Seorang penjual roti keliling |
Lalu, si penjual roti didatangi oleh seorang mahasiswa Indonesia. Selesai memilih roti, si mahasiswa ingin membayar, namun lagi-lagi di cegah oleh si penjual roti itu. Si penjual roti berujar, " Ambil saja, Dik. Anggap saja itu hadiah dari saya." Si mahasiswa tentu sama kaya ibu-ibu dan bapak tadi merasa senang. Keeseokan harinya, apa yang terjadi? Si mahasiswa langsung mengajak rekan-rekan Indonesia lainnya mendtangi si penjual roti. Yah, apalagi kalau bukan berharap roti gratisan..!! hehe..
Sahabat Hamzah, hikmah yang bisa kita ambil dari kisah tersebut adalah kadang miskin itu bukan hanya soal materi, tapi juga soal mental. Si penjual roti kecil-kecilan tadi, walaupun secara materi dia belum bisa dikatakan kaya, tetapi secara mental ia sudah kaya. Sedangkan si mahasiswa Indonesia, bisa jadi secara materi ia sudah kaya, tapi secara mental ia belum kaya. Ia masih miskin. Adalah kecelakan atau kesalahan besar apabila seseorang sudah jatuh pada miskin materi juga miskin mental.
Semoga apa yang ane tulis tentang belajar dari si tukang roti keliling ini bisa bermanfaat buat sahabat-sahabat. Ingat, hidup di dunia hanyalah sementara, gunakan hidup sebaik mungkin. Jangan sia-sia kan hidup kita hanya karena kesenangan sesaat. Demikian semoga bermanfaat, terima kasih.
Posting Komentar