Ibu terkena anemia, janin taruhannya |
Anemia atau kurangnya sel darah merah, sering terjadi pada wanita hamil. Jangan di anggap remeh gangguan ini. Menurut Dr. Pribakti B, SpOG(K), (2010 : 76) mengatakan bahwa lebih dari 60 persen ibu hamil di Indonesia ternyata mengalami gangguan anemia. Padahal anemia akan memengaruhi ibu, persalinan, maupun janin yang ada di kandungan.
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah sangat kurang. Jumlah Hb dalam darah sangat penting shobt. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia apabila kadar Hb-nya di bawah 11 g/dl. Ini penting karena jumlah kadar Hb dalam setiap sel darah akan menentukan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Kita semua tahu, bahwa oksigen dperlukan demi kelancaran seluruh fungsi organ tubuh.
Penyebab anemia adalah kekeurangan zat besi dan asam folat yang disebut anemia defisiensi zat besi. Bisa juga karena kekurangan asam folat dan vitamin B12 (anemia megaloblastik).
Anemia bisa juga karena sumsum tulang belakang yang kurang mampu membuat sel-sel darah baru atau bisa karena penghancuran sel darah merah lebih cepat pembuatannya. Dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia defisiensi zat besi.
Ibu hamil mudah anemia karena saat hamil volume darah dalam tubuh meningkat sekitar 50 persen. Ini karena tubuh merupakan tambahan darah untuk mensuplai oksigen dan makanan kebutuhan pertumbuhan janin. Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah. Selama hamil dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg, dimana 500 mg digunakan untuk pertumbuhan sel darah merah ibu dan sisanya untuk janin dan plasenta.
Gangguan Ibu yang terkena Anemia
Ibu hamil yang mengalami anemia kemungkinan akan mengalami banyak gangguan, misalnya mudah pingsan, mudah mengalami keguguran atau proses melahirkan yang berlangsung lama kerana kontraksi kurang bagus. Sedangkan bagi janin sendiri, pertumbuhannya bisa terhambat, lahir prematur atau lahir dengan cacat bawaan.Ciri Penderita Anemia
Adapun ciri pada penderita anemia adalah biasanya penderita terlihat pucat, terutama pada selaput lendir kelopak mata, bibir juga kuku. Selain itu, tubuh akan terasa lesu, tubuh lemah, mudah lelah, sering mengalami pusing disertai pandangan mata yang berkunang-kunang,. Ini berlaku bagi yang kekurangan sudah parah. Kondisi anemia bisa kita ketahui sejak dini, saat periksa kehamilan di dokter. Biasanya pada pemeriksaan pertama dokter meminta si ibu melakukan pemeriksaan darah.Bagaimana Cara Mengatasi Anemia?
Untuk mengatasi anemia, ibu dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat juga vitamin B, seperti hati, daging warna merah, kacang-kacangan dan produk olahannya serta syuran berwarna hijau, telur dan buah. Ini akan lebih efektif jika dilakukan sejak sebelum dan selama serta sesudah kehamilan. Perlu shobat ketahui bahwa zat besi dari buah, sayur dan telur tidak dapat di absorbsi sebagai zat besi dalam daging, ikan dan ayam.Zat besi dari sumber yang bukan daging dapat di absorbsi dengan lebih baik bila di konsumsi bersama makanan yang banyak mengandung vitamin C seperti jus jeruk. Yang perlu di hindari adalah makanan atau minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, misalnya kopi, susu, serta teh. Sementara suplemen besi akan di absorbsi lebih baik bila di makan di antara dua waktu makan dengan air.
Itulah tulisan mengenai Bahaya penyakit anemia terhadap janin dari ane. Terima kasih semoga bermanfaat.
Posting Komentar