Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu penuh pelajaran hidup |
Kemudian selang pengunjung pada pulang, bunga mawar dan pohon bambu ngobrol. “Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mendengar hal itu mawar tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”
Mendengar ucapan mawar seperti itu sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Karena bambu berfikir tidak ada satupun bagian darinya yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
Kemudian sang mawar menjawab, “Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, ketika badai datang, kau tetap bertahan, tidak sedikitpun goyah,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh dan lemah, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.
Setelah mendengar penjelasan sang mawar, bambu akhirnya baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,” Lanjut sang bambu.
Kemudian sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,” jawab sang mawar. Dan bambupun kembali bingung, “Aku tidak mengerti,” katanya.
“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,” jawab sang mawar.
Mendengar pnjelasan sang mawar, bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik nan indah itu. Semenjak percakapan dengan mawar, sang bambu yang tadinya tidak percaya akan kelebihan dirinya tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain disekitarnya.
Sahabat hamzah, hari ini kita belajar dari kisah bunga mawar dan pohon bambu. Intinya bahwa daripada kita menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain. Terima kasih semoga bermanfaat.
Posting Komentar