Apalagi, belakangan ini hubungan keduanya mulai renggang. Dia kemudian menyeret Mat Tasan dan Mat Nganu ke salah satu meja di warung kopi tempat tongkrongan mereka. “Ngopi neng keneh ae rek. Ibuk karo si kecil neng kunuh ae. Wedi kenek asap rokok. Iki aku yo sik enek pentinge karo koncokonco iki,” jelas Cong Kenek. Kemudian, dia yang sudah satu meja dengan dua rekannya langsung memberi peringatan pada Mat Tasan dan Mat Nganu. “Wes rek, ojok kakean cangkem. Iki aku mau mari rame. Gara-gara bojoku curiga neng Kasat Sabhara,” katanya Dua rekannya itu kemudian terkejut. “Opo kaitane Cong, Kasat Sabara yo lanang. Mosok curiga awakmu homo tah,” tanya Mat Tasan. “Ah, ngaco awakmu Cong. Gawegawe alesan ae ben gak digudo paling,” timpal Mat Nganu. Cong Kenek terlihat geram. Sebab dua rekannya tak menggubris penjelasannya. “Ngeneh rek. Aku setiap telepon mbok dewor (selingkuhan.Red) mesti krungu bojoku terus. Bojoku curiga, tak duduhne neng HPku.
Jenenge Kasat Sabara. Dadi sejak iku bojoku curiga,” urai Cong Kenek. “Loh, berarti neng HP mu dijenengi Kasat Sabara Ngunuh Cong,” tanya Mat Tasan. “Bener ikuh,” jawab Cong Kenek dengan suara lirih. Seketika itulah, Mat Tasan dan Mat Nganu mingkel-mingkel. “Kok podo ae Cong. Wingi mbok deworku neng HP tak jenengi Pak Kades, ha ha ha, kasuse podo iki,” katanya. Mat Nganu tak mau kalah membandingkan. “Lek mbok deworku tak jenengi purel. Tapi aku langsung diomelin rek, gegeran nganti seminggu” timpalnya. “Makane iku, aku njaluk tolong, ojok digudo maneh bojoku,” pintanya. “Oke Cong, beres Cong. Jangan terong diicak sepatu. Sesama pembuat serong kudu saling membantu,” katanya berpantun yang membuat ketiganya ngakak-ngakak. Disaat itulah, Yu Tub yang curiga memilih mendatangi Cong Kenek. Anaknya ditinggal di meja tempat awal dia duduk. “Pah, ayok muleh,” katanya. “Sik gurung mari iki ma,” jawabnya. “Opo, durung mari? rundingan masalah Kasat Sabara tah,” sindirnya yang membuat semuanya terpingkal-pingkal. Sementara Cong Kenek malah mengkeret. “Loh kok ngunuh mbak,” tanya Mat Tasan. “Aku wes ora kakean acara rek. Pokoke neng endi-endi aku kudu melok. Opo maneh lek kaitane karo Kasat-Kasat. Terutama Kasat Sabara. Aku wes ngerti,” jelas Yu Tub sambil merengut. Seketika itu kemudian acara ngopi bubar.

Cong Kenek dan keluarganya kembali ke rumahnya. Namun, keesokan harinya, lagi-lagi Cong Kenek datang ke warung kopi tersebut. Kali sudah keder sehingga tak sempat mampir. Dia hanya lewat. Mat Tasan nyeletuk. “Cong, enek pesene Kasat Sabara. Jarene awakmu gak oleh dewean,” teriak Mat Tasan yang membuat Mat Nganu tertawa. Cong kenek langsung ngeplas kencang. Istrinya juga terlihat plerakplerok. Sementara di lokasi warung, semua bertanya-tanya. “Opo’o San kok kata kuncine Kasat Sabhara,” tanya Mat Pi’i kawanan mereka lainnya. “Iku loh, gak kiro dewean lek metu. Bojone mesti melok. Soale wingi kepergok telepon selingkuhanne sing dijenengi Kasat Sabara neng HP ne,” ucapnya. Spontan seisi warung kopi ngakak-ngakak mendengar penjelasan Mat Tasan. Mat Pi’i kemudian melanjutkan pada topik yang sama. “Mosok rek, tampang bringas, penampilan jos mak jos, tibakne karo bojone dewe mungsret. Gak pantes blas Cong Kenek iki,” sindirnya. “Nyatane ngunuh iku, ape piye maneh, ha ha ha,” tutup Mat Tasan.

Ngawi Cyber

Diberdayakan oleh Blogger.