Sebuah studi baru-baru ini menerbitkan penelitian mereka dalam jurnal Nature yang dipimpin para peneliti dari Royal Veterinary College Inggris, mengungkap misteri aneh dalam formasi kawanan burung terbang. Banyak ilmuwan telah menyadari dan memahami bahwa burung memanfaatkan energi udara ketika terbang dalam bentuk formasi 'V'.
Ketika kawanan burung terdepan dalam formasi 'V' mengepakkan sayap, hal ini akan menciptakan pusaran udara yang membuat udara akan mendorong keatas kawan di belakangnya. Sehingga setiap burung yang berada di belakang kawanan formasi ini mendapat tumpangan gratis, menguntungkan dalam hal penggunaan energi.
( Baca : Ternyata Gigitan Kucing Lebih Berbahaya Dibanding Anjing )
Burung benar-benar mengerti bagaimana menggunakan fenomena tersebut untuk keuntungan penerbangan mereka, sehingga sejak dahulu berbagai formasi mungkin pernah kita lihat di udara tetapi tujuannya tetap sama yaitu menciptakan pusaran udara.
Mekanisme ini terlihat rumit, tetapi dalam formasi 'V' menunjukkan kesadaran luar biasa dan kemampuan burung untuk merespon rekan mereka.
Kawanan burung yang terbang dalam formasi tampaknya telah mengembangkan pentahapan dan strategi untuk mengatasi jalur gelombang dinamis atau tubulensi akibat dari mengepakkan sayap. Pada umunya sebagian besar kawanan burung membentuk formasi 'V', tetapi ada juga formasi lain yang jarang terlihat.
Dalam penelitian ini, tim ilmuwan memasang sensor pada sayap burung Ibis yang akhirnya ikut dalam formasi kawanan burung lain. Data yang diperoleh dari penerbangan kawanan burung Ibis, ilmuwan memperkirakan setidaknya setiap burung berada pada jarak satu meter dibelakang burung lain dan sekitar satu meter kesamping.
( Baca : 10 Ciri Ciri Cowok Sudah Tidak Perjaka )
Jadi ada titik aman dalam penerbangan formasi dimana setiap burung mendapatkan ruang dua meter kubik. Dalam formasi ini juga ditemukan burung lain yang saling bertukar posisi dan mengubah pemimpin yang berada digaris terdepan.
Selain itu, manfaat tambahan formasi 'V' telah menunjukkan bahwa hewan burung mampu menghemat energi. Dari hasil penelitian tahun 2001 pada burung pelikan, diketahui denyut jantung sekawanan burung pelikan yang berada digaris belakang memiliki detak jantung lebih lambat daripada burung digaris depan.
Dari sini terlihat, ketika burung terdepan merasa letih maka posisinya akan digantikan dengan burung lain. Itu sebabnya perjalanan kawanan burung mampu bertahan selama berjam-jam menempuh jarak ratusan kilometer.
( Baca : Ternyata Manusia Gua Ada Yang Maho )
Sumber:
Kompas
Posting Komentar