Rudal Yakhont Tenggelamkan KRI Buatan AS

Peluru kendali (rudal) Yakhont milik TNI Angkatan Laut yang dibeli dari Rusia berhasil melaksanakan fungsinya dalam uji coba di Samudera Indonesia.

Rudal yang memiliki kecepatan 2 Mach (atau setara dua kali kecepatan suara), dengan jangkauan maksimal 300 km dan daya ledak 300 kg ini berhasil menenggelamkan eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 buatan Amerika Serikat pada jarak 250 km.

"Pada hari ini TNI AL berhasil menembakkan rudal Yakhont dan dinyatakan eks kapal Teluk Bayur tenggelam," ujar Kepala Pusat Penerangan Angkatan Laut Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepada pers di atas KRI Surabaya-591 di Samudera Hindia, Rabu 20 April 2011.

Rudal Yakhont ditembakkan dari KRI Oswald Siahaan-354 (jenis Perusak Kawal Rudal kelas Fregat Vanspijk) sekitar pukul 10.30 siang.

Seluruh wartawan dari berbagai media yang turut dalam rombongan KRI Surabaya-591 langsung mendokumentasikan penembakan rudal Yakhont oleh KRI Oswald Siahaan-354.

Peragaan diawali dengan beberapa manuver dan peragaan peringatan yang dilakukan KRI OWA-354 kepada sasaran. Kemudian, pada akhirnya rudal dilesakkan.
Dengan kecepatan super dan suara bising yang ditimbulkan, rudal Yakhont meluncur cepat mengarah ke sasaran tembak di tengah Samudera Hindia. Hanya hitungan detik, rudal sekelebat hilang.

Dengan jarak sasaran tembak yang mencapai 250 km, tidak memungkinkan media, pejabat TNI AL dan awak KRI Surabaya-591 untuk melihat langsung rudal Yakhort meluluhlantahkan KRI Teluk Bayur-502.

Selain peluncuran perdana rudal Yakhont, TNI AL juga meluncurkan rudal lain dengan sasaran yang sama. Rudal itu yakni, Excocet MM 40 dan Mistral buatan Perancis yang diluncurkan KRI Sultan Hassanudin-366. Serta Sea Cat yang dilesakkan oleh KRI Karel Satsuit Tubun-356.

Selain tiga rudal handal yang dimiliki, TNI AL juga memperlihatkan kebolehan senjata strategis lainnya yakni, Torpedo Sut yang dilesakkan kapal selam Cakra-401 dan roket anti kapal selam RBU-6000 yang dimuntahkan KRI Cut Nyak Dien-375.

Iskandar menyatakan, selain untuk mengetahui kehandalan, akurasi sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan, uji coba kali ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan unsur-unsur TNI AL dalam melaksanakan operasi tempur laut.

Menurutnya, sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia sangat rentan terhadap potensi ancaman dari negara lain melalui laut. Sehingga, sebagai salah satu alat pertahanan negara, TNI AL dituntut berperan aktif menjaga dan mempertahankan kedaulatan Indonesia.

"Karena itu, diperlukan adanya latihan secara bertingkat dan berjenjang untuk meningkatkan profesionalisme dan naluri tempur prajurit. Serta kesiapan operasional alutsista," tuturnya.