Rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak. Seperti diketahui, bayi yang tidak diberi ASI, setidaknya hingga usia 6 bulan, lebih rentan mengalami kekurangan nutrisi.
“Masalahnya, promosi ASI ekslusif kalah jauh dari promosi susu formula. Sehingga, kesadaran pentingnya asupan ASI untuk bayi masih rendah,” kata Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Kementrian Kesehatan, dr Budiharja di acara Seminar Peningkatan Pemberian ASI Eskslusif dalam mendukung MDG'S di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa 29 Maret 2011.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, pemberian ASI di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Presentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa menandingi kualitas ASI, bahkan susu formula sekalipun.
Padahal selain bisa menurunkan angka kekurangan gizi, banyak manfaat lainnya yang bisa diperoleh dari ASI untuk bayi. Berikut keuntungan pemberian ASI eksklusif pada bayi:
- Enam hingga delapan kali lebih jarang menderita kanker anak (leukemia limphositik, Neuroblastoma, Lympoma Maligna)
- Risiko dirawat dengan sakit saluran pernapasan 3 kali lebih jarang dari bayi yang rutin konsumsi susu formula
- Sebanyak 47 persen lebih jarang diare
- Mengurangi risiko alami kekurangan gizi dan vitamin
- Mengurangi risiko kencing manis
- Lebih kebal terkena alergi
- Mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah
- Mengurangi penyakit menahun seperti usus besar
- Mengurangi kemungkinan terkena asma
- Mengurangi risiko terkena bakteri E sakazakii dari bubuk susu yang tercemar
“Dan perlu Anda tahu beda kompisisi ASI dengan susu formula. Susu formula terbuat dari susu sapi, maka lebih banyak mengandung protein yang bermanfaat untuk perkembangan otot. Hal ini karena sapi butuh otot kuat agar bisa menghasilkan banyak energi, sementara ASI mengandung tinggi laktosa yang penting untuk perkembangan otak manusia,” ujar Satgas ASI dari IDAI , I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi menambahkan.
“Masalahnya, promosi ASI ekslusif kalah jauh dari promosi susu formula. Sehingga, kesadaran pentingnya asupan ASI untuk bayi masih rendah,” kata Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Kementrian Kesehatan, dr Budiharja di acara Seminar Peningkatan Pemberian ASI Eskslusif dalam mendukung MDG'S di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa 29 Maret 2011.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, pemberian ASI di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Presentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa menandingi kualitas ASI, bahkan susu formula sekalipun.
Padahal selain bisa menurunkan angka kekurangan gizi, banyak manfaat lainnya yang bisa diperoleh dari ASI untuk bayi. Berikut keuntungan pemberian ASI eksklusif pada bayi:
- Enam hingga delapan kali lebih jarang menderita kanker anak (leukemia limphositik, Neuroblastoma, Lympoma Maligna)
- Risiko dirawat dengan sakit saluran pernapasan 3 kali lebih jarang dari bayi yang rutin konsumsi susu formula
- Sebanyak 47 persen lebih jarang diare
- Mengurangi risiko alami kekurangan gizi dan vitamin
- Mengurangi risiko kencing manis
- Lebih kebal terkena alergi
- Mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah
- Mengurangi penyakit menahun seperti usus besar
- Mengurangi kemungkinan terkena asma
- Mengurangi risiko terkena bakteri E sakazakii dari bubuk susu yang tercemar
“Dan perlu Anda tahu beda kompisisi ASI dengan susu formula. Susu formula terbuat dari susu sapi, maka lebih banyak mengandung protein yang bermanfaat untuk perkembangan otot. Hal ini karena sapi butuh otot kuat agar bisa menghasilkan banyak energi, sementara ASI mengandung tinggi laktosa yang penting untuk perkembangan otak manusia,” ujar Satgas ASI dari IDAI , I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi menambahkan.
Posting Komentar