Dibalik modernisasi perkotaan ada kehidupan masyarakat yang sampai kini masih tetap patuh untuk menjalankan adat istiadat warisan dari nenek moyangnya. Hidup terisolasi menghindari peradaban modern dan tak mau mengikuti perkembangan jaman. Miris terdengar memang, tapi mungkin bagi mereka hidup apa adanya dengan kesederhanaan jauh lebih membahagiakan dibandingkan dengan masyarakat perkotaan yang setiap harinya selalu disibukkan dengan rutinitas pekerjaan.
Jaman kolonisasi penjajahan dan rakusnya pemerintah dalam mengeksploitasi kekayaan sumber daya alam tanah wilayah mereka menjadi salah satu penyebab 18 suku primitif di dunia terancam punah. Akankah dimasa yang akan datang kita masih dapat berjumpa lagi dengan generasi penerus mereka atau kisah mereka hanya tinggal kenangan dalam buku sejarah saja jika pemerintah tidak segera turun tangan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan mereka. Berikut 18 Etnis Suku Dunia yang Terancam Punah termasuk di Indonesia.
1. Suku Mursi Ethiopia
Bagi suku mursi di Ethiopia semakin lebar mulut wanita artinya semakin ia bertambah cantik. Tradisi aneh kecantikan ini disebut Labret atau Lip Plate. Labret, bibir yang dipasang anting-anting seukuran piring besar ini menandakan simbol kedewasaan, biasanya dipasang saat umur perempuan sudah beranjak 13 sampai 16 tahun. Memang menyakitkan karena bagian bawah bibir harus diiris sepanjang 2 sampai 3 cm kemudian dimasukkan piring bulat.
Dua sampai tiga minggu kemudian piring tersebut diganti dengan ukuran yang lebih besar hingga melebihi 25 cm. Ada sanksi adat yang harus diterima jika perempuan suku Mursi menolak tradisi ini. Karena pemasangan Labret ini menandakan kehormatan perempuan yang layak untuk dinikahi.
Dua sampai tiga minggu kemudian piring tersebut diganti dengan ukuran yang lebih besar hingga melebihi 25 cm. Ada sanksi adat yang harus diterima jika perempuan suku Mursi menolak tradisi ini. Karena pemasangan Labret ini menandakan kehormatan perempuan yang layak untuk dinikahi.
Bangsa ini terkenal sebagai bangsa yang paling terisolasi di muka bumi ini. Diyakini menetap di pedalaman hutan Amazon, suku ini sepenuhnya terdiri dari satu orang saja. Seperti hal nya Bigfoot yang misterius, suku ini mendadak menghilang ketika para ilmuwan nyaris menemukan keberadaan nya. Diyakini bahwa manusia tunggal ini adalah manusia terakhir dari suku nya yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh pendatang.
Dia sering disebut sebagai “Man of The Hole”, karena kebiasaan nya menggali lubang besar yang menjadi perangkap binatang buruan nya. Dia adalah satu-satu nya orang di dunia ini yang tetap mempertahankan bahasa dan adat istiadat suku nya. Melakukan kontak dengannya, bisa jadi bagaikan menemukan harta karun berupa informasi, setidaknya mengenai bagaimana cara dia bertahan hidup selama beberapa dekade hanya sendirian saja.
Dia sering disebut sebagai “Man of The Hole”, karena kebiasaan nya menggali lubang besar yang menjadi perangkap binatang buruan nya. Dia adalah satu-satu nya orang di dunia ini yang tetap mempertahankan bahasa dan adat istiadat suku nya. Melakukan kontak dengannya, bisa jadi bagaikan menemukan harta karun berupa informasi, setidaknya mengenai bagaimana cara dia bertahan hidup selama beberapa dekade hanya sendirian saja.
Suku Sentinel adalah suku yang terdiri dari sekitar 250 orang yang tinggal di Utara Pulau Sentinel, antara India dan Thailand. Tidak banyak yang bisa diketahui karena setiap kali mengetahui kehadiran orang asing mereka menyambut nya dengan serbuan hujan panah. Beberapa pertemuan damai dilakukan di akhir tahun 1960-an. Siapa pun yang mencoba untuk mendarat di pulau Sentinel hingga saat ini disaran kan untuk menuliskan surat wasiat atau pun permintaan terakhir.
Sebuah tim dari National Geographic terpaksa kembali setelah anggota tim utama tertancap anak panah di pahanya, dan dua pemandu lokal tewas. Suku Sentinel juga memiliki reputasi hebat dalam bertahan menghadapi bencana alam. Misal nya saat kemampuan mereka dalam mengatasi ganas nya bencana Tsunami pada tahun 2004, yang mendatangkan mala petaka di Sri Lanka dan Indonesia. Secara teritori pulau ini adalah wilayah kekuasaan India.
Sebuah tim dari National Geographic terpaksa kembali setelah anggota tim utama tertancap anak panah di pahanya, dan dua pemandu lokal tewas. Suku Sentinel juga memiliki reputasi hebat dalam bertahan menghadapi bencana alam. Misal nya saat kemampuan mereka dalam mengatasi ganas nya bencana Tsunami pada tahun 2004, yang mendatangkan mala petaka di Sri Lanka dan Indonesia. Secara teritori pulau ini adalah wilayah kekuasaan India.
Suku Samburu berasal dari Kenya Utara. Selama ratusan tahun mereka menjelajah untuk mencari air dan rumput sebagai sumber makanan mereka. Samburu termasuk dalam suku yang terancam punah karena kekeringan. Permerintah setempatpun sepertinya tidak peduli, sebab pemerintah sendiri pernah membakar rumah dan memperkosa gadis-gadis Samburu. Apabila hamil, anak hasil perkosaan tersebut harus dibunuh.
Masyarakat adat Peru terdiri dari sejumlah besar kelompok etnis yang berbeda yang telah mendiami negara Peru sebelum penjelajah Eropa menemukan negara ini. Pada bulan Agustus 2013 terjadi kehebohan saat suku primitif Peru untuk pertama kali nya melakukan kontak dengan peradaban luar. Bermula dari sekelompok turis yang melakukan tur menjelajahi hutan di Peru, tanpa disengaja mereka justru bertemu muka langsung dengan suku primitif tersebut.
Dari awal hingga akhir pertemuan tersebut terekam dengan jelas dalam video. Suku primitif tersebut mencoba berkomunikasi dengan para turis. Tapi dikarena kan suku primitif itu tidak mengerti sedikit pun bahasa Spanyol mau pun bahasa Inggris, mereka akhir nya meninggalkan “bangsa-bangsa modern” tersebut dalam keadaan kebingungan.
Para ilmuwan sebetul nya telah berusaha menemukan keberadaan dari peradaban suku primitif ini selama bertahun-tahun tanpa mendapat kan hasil. Sedang kan para turis tersebut justru bertemu langsung dengan suku primitif itu tanpa usaha sedikit pun.
Dari awal hingga akhir pertemuan tersebut terekam dengan jelas dalam video. Suku primitif tersebut mencoba berkomunikasi dengan para turis. Tapi dikarena kan suku primitif itu tidak mengerti sedikit pun bahasa Spanyol mau pun bahasa Inggris, mereka akhir nya meninggalkan “bangsa-bangsa modern” tersebut dalam keadaan kebingungan.
Para ilmuwan sebetul nya telah berusaha menemukan keberadaan dari peradaban suku primitif ini selama bertahun-tahun tanpa mendapat kan hasil. Sedang kan para turis tersebut justru bertemu langsung dengan suku primitif itu tanpa usaha sedikit pun.
Suku yang terancam punah di dunia adalah Suku San yang berada di Afrika. Mereka memiliki tarian dan bahasa yang khas. Belakangan ini mereka terancam punah karena penggusuran dengan alasan kepentingan pariwisata.
7. Penduduk Ruc Vietnam
Perang Vietnam justru membawa manusia ke daerah-daerah yang sebelum nya terisolasi. Setelah salah satu serangan pengeboman terbesar yang dilakukan oleh Pasukan Amerika Serikat, tentara Vietnam Utara terkejut melihat sekelompok suku bermunculan dari hutan. Kejadian tersebut adalah kontak pertama suku Ruc dengan peradaban modern. Karena setelah perang terjadi kerusakan hutan, suku Ruc memilih untuk tinggal di Vietnam yang modern.
Namun nilai-nilai budaya mereka selama ratusan tahun, berbenturan dengan pemerintahan komunis Vietnam. Akibat nya suku Ruc sering terlibat pertikaian dengan pemerintah Vietnam. Suku Ruc memanfaatkan sistem gua yang rumit sepanjang 17 wilayah yang terpisah. Banyak ruang – ruang gua yang masih belum terjelajahi hingga saat ini, di mana lokasi – lokasi tersebut hanya diketahui oleh penetua suku Ruc.
Perang Vietnam justru membawa manusia ke daerah-daerah yang sebelum nya terisolasi. Setelah salah satu serangan pengeboman terbesar yang dilakukan oleh Pasukan Amerika Serikat, tentara Vietnam Utara terkejut melihat sekelompok suku bermunculan dari hutan. Kejadian tersebut adalah kontak pertama suku Ruc dengan peradaban modern. Karena setelah perang terjadi kerusakan hutan, suku Ruc memilih untuk tinggal di Vietnam yang modern.
Namun nilai-nilai budaya mereka selama ratusan tahun, berbenturan dengan pemerintahan komunis Vietnam. Akibat nya suku Ruc sering terlibat pertikaian dengan pemerintah Vietnam. Suku Ruc memanfaatkan sistem gua yang rumit sepanjang 17 wilayah yang terpisah. Banyak ruang – ruang gua yang masih belum terjelajahi hingga saat ini, di mana lokasi – lokasi tersebut hanya diketahui oleh penetua suku Ruc.
8. Manusia Terakhir dari Suku Asli Amerika
Pada tahun 1911, penduduk asli Amerika yang terakhir merasa terganggu oleh pemukim, berjalan keluar dari hutan di California, dengan berpakaian khas suku nya dia ditangkap oleh polisi yang tertegun melihatnya. Namanya Ishi, dan dia adalah seorang anggota dari suku Yahi. Setelah diinterogasi oleh polisi, dengan bantuan seorang penerjemah dari perguruan tinggi setempat, diketahui bahwa Ishi adalah satu-satunya yang selamat dari serangan oleh pemukim tiga tahun sebelumnya.
Setelah berjuang menghidupi diri sendiri, ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi orang lain untuk membantu nya. Ishi berarti “manusia” dalam bahasa Yana. Antropolog Alfred Kroeber memberikan nama ini kepada orang itu karena tidak sopan untuk menanyakan nama seseorang dalam budaya Yahi. Ketika ditanya namanya, ia berkata: “Saya tidak punya, karena tidak ada orang yang memberi saya sebuah nama,”
Pada tahun 1911, penduduk asli Amerika yang terakhir merasa terganggu oleh pemukim, berjalan keluar dari hutan di California, dengan berpakaian khas suku nya dia ditangkap oleh polisi yang tertegun melihatnya. Namanya Ishi, dan dia adalah seorang anggota dari suku Yahi. Setelah diinterogasi oleh polisi, dengan bantuan seorang penerjemah dari perguruan tinggi setempat, diketahui bahwa Ishi adalah satu-satunya yang selamat dari serangan oleh pemukim tiga tahun sebelumnya.
Setelah berjuang menghidupi diri sendiri, ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi orang lain untuk membantu nya. Ishi berarti “manusia” dalam bahasa Yana. Antropolog Alfred Kroeber memberikan nama ini kepada orang itu karena tidak sopan untuk menanyakan nama seseorang dalam budaya Yahi. Ketika ditanya namanya, ia berkata: “Saya tidak punya, karena tidak ada orang yang memberi saya sebuah nama,”
Untuk alasan pengendalian populasi, pemerintah Brasil mencoba mencari tahu berapa banyak jumlah penduduk yang tinggal di daerah yang terisolasi di pedalaman hutan Amazon. Mereka menggunakan pesawat terbang yang dilengkapi dengan peralatan fotografi, dengan harapan dapat menghitung jumlah orang-orang yang berada di wilayah tersebut.
Cara ini sering tidak mendapatkan hasil yang diharapkan, malah sering menghasilkan banyak kejutan. Brasil adalah rumah terbesar di planet ini bagi suku -suku yang terasing. Diperkirakan saat ini sekitar 80 kelompok hidup di Amazon salah satunya yang sudah dikenal adalah suku Awa yang tinggal 450 orang.
Akibat tekanan atas eksploitasi tanah mereka, semua suku terasing sangat rentan mengalami serangan kekerasan dan wabah penyakit seperti flu dan campak. Pada tahun 2007, saat pengambilan gambar rutin yang dilakukan oleh pemerintah, suku-suku terasing itu melancarkan serangan panah api ke pesawat yang dilengkapi peralatan fotografi. Dan pada tahun 2011, satelit menangkap beberapa bintik di sudut hutan Amazon yang dianggap tidak layak huni. Ternyata bintik tersebut adalah suku-suku terasing yang menetap di pedalaman hutan Amazon.
Cara ini sering tidak mendapatkan hasil yang diharapkan, malah sering menghasilkan banyak kejutan. Brasil adalah rumah terbesar di planet ini bagi suku -suku yang terasing. Diperkirakan saat ini sekitar 80 kelompok hidup di Amazon salah satunya yang sudah dikenal adalah suku Awa yang tinggal 450 orang.
Akibat tekanan atas eksploitasi tanah mereka, semua suku terasing sangat rentan mengalami serangan kekerasan dan wabah penyakit seperti flu dan campak. Pada tahun 2007, saat pengambilan gambar rutin yang dilakukan oleh pemerintah, suku-suku terasing itu melancarkan serangan panah api ke pesawat yang dilengkapi peralatan fotografi. Dan pada tahun 2011, satelit menangkap beberapa bintik di sudut hutan Amazon yang dianggap tidak layak huni. Ternyata bintik tersebut adalah suku-suku terasing yang menetap di pedalaman hutan Amazon.
Sembilan Pintupi adalah sekelompok sembilan orang Pintupi yang hidup sebagai pemburu yang tinggal dikehidupan tradisional di Gibson Desert. Mereka juga disebut sebagai suku aborigin yang hilang dan tak dikenal. Kelompok ini dipuji sebagai ‘pengembara terakhir’ dalam pers internasional ketika mereka meninggalkan kehidupan nomaden mereka pada bulan Oktober 1984. Mereka berkeliaran antara Danau Mackay, dekat perbatasan Teritorial Australia Barat-Utara, dalam keadaan telanjang bersenjatakan tombak kayu sepanjang 2 meter, pelempar tombak, dan bumerang yang diukir.
Makanan mereka didominasi oleh goanna dan kelinci serta semak tanaman asli. Kelompok ini adalah keluarga, yang terdiri dari dua ibu (Nanyanu dan Papalanyanu) dan tujuh anak. Ada empat saudara laki laki (Warlimpirrnga, Walala, Tamlik, dan Yari Yari) dan tiga saudara perempuan (Yardi, Yikultji dan Tjakaraia).
Makanan mereka didominasi oleh goanna dan kelinci serta semak tanaman asli. Kelompok ini adalah keluarga, yang terdiri dari dua ibu (Nanyanu dan Papalanyanu) dan tujuh anak. Ada empat saudara laki laki (Warlimpirrnga, Walala, Tamlik, dan Yari Yari) dan tiga saudara perempuan (Yardi, Yikultji dan Tjakaraia).
11. The Jackson White
Selama tahun 1700-an, pemukim Eropa membentuk kolonisasi di pantai timur Amerika Utara. Pada masa ini, setiap suku yang berada di antara Samudera Atlantik hingga ke Sungai Mississippi telah masuk ke dalam daftar masyarakat yang dikenal. Semua suku kecuali satu, yakni The Jackson White. Mungkin pertanyaan yang paling membingungkan tentang klan Jackson Whites yang misterius ini bukanlah siapa mereka, tapi asal-usul legenda mereka.
Pada tahun 1790-an, sebuah suku yang sebelumnya belum pernah terdengar dari penduduk asli Amerika berjalan keluar dari hutan hanya 56km dari New York City. Entah bagaimana mereka telah berhasil menghindari semua kontak dengan para pemukim, meskipun beberapa pertempuran terbesar dalam sejarah Amerika Serikat ; Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi terjadi tak jauh dari lokasi tersebut. Mereka menjadi dikenal sebagai The Jackson Whites, karena mereka memiliki warna kulit terang seperti hal nya warna kulit bangsa Eropa.
Etnis Suku Primitif Di Indonesia yang juga Mendekati Kepunahan
Selama tahun 1700-an, pemukim Eropa membentuk kolonisasi di pantai timur Amerika Utara. Pada masa ini, setiap suku yang berada di antara Samudera Atlantik hingga ke Sungai Mississippi telah masuk ke dalam daftar masyarakat yang dikenal. Semua suku kecuali satu, yakni The Jackson White. Mungkin pertanyaan yang paling membingungkan tentang klan Jackson Whites yang misterius ini bukanlah siapa mereka, tapi asal-usul legenda mereka.
Pada tahun 1790-an, sebuah suku yang sebelumnya belum pernah terdengar dari penduduk asli Amerika berjalan keluar dari hutan hanya 56km dari New York City. Entah bagaimana mereka telah berhasil menghindari semua kontak dengan para pemukim, meskipun beberapa pertempuran terbesar dalam sejarah Amerika Serikat ; Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi terjadi tak jauh dari lokasi tersebut. Mereka menjadi dikenal sebagai The Jackson Whites, karena mereka memiliki warna kulit terang seperti hal nya warna kulit bangsa Eropa.
Etnis Suku Primitif Di Indonesia yang juga Mendekati Kepunahan
Suku Mentawai adalah suku kuno yang berada di kepulauan mentawai bagian dari wilayah Sumatra Barat dan Utara. Asal usulnya yang misterius menjadi perdebatan dikalangan peneliti. Ada yang berpendapat bahwa suku ini berasal dari bangsa polinisea ada pula yang meyakini suku ini berasal dari bangsa Proto Malaya atau melayu tua.
Tempatnya yang terisolasi membuat budayanya berbeda dengan suku suku terdekatnya. Sejak masuknya orang luar dan perkembangan jaman suku mentawai sudah berada pada generasi terakhir. Karena banyak anak-anak suku mentawai yang tidak mengikuti budaya tradisional yang ditanamkan para leluhurnya.
Tempatnya yang terisolasi membuat budayanya berbeda dengan suku suku terdekatnya. Sejak masuknya orang luar dan perkembangan jaman suku mentawai sudah berada pada generasi terakhir. Karena banyak anak-anak suku mentawai yang tidak mengikuti budaya tradisional yang ditanamkan para leluhurnya.
Di Papua juga terdapat suku yang hampir punah, yaitu Suku Korowai. Mereka terkenal dengan tradisinya tinggal di rumah pohon yang berisi hingga delapan orang. Suku Korowai percaya bahwa tinggal di pohon dapat menghindari mereka dari serangan penyihir laki-laki tanah. Tercatat bahwa saat ini suku tersebut hanya sekitar 3 ribu orang.
Keberadaan mereka mulai terancam punah karena kebiasaan buruk yang dimiliki suku tersebut. Seperti sex bebas dan meminum miras. Penularan penyakir HIV/Aids di Papua semakin tidak terkendali, hal ini membuat keberlangsungan hidup suku asli papua terancam punah. Selain itu maraknya minmuman keras di papua membuat suku disana banyak yang mati karena sering meminumnya.
Keberadaan mereka mulai terancam punah karena kebiasaan buruk yang dimiliki suku tersebut. Seperti sex bebas dan meminum miras. Penularan penyakir HIV/Aids di Papua semakin tidak terkendali, hal ini membuat keberlangsungan hidup suku asli papua terancam punah. Selain itu maraknya minmuman keras di papua membuat suku disana banyak yang mati karena sering meminumnya.
Suku Togutil yang dikenal juga dengan nama Suku Tobelo ini mendiami hutan Halmahera. Kini nasib mereka terancam punah akibat akitivitas pertambangan. Suku togutil merupakan komunitas etnis yang hidupnya berpindah pindah di hutan. Mereka tinggal di hutan Totodogu dan hutan Lolobata.
Jika perusahaan tambang terus menambang dikawasan hutan maka suku ini akan terancam punah karena area tersebut sumber kehidupan mereka. Daerah Halmahera timur dan Halmahera tengah memang direncanakan akan dibangun pabrik feronikel. Namun rencana itu mengancam keberadaan suku asli didaerah tersebut. Kerusakan habitat suku togutil merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
Jika perusahaan tambang terus menambang dikawasan hutan maka suku ini akan terancam punah karena area tersebut sumber kehidupan mereka. Daerah Halmahera timur dan Halmahera tengah memang direncanakan akan dibangun pabrik feronikel. Namun rencana itu mengancam keberadaan suku asli didaerah tersebut. Kerusakan habitat suku togutil merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
Keberadaan orang rimba di jambi terancam punah akibat hutan yang digunakan untuk tempat tinggal malah dibuat kawasan perusahaan. Bahkan tidak jarang mereka justru harus lari dari wilayah yang didiaminya sejak dulu.
Keberadaan mereka saat ini semakin menurun terlebih sejak adanya kawasan sebuah perusahaan dikawasan hutan harapan. sejak tahun 2006, masyarakatnya yang sebelumnya ada ratusan kepala keluarga harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke dalam perusahaan tersebut. Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi jambi. Mereka terbagi dalam macam-macam suku tergantung daerahnya, pemerintah setempat memutuskan menyebut orang rimba dengan sebutan anak dalam.
Keberadaan mereka saat ini semakin menurun terlebih sejak adanya kawasan sebuah perusahaan dikawasan hutan harapan. sejak tahun 2006, masyarakatnya yang sebelumnya ada ratusan kepala keluarga harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke dalam perusahaan tersebut. Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi jambi. Mereka terbagi dalam macam-macam suku tergantung daerahnya, pemerintah setempat memutuskan menyebut orang rimba dengan sebutan anak dalam.
Suku Hutan adalah salah satu suku terasing di batam. Mereka terancam punah karena kurang mendapat perhatian. Pada tahun 1970 an, ada 70 keluarga atau 150 jiwa yang mendiami pulau rempang di Batam.kini jumlahnya hanya 13 jiwa dari 8 keluarga.
Menurut anak seorang sesepuh mengatakan, salah satu penyebab suku ini hampir punah karena kebiasaan suku yang pindah keluar daerah dan tidak kembali lagi setelah di rantau. Selain itu kebiasaan Suku Hutan yang gemar minum Toak menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal. Suku Hutan menghuni pulau rempang sejak ratusan tahun yang lalu
Menurut anak seorang sesepuh mengatakan, salah satu penyebab suku ini hampir punah karena kebiasaan suku yang pindah keluar daerah dan tidak kembali lagi setelah di rantau. Selain itu kebiasaan Suku Hutan yang gemar minum Toak menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal. Suku Hutan menghuni pulau rempang sejak ratusan tahun yang lalu
Suku Sakai merupakan suku asli yang berada di provinsi Riau, mereka dikenal hidup nomaden atau suka berpindah pindah dari satu hutan ke hutan lain. Sesuai dengan arti nama sakai yang berarti anak anak negri yang hidupnya disekitar sungai. Mata pencaharian suku ini bersumber dari kekayaan yang ada di sungai yakni ikan. Banyak masyarakat yang beranggapan suku sakai jauh dari kemajuan sehingga mereka diremehkan bahkan dianggap rendah.
Kini suku sakai sangat sedikit populasinya bahkan terancam punah. Penyebabnya adalah tanah yang ditinggali mereka kaya akan minyak dan hutannya pun rimbun dengan jutaan pohon. Banyak orang yang kemudian mengeksploitasinya secara berlebihan. Kini suku sakai tidak mempunyai ruang untuk hidup. System kebijakan yang diterapkan Negara justru membuat suku suku ini terasing dari tanah leluhur mereka.
Kini suku sakai sangat sedikit populasinya bahkan terancam punah. Penyebabnya adalah tanah yang ditinggali mereka kaya akan minyak dan hutannya pun rimbun dengan jutaan pohon. Banyak orang yang kemudian mengeksploitasinya secara berlebihan. Kini suku sakai tidak mempunyai ruang untuk hidup. System kebijakan yang diterapkan Negara justru membuat suku suku ini terasing dari tanah leluhur mereka.
Berlanjut ke Suku Samin Bojonegoro yang hidup dikawasan hutan seluas 74 ribu hektar di kecamatan margomulyo kabupaten Bojonegoro. Hingga saat ini suku samin di Bojonegoro masih tetap ada namun banyak mengalami perubahan. Ajaran samin yang disebarkan oleh Samin Sorosentiko adalah bentuk sebuah penolakan terhadap budaya kolonial belanda yang muncul pada masa penjajahan belanda abad 19 di Indonesia. keberadaan suku samin yang sekarang dengan yang dulu sudah berubah total hingga 180 derajat, terutama para generasi mudanya.
Perubahan jaman suku samin ini berpengaruh terhadap tradisi masyarakat suku samin, seperti sudah menggunakan sepeda motor, traktor, dan pupu kimiawi dalam pertanian. Serta sudah mengenal banyak budaya dari luar. Sahabat ngawicybers.blogspot.com semoga artikel 18 suku primitif di dunia yang mendekati ajang kepunahan ini dapat menambah wawasan pengetahuan anda. Baca Juga Kisah Nyata Manusia Kanibal Paling Brutal.
Tinku Tradisi Unik Adu Pukul Di Bolivia
Kuburan Seram Jadi Tempat Bermain Anak Kecil di Philipina
Perubahan jaman suku samin ini berpengaruh terhadap tradisi masyarakat suku samin, seperti sudah menggunakan sepeda motor, traktor, dan pupu kimiawi dalam pertanian. Serta sudah mengenal banyak budaya dari luar. Sahabat ngawicybers.blogspot.com semoga artikel 18 suku primitif di dunia yang mendekati ajang kepunahan ini dapat menambah wawasan pengetahuan anda. Baca Juga Kisah Nyata Manusia Kanibal Paling Brutal.
Tinku Tradisi Unik Adu Pukul Di Bolivia
Kuburan Seram Jadi Tempat Bermain Anak Kecil di Philipina
Referensi:
sulitabatigol.wordpress.com_Sepuluh Suku Primitif yang Menghindari Peradaban Modern
asliindonesia.net_7 Suku Indonesia yang Hampir Punah
bintang.com_Etnis yang Terancam Punah Di Dunia Selain Suku Rohingya
Posting Komentar