Tomcat sedang menjadi buah bibir karena menyerang manusia di sejumlah tempat. Bahaya gigitan Tomcat dan pengobatan di gigit Tomcat serta ciri ciri Tomcat harus kita ketahui bersama. Hewan ini merupakan jenis serangga atau kumbang rove yang biasa disebut semut semai atau semut kayap.
Serangga ini merupakan kelompok serangga pertanian sebagai predator dari hama pertanian seperti wereng dan lain-lain. Efeknya, kulit manusia yang terkena racun tomcat akan terasa panas, melepuh dan membekaskan luka-luka merah. Kementerian Kesehatan pun telah merilis pola-pola pengobatan dari bahaya racun serangga tomcat.
Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hari Sutrisno, mengatakan, "Serangga Tomcat sebenarnya adalah serangga genus Paederus."
Serangga tersebut adalah kumbang memiliki ukuran relatif kecil, sekitar 1 cm sehingga kadang tidak dikenali. Keunikan serangga ini adalah bagian sayap yang tak menutupi seluruh abdomen.
"Ada 12 jenis serangga jenis ini. Namun yang paling banyak di sini adalah Paederus fasciatus. Jadi kemungkinan yang di Surabaya adalah jenis ini," jelas Hari.
Hari mengatakan, serangga ini memiliki habitat di persawahan, hutan maupun taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga lain pemakan daun.
Sebutan serangga ini sedikit kurang tepat sebab sebenarnya tomcat adalah nama pestisida. Di beberapa daerah, serangga ini sering disebut semut kanai atau semut kayap.
Hari saat mengungkapkan bahwa serangga Paederus biasanya menyerang untuk mempertahankan diri. Serangga ini bisa menyerang apapun yang dianggap menggangggu.
Namun demikian, Hari mengatakan, "Serangan pada manusia sebenarnya bukan tujuan. Hanya mungkin ada aktivitas manusia yang mengganggu serangga ini."
Aktivitas yang mengganggu antara lain saat serangga akan masuk ke rumah dan terhalang tirai, manusia membuka tirai tersebut sehingga kumbang ini terbang dan menyerang.
Ciri khas Paederus adalah kemampuan memproduksi toksin yang disebut paederin. Saat menyerang, serangga akan mengeluarkan toksin ini, persis seperti ular yang mengeluarkan bisa.
Toksin tersebut yang dikatakan bisa berdampak buruk bagi manusia. Akibat jika terserang serangga ini adalah dermatitis, dimana kulit melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan.
"Jika kena serangga ini, maka kita harus cuci dengan air sabun agar menetralisir racun. Lalu bisa juga memakai Kalium permanganat atau salep untuk mengobati," terang Hari.
Dikatakan bahwa racun serangga ini konsentrasinya 12 kali lebih besar dari bisa kobra. Namun demikian, Hari mengatakan bahwa racun serangga ini tak mematikan.
Menurut Hari, kumbang Paederus sebenarnya serangga yang menguntungkan bagi petani karena mampu membasmi wereng. Karenanya, serangga ini cukup dicegah kehadirannya, tak perlu dibasmi dengan pestisida kimia.
Hari menghimbau masyarakat agar tidak panik. Serangan serangga ini sebenarnya sudah biasa dialami. hany perlu langkah tepat saat terkena serangannya.
"Tata laksana sebagaimana pengobatan dermatitis contact irritant. Jika ada menemukan serangga ini, jangan dipencet agar racun tidak mengenai kulit. Lalu, masukkan serangga tersebut ke plastik dengan hati-hati, terus buang ke tempat yang aman," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama
Tjandra menyarankan bila seseorang terkena racun tomcat harus segera dicuci dengan air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini. "Pastikan serangga ini tidak ada lagi, untuk mencegah pertambahan lesi di kulit. Kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin bila sudah timbul lesi seperti luka bakar. Bila berlanjut sebaiknya berobat ke fasilitas kesehatan terdekat," paparnya.
Habitat lingkungan adalah berupa tambak liar dan ada sedikit semak-semak. sebenarnya serangga tersebut bersifat kosmopolitan, artinya berada dimana-mana dan suka daerah yang lembab, bisa di lantai tanah maupun lantai keramik juga bisa.Tempat yang disukai yakni tempat yang lembab dan tanaman, seperti padi dan jagung. Merupakan salah satu predator wereng
Penyakit yang ditimbulkan pada manusia akibat serangan racun serangga tomcat tersebut yakni Dermatitis Contact Irritant. Hal itu diakibatkan racun paederin (C25 H45O9N) yang ada di dalam badan, kecuali disayap. Dermatitis terjadi bila bersentuhan secara langsung dengan serangga atau secara tidak langsung, misalnya melalui handuk, baju atau barang lain yang tercemar racun paederin.
Kulit yang terkena biasanya daerah kulit yang terbuka, dalam waktu singkat akan terasa panas. Setelah 24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitar berwarna merah yang menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar, Pada kasus yang jarang tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti, selain itu perlu dipastikan bahwa tidak ada riwayat terkena bahan kimia atau luka bakar.
Berikut adalah Ciri-ciri dari Serangga Tomcat tersebut:
- Panjang sekitar 1 cm
- Badan berwarna oranye dengan bagian bawah abdomen dan kepala berwarna gelap.
- Memiliki sepasang sayap namun tersembunyi
- Sepintas mirip semut
- Bila merasa terancam akan menaikkan bagian perut (abdomen) sehingga nampak seperti kalajengking
Serangga ini merupakan kelompok serangga pertanian sebagai predator dari hama pertanian seperti wereng dan lain-lain. Efeknya, kulit manusia yang terkena racun tomcat akan terasa panas, melepuh dan membekaskan luka-luka merah. Kementerian Kesehatan pun telah merilis pola-pola pengobatan dari bahaya racun serangga tomcat.
Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hari Sutrisno, mengatakan, "Serangga Tomcat sebenarnya adalah serangga genus Paederus."
Serangga tersebut adalah kumbang memiliki ukuran relatif kecil, sekitar 1 cm sehingga kadang tidak dikenali. Keunikan serangga ini adalah bagian sayap yang tak menutupi seluruh abdomen.
"Ada 12 jenis serangga jenis ini. Namun yang paling banyak di sini adalah Paederus fasciatus. Jadi kemungkinan yang di Surabaya adalah jenis ini," jelas Hari.
Hari mengatakan, serangga ini memiliki habitat di persawahan, hutan maupun taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga lain pemakan daun.
Sebutan serangga ini sedikit kurang tepat sebab sebenarnya tomcat adalah nama pestisida. Di beberapa daerah, serangga ini sering disebut semut kanai atau semut kayap.
Hari saat mengungkapkan bahwa serangga Paederus biasanya menyerang untuk mempertahankan diri. Serangga ini bisa menyerang apapun yang dianggap menggangggu.
Namun demikian, Hari mengatakan, "Serangan pada manusia sebenarnya bukan tujuan. Hanya mungkin ada aktivitas manusia yang mengganggu serangga ini."
Aktivitas yang mengganggu antara lain saat serangga akan masuk ke rumah dan terhalang tirai, manusia membuka tirai tersebut sehingga kumbang ini terbang dan menyerang.
Ciri khas Paederus adalah kemampuan memproduksi toksin yang disebut paederin. Saat menyerang, serangga akan mengeluarkan toksin ini, persis seperti ular yang mengeluarkan bisa.
Toksin tersebut yang dikatakan bisa berdampak buruk bagi manusia. Akibat jika terserang serangga ini adalah dermatitis, dimana kulit melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan.
"Jika kena serangga ini, maka kita harus cuci dengan air sabun agar menetralisir racun. Lalu bisa juga memakai Kalium permanganat atau salep untuk mengobati," terang Hari.
Dikatakan bahwa racun serangga ini konsentrasinya 12 kali lebih besar dari bisa kobra. Namun demikian, Hari mengatakan bahwa racun serangga ini tak mematikan.
Menurut Hari, kumbang Paederus sebenarnya serangga yang menguntungkan bagi petani karena mampu membasmi wereng. Karenanya, serangga ini cukup dicegah kehadirannya, tak perlu dibasmi dengan pestisida kimia.
Hari menghimbau masyarakat agar tidak panik. Serangan serangga ini sebenarnya sudah biasa dialami. hany perlu langkah tepat saat terkena serangannya.
"Tata laksana sebagaimana pengobatan dermatitis contact irritant. Jika ada menemukan serangga ini, jangan dipencet agar racun tidak mengenai kulit. Lalu, masukkan serangga tersebut ke plastik dengan hati-hati, terus buang ke tempat yang aman," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama
Tjandra menyarankan bila seseorang terkena racun tomcat harus segera dicuci dengan air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini. "Pastikan serangga ini tidak ada lagi, untuk mencegah pertambahan lesi di kulit. Kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin bila sudah timbul lesi seperti luka bakar. Bila berlanjut sebaiknya berobat ke fasilitas kesehatan terdekat," paparnya.
Habitat lingkungan adalah berupa tambak liar dan ada sedikit semak-semak. sebenarnya serangga tersebut bersifat kosmopolitan, artinya berada dimana-mana dan suka daerah yang lembab, bisa di lantai tanah maupun lantai keramik juga bisa.Tempat yang disukai yakni tempat yang lembab dan tanaman, seperti padi dan jagung. Merupakan salah satu predator wereng
Penyakit yang ditimbulkan pada manusia akibat serangan racun serangga tomcat tersebut yakni Dermatitis Contact Irritant. Hal itu diakibatkan racun paederin (C25 H45O9N) yang ada di dalam badan, kecuali disayap. Dermatitis terjadi bila bersentuhan secara langsung dengan serangga atau secara tidak langsung, misalnya melalui handuk, baju atau barang lain yang tercemar racun paederin.
Kulit yang terkena biasanya daerah kulit yang terbuka, dalam waktu singkat akan terasa panas. Setelah 24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitar berwarna merah yang menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar, Pada kasus yang jarang tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti, selain itu perlu dipastikan bahwa tidak ada riwayat terkena bahan kimia atau luka bakar.
Berikut adalah Ciri-ciri dari Serangga Tomcat tersebut:
- Panjang sekitar 1 cm
- Badan berwarna oranye dengan bagian bawah abdomen dan kepala berwarna gelap.
- Memiliki sepasang sayap namun tersembunyi
- Sepintas mirip semut
- Bila merasa terancam akan menaikkan bagian perut (abdomen) sehingga nampak seperti kalajengking
Posting Komentar