Hari itu ane jalan-jalan sama teman ane, tepatnya saat matahari sudah mulai tidak menampakkan lagi wujudnya alias mulai pergi dari tempat peraduannya. Ane lihat ada seorang bapak bersama anak kecil sedang duduk di bawah pohon itu. Dan ternyata mereka berdua merupakan seorang ayah dengan anaknya. Karena setelah itu ane menghampirinya dan numpang duduk sebentar. Sambil ane duduk bersama sama teman ane, ane diam-diam dengerin bapak tadi berbicara dengan anaknya.
Ane masih inget bener pembicaraan ayah dengan anaknya tadi. Kurang lebih seperti ini. Langsung ke TKP. He... " Anakku " ucap sang ayah tiba-tiba. Anaknya pun menatap ayahnya dengan perasaan yang serius. Dengan sapaan seperti itu sang anak paham bahwa ayahnya mau menyampaikan sesuatu yang serius. " Adakah manfaat dari sebuah pohon besar ini? " lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya. " Menurutku, pohon bisa menjadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara. " Jawab sang anak sambil matanya menatap ayahnya menunggu sebuah kepastian. " Bagus " jawab sang ayah dengan spontan.
" Namun ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon tinggi besar ini. " tambah sang ayah sambil wajahnya menatap ke ujung dahan yang paling atas itu. “ Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya,” jelas sang ayah. “Anakku,” ucap sang ayah sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung anaknya. “ Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” ungkap sang ayah begitu berkesan.
Maksudnya, keadaan tanah kehidupan yang kita pijak saat ini, kadang tidak berada pada hamparan luas nan datar. Selalu saja ada keadaan tidak seperti yang kita inginkan. Ada tebing nan curam, ada tanjakan yang melelahkan, ada turunan landai yang melenakan, dan ada lubang-lubang yang muncul di luar dugaan. Pepohonan, seperti yang diucapkan sang ayah kepada anaknya, selalu memposisikan diri pada kekokohan untuk selalu tegak lurus mengikuti sumber cahaya kebenaran. Walaupun berada di tebing ancaman, tanjakan hambatan, turunan godaan, dan lubang jebakan. “Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran.
Sahabat ngawicybers.blogspot.com, hikmah yang kita ambil dari kejadian ini adalah jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran, siapapun anda, bagaimanapun anda, dan dimanapun anda berada tatap dan ikutilah cahaya lurus kebenaran, karena bila tidak, anda akan tersesat dalam kegelapan. Dan Bila terperangkap dalam gelap, jangan mengutuki kegelapan, tapi nyalakan lah cahaya walaupun dengan Lilin.
Posting Komentar