Segala sesuatu yang dikonsumsi oleh ibu menyusui bisa mempengaruhi ASI dan menyebabkan alergi pada anak. Untuk itu ketahui makanan apa saja yang sering menyebabkan alergi dari ASI.
"Makanan yang dimakan ibu menyusui akan masuk ke peredaran darah dan bisa bikin alergi pada bayi," ujar Dr dr Zakiudin Munasir, SpA(K) dari divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dalam acara media edukasi 'Alergi Susu Sapi Bukan Penghalang Pertumbuhan Anak' di Hotel Gran Melia, Jakarta.
Dr Zakiudin menuturkan ada beberapa makanan tertentu yang sering menyebabkan alergi pada anak dari ASI yaitu:
1. Susu sapi
2. Kacang tanah
3. Telur
4. Makanan laut (seafood)
Jika muncul gejala alergi pada anak seperti ruam merah, sering batuk pilek, diare atau gejala lainnya maka cari tahu makanan apa yang dikonsumsi oleh sang ibu yang bisa memicu alergi.
"Misalnya merah-merah di pipi bayi sering dibilang akibat ketumpahan ASI, padahal itu harus dicurigai. Karena kalau akibat ketumpahan ASI kenapa tidak muncul di bibir dan mulutnya," ujar dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi (Peralmuni) cabang Jakarta Raya.
Pilek yang muncul akibat alergi umumnya berbeda dengan pilek biasa. Jika pilek akibat alergi maka cairan yang keluar cenderung cair, sedangkan kalau infeksi disertai dengan demam dan lendirnya kental kadang berwarna hijau.
"Sedangkan untuk ibu hamil tidak perlu pantang dan bebas mengonsumsi makanan apa saja yang bergizi, yang tidak boleh adalah kontak dengan asap rokok," ungkap Dr Zakiudin.
Alergi terjadi ketika antibodi tubuh menangkap suatu zat (bisa makanan, debu, obat dan sebagainya) yang dianggap sebagai benda asing, kondisi ini memicu sel mast (sel yang berperan terhadap reaksi alergi) pecah dan mengeluarkan zat yang menyebabkan munculnya gejala alergi.
Dr Zaikudin menuturkan ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi yaitu:
1. Ketahui dari faktor genetiknya, karena salah satu hal yang meningkatkan kejadian alergi adalah akibat genetik.
2. Menghindari pencetus alergi, misalnya bayi yang baru lahir jangan diberikan susu sapi atau probiotik, tapi berikanlah ASI.
3. Membuat infeksi yang tidak sakit. Hal ini karena makin tinggi infeksi maka alerginya makin rendah.
4. Menciptakan lingkungan yang tidak memicu alergi misalnya menghindari penggunan karpet yang berlebihan.
"Makanan yang dimakan ibu menyusui akan masuk ke peredaran darah dan bisa bikin alergi pada bayi," ujar Dr dr Zakiudin Munasir, SpA(K) dari divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dalam acara media edukasi 'Alergi Susu Sapi Bukan Penghalang Pertumbuhan Anak' di Hotel Gran Melia, Jakarta.
Dr Zakiudin menuturkan ada beberapa makanan tertentu yang sering menyebabkan alergi pada anak dari ASI yaitu:
1. Susu sapi
2. Kacang tanah
3. Telur
4. Makanan laut (seafood)
Jika muncul gejala alergi pada anak seperti ruam merah, sering batuk pilek, diare atau gejala lainnya maka cari tahu makanan apa yang dikonsumsi oleh sang ibu yang bisa memicu alergi.
"Misalnya merah-merah di pipi bayi sering dibilang akibat ketumpahan ASI, padahal itu harus dicurigai. Karena kalau akibat ketumpahan ASI kenapa tidak muncul di bibir dan mulutnya," ujar dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi (Peralmuni) cabang Jakarta Raya.
Pilek yang muncul akibat alergi umumnya berbeda dengan pilek biasa. Jika pilek akibat alergi maka cairan yang keluar cenderung cair, sedangkan kalau infeksi disertai dengan demam dan lendirnya kental kadang berwarna hijau.
"Sedangkan untuk ibu hamil tidak perlu pantang dan bebas mengonsumsi makanan apa saja yang bergizi, yang tidak boleh adalah kontak dengan asap rokok," ungkap Dr Zakiudin.
Alergi terjadi ketika antibodi tubuh menangkap suatu zat (bisa makanan, debu, obat dan sebagainya) yang dianggap sebagai benda asing, kondisi ini memicu sel mast (sel yang berperan terhadap reaksi alergi) pecah dan mengeluarkan zat yang menyebabkan munculnya gejala alergi.
Dr Zaikudin menuturkan ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi yaitu:
1. Ketahui dari faktor genetiknya, karena salah satu hal yang meningkatkan kejadian alergi adalah akibat genetik.
2. Menghindari pencetus alergi, misalnya bayi yang baru lahir jangan diberikan susu sapi atau probiotik, tapi berikanlah ASI.
3. Membuat infeksi yang tidak sakit. Hal ini karena makin tinggi infeksi maka alerginya makin rendah.
4. Menciptakan lingkungan yang tidak memicu alergi misalnya menghindari penggunan karpet yang berlebihan.
(sydh/dtc)
Posting Komentar