Sebuah granit berukuran besar ditemukan di lepas pantai Brasil. Dari penemuan tersebut, para ahli memperkirakan bahwa granit itu adalah salah satu bagian dari kota Atlantis yang hilang.
Beberapa peneliti dari Jepang dengan menggunakan kapal selam berawak bernama Shinkai 6500 menelusuri dasar laut di daerah Brasil. Dari hasil penelusuran tersebut mereka menemukan sebuah lempengan granit dalam ukuran besar.
Menurut penjelasan para peneliti, seperti yang dikutip Japan Times (07/05), batuan granit hanya ditemukan di tempat atau daratan yang kering saja dan kali ini mereka menemukan di dasar laut.
Para peneliti memperkirakan bahwa granit tersebut tenggelam ke dasar laut sekitar beberapa puluh tahun lalu.
Uniknya, dengan penemuan granit tersebut, para peneliti mencoba mengait-ngaitkannya dengan hilangnya kota Atlantis yang tersohor itu.
Menurut penuturan Plato, seorang filosof terkenal zaman dahulu, Atlantis adalah kota yang terletak di daratan yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan dan dekat dengan laut.
Selain Indonesia, Brasil juga merupakan daerah yang memiliki lahan hijau terbesar di dunia serta dekat dengan laut.
Granit tersebut berada di kedalaman sekitar 910 meter di dasar laut. Tepatnya terletak di seribu kilometer sebelah tenggara Rio de Jenairo, Brasil.
Shinichi Kawakami, seorang profesor di Universitas Gifu, menjelaskan bahwa beberapa puluh juta tahun lalu, benua Amerika Selatan dan Afrika menyatu dan akhirnya terpceah sekitar 100 juta tahun sesudahnya.
"Amerika Selatan dan Afrika adalah dua benua besar yang menyatu dan akhirnya terpecah karena rendaman air yang meninggi dan pergeseran lempeng bumi," jelas Kawakami.
Kedua benua ini terpecah oleh rendaman air laut yang mengalami kenaikan volume secara pesat. Dengan naiknya volume laut, maka segala hal yang ada di tempat sebelum kedua benua itu terpecah menjadi tenggelam dan diperkirakan Atlantis berada di antara kedua benua tersebut.
Selain menemukan granit, para peneliti juga menemukan pasir kuarsa dalam jumlah besar. Pasir kuarsa juga tidak terbentuk di daerah basah.
Walaupun begitu, pihak peneliti masih belum berani menyatakan dan membuat satu teori baru bahwa lempengan granit tersebut adalah benar bagian dari kota Atlantis.
Mereka akan terus menganalisis hasil temuannya dan mengembangkan penelitian tersebut lebih lanjut.
Beberapa peneliti dari Jepang dengan menggunakan kapal selam berawak bernama Shinkai 6500 menelusuri dasar laut di daerah Brasil. Dari hasil penelusuran tersebut mereka menemukan sebuah lempengan granit dalam ukuran besar.
Menurut penjelasan para peneliti, seperti yang dikutip Japan Times (07/05), batuan granit hanya ditemukan di tempat atau daratan yang kering saja dan kali ini mereka menemukan di dasar laut.
Para peneliti memperkirakan bahwa granit tersebut tenggelam ke dasar laut sekitar beberapa puluh tahun lalu.
Uniknya, dengan penemuan granit tersebut, para peneliti mencoba mengait-ngaitkannya dengan hilangnya kota Atlantis yang tersohor itu.
Menurut penuturan Plato, seorang filosof terkenal zaman dahulu, Atlantis adalah kota yang terletak di daratan yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan dan dekat dengan laut.
Selain Indonesia, Brasil juga merupakan daerah yang memiliki lahan hijau terbesar di dunia serta dekat dengan laut.
Granit tersebut berada di kedalaman sekitar 910 meter di dasar laut. Tepatnya terletak di seribu kilometer sebelah tenggara Rio de Jenairo, Brasil.
Shinichi Kawakami, seorang profesor di Universitas Gifu, menjelaskan bahwa beberapa puluh juta tahun lalu, benua Amerika Selatan dan Afrika menyatu dan akhirnya terpceah sekitar 100 juta tahun sesudahnya.
"Amerika Selatan dan Afrika adalah dua benua besar yang menyatu dan akhirnya terpecah karena rendaman air yang meninggi dan pergeseran lempeng bumi," jelas Kawakami.
Kedua benua ini terpecah oleh rendaman air laut yang mengalami kenaikan volume secara pesat. Dengan naiknya volume laut, maka segala hal yang ada di tempat sebelum kedua benua itu terpecah menjadi tenggelam dan diperkirakan Atlantis berada di antara kedua benua tersebut.
Selain menemukan granit, para peneliti juga menemukan pasir kuarsa dalam jumlah besar. Pasir kuarsa juga tidak terbentuk di daerah basah.
Walaupun begitu, pihak peneliti masih belum berani menyatakan dan membuat satu teori baru bahwa lempengan granit tersebut adalah benar bagian dari kota Atlantis.
Mereka akan terus menganalisis hasil temuannya dan mengembangkan penelitian tersebut lebih lanjut.
[das]
sumber : merdeka.com
Posting Komentar