Saat di Hotel, Doan Thi Huong Dicurigai Berperilaku Seperti Agen Intelijen

Foto Doan mengenakan kaos 'LOL' dari rekaman CCTV
Foto Doan mengenakan kaos 'LOL' dari rekaman CCTV. (New Straits Times)
ngawicybers.blogspot.com. Kuala Lumpur - Wanita berpaspor Vietnam atas nama Doan Thi Huong yang menjadi salah satu tersangka pembunuhan Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, tinggal berpindah-pindah hotel dan potong rambut sebelum melakukan aksinya. Perilakunya dinilai seperti agen intelijen.

Satu tersangka lainnya merupakan wanita Indonesia bernama Siti Aisyah (25) yang ditangkap pada Kamis (16/2) dini hari. Doan (25) dan Aisyah diduga menyerang Jong-Nam dengan cairan beracun di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), yang kemudian menewaskannya pada Senin (13/2) pagi.

Kepolisian Malaysia meyakini Doan sebagai pelaku yang menyergap Jong-Nam dari belakang dan memasukkan racun mematikan ke wajah kakak tiri Kim Jong-Un itu. Berbagai laporan media Malaysia menyebut Doan mengaku dirinya diperdaya untuk menyerang Jong-Nam, yang menurutnya hanya lelucon.

Selain Doan, Siti Aisyah juga dilaporkan mengaku dirinya diperdaya untuk mengerjai seorang pria yang ternyata Jong-Nam di KLIA. Kedua wanita yang telah menjadi tersangka itu, diduga diperdaya oleh empat pria lain yang disebut polisi Malaysia, sebagai 'otak' di balik pembunuhan Jong-Nam. Satu pria di antaranya telah ditangkap.

Seperti dilansir Reuters dan diberitakan Detikcom, Sabtu (18/2/2017), staf dua hotel di dekat bandara yang sempat ditinggali Doan, menyebut perilaku wanita 28 tahun itu tergolong tenang dan berhati-hati. Saat kembali ke hotel pada hari pembunuhan Jong-Nam, raut wajah Doan tidak menunjukkan tanda-tanda stres atau tertekan.

Seorang penyidik swasta menuturkan kepada Reuters bahwa perilaku Doan menunjukkan pola perilaku seorang agen intelijen.

Doan diketahui menginap di hotel bintang dua Qlassic Hotel, Bandar Baru Salak Tinggi, Sepang, pada Sabtu (11/2) waktu setempat. Salah satu pegawai hotel yang enggan disebut namanya menyebut Doan tinggal di kamar dengan tarif paling murah, tanpa jendela.

"Saya ingat dia ingin memperpanjang masa tinggalnya di sini, dan siap untuk membayar dengan setumpuk yang tunai di tangannya," tutur salah satu petugas resepsionis staf Qlassic Hotel yang hanya menyebut namanya sebagai Sia.

Setelah semalam menginap, Doan kemudian pindah ke CityView Hotel. Dia datang dengan sebuah koper, tas ransel dan boneka beruang besar. Salah satu petugas resepsionis hotel menuturkan kepada Reuters, bahwa Doan berbicara Bahasa Inggris. Doan sempat meminjam gunting ke resepsionis pada malam hari sebelum pembunuhan terjadi. Keesokan harinya, petugas hotel menemukan potongan rambut di lantai dan keranjang sampah di dalam kamar Doan.

Pada hari pembunuhan, 13 Februari, petugas hotel melihat Doan mengenakan kaos bertuliskan 'LOL' seperti yang terekam CCTV bandara dan fotonya dirilis ke publik. Sepanjang hari, Doan pergi keluar hotel dan saat dia kembali, raut wajahnya disebut terlihat 'santai' dan 'tak terlihat marah atau cemas'.

Doan hanya mengeluh soal Wifi di kamarnya dan kemudian check-out dari hotel. Dari situ, Doan diketahui check-in ke SkyStar Hotel yang terletak tak jauh. Dia hanya menginap semalam dan kemudian pergi pada 14 Februari. Tidak diketahui ke mana Doan pergi dari hotel itu. Kepolisian Malaysia menangkapnya pada Rabu (15/2) pagi di KLIA, selang 48 jam usai pembunuhan Jong-Nam. Dia ditangkap di terminal yang sama yang menjadi lokasi Jong-Nam diserang.

"Jika Anda bertanya kepada saya, apakah pergerakannya mengindikasikan dia agen intelijen, saya katakan iya. Seperti inilah mereka beroperasi. Mengubah penampilan, transaksi tunai, tidak ada jejak dan terus berpindah tempat," terang penyidik swasta di Kuala Lumpur yang enggan disebut namanya.