Dua Wajah Malaikat Pencabut Nyawa

Ngawi Cyber| Seperti apakah wajah malaikat pencabut nyawa? - Mungkin itu merupakan salah satu pertanyaan yang mungkin shobat Ngawi Cybersemua pertanyakan dalam hati. Untuk lebih jelasnya kali ini ane mau nulis kisah tentang sekilas gambaran wajah malaikat pencabut nyawa yang dikutip dari Majalah Nahdlatul Ulama (NU) RISALAH (2013). Berikut kisahnya.

Alkisah, Nabi Sulaiman mulai menambahkan kudanya di depan istananya. Kuda itu meringkik sejenak sambil meggerakkan kakinya sebelum duduk. kuda nabi Sulaiman ini adalah kuda terbaik dari 1200 kuda yang dimilikinya. Kuda berwarna coklat tua dengan bulu keemasan dibelinya dari Mesir setara dengan harga 200 hamba sahaya terbaik.

Nabi Sulaiman baru saja pulang dari perjalanan yang di anggap sangat penting. Perjalanan ini terbilang sangat istimewa karena semua wilayah tak luput dari kunjungannya. Mulai dari ujung barat hingga ujung timur Palestina. Hampir tiga bulan nabi Sulaiman melalui inspeksi dan tak satu desa pun tak dikunjungi. Pada malam hari nabi selalu menginap di rumah penduduk termiskin. Ia menolak menginap di rumah pejabat negara.

Dalam perjalanan itu satu malam ia menyaksikan sebagian rakyatnya yang mulai makmur.
"Aku ingin nasib kalian semua tidak menjadi bebanku," katanya. 
Namun, pernah juga ia saksikan rakyatnya yang sangat miskin. Nabi Sulaiman menangis meliihat kemiskinannya itu. Rumahnya menempel ke tembok pagar tetangga kaya. Nabi Sulaiman menginap di rumah itu.

Dua Wajah Malaikat Pencabut Nyawa
Seperti apakah wajah malaikat maut ?


Nabi Sulaiman kaget ketika bangun tengah malam untuk shalat dikejutkan dengan pemandangan yang sangat mengesankan. Keluarga miskin itu dalam shalat malamnya terdengar berdoa.
"Ya Allah, aku ridho dengan anugerah-Mu karena aku tahu bahwa surga-Mu sangat luas dan amat membahagiakan aku. Aku akan sangat bahagia nanti jika mengahadap-Mu tanpa pertanggungjawaban duniawi. Ya Allah, anugerahkan rajaku Nabi Sulaiman anugerah terbaik-Mu di saat usianya yang sudah sangat tua."
 Keesokan harinya nabi Sulaiman memberinya uang dan orang miskin itu menolaknya.
"Mengapa engkau menolaknya?"
"Sudah menjadi tradisi keluarga kami para pejuang sejak Nabi Daud adalah menerima sesuatu dengan bekerja." 
"Tapi bukankah engkau telah memberiku tumpangan menginap sehingga engkau layak menerima uang?" 
"Tidak wahai raja yang dicintai rakyatnya. Kami ikhlas menerima baginda dengan suka cita dan merupakan kehormatan tertinggi bagi kami. Bukankah menerima tamu pahalanya sangat besar dan meninggalkan rahmat dan ampunan Allah bagi kami sekeluarga. Apalagi tamunya seorang nabi."
Segala upaya yang dilakukan nabi Sulaiman agar ia mau menerima hadiah tapi selalu gagal. Akhirnya nabi Sulaiman menawarkannya jabatan menjadi pegawainya. Ia bersedia setelah nabi Sulaiman menawarinya jabatan sebagai penjaga kuil (ma`bad).

Ringkik kuda nabi Sulaiman menunjukkan keletihan yang panjang. Nabi Sulaiman melangkah melalui beberapa ruangan istana dengan dikawal pasukan khusus bersenjata lengkap. Seperti biasa semua pegawai istana menyambutnya. Terakhir sang permaisuri yang menyediakan minuman hangat.

Kemudian ia memasuki kamar pribadinya. Kamar pribadi ini tak seorang pun boleh masuk kecuali atas seizinnya. Kunci kamar itu selalu di bawa ke manapun ia pergi. Istri dan anak nabi Sulaiman sendiri tak bisa masuk tanpa seizinnya.

Namun, ketika ia membuaka pintu kamarnya ia kaget karena di dalam kamar itu sudah ada seorang laki-laki yang duduk di kursi kerjanya. Laki-laki itu berwajah sangat tampan dan menyenangkan dengan baju megah yang tak pernah disaksikannya di dunia. Nabi Sulaiman hampir saja memanggil para pengawalnya.
"Siapakah gerangan anda yang berani masuk ruangan kami yang sangat pribadi, terkunci, dan duduk di kursi kebesaran kami? Tentu, kami tuan bukan orang sembarangan," Kata nabi Sulaiman, bertanya selidik.
 Laki-laki itu kemudian berdiri menghormat dan mendekati Nabi Sulaiman.
"Wahai nabiyallah maafkan jika kedatanganku mengagetkan tuan. Saya memang tidak pernah di utus menemui tuan sebelumnya dan setiap hari seperti Jibril. Saya hanya diperintahkan Allah datang sekali seumur hidup setiap manusia. Perkenalkan bahwa saya Izrail, malaikat yang hanya datang sekali untuk mencabut nyawa hanmba Allah."
Nabi Sulaiman kaget dan sadar bahwa inilah akhir hidupnya. Izrail sudah menunggunya.
"Apakah ini artinya engkau akan mencabut nyawaku saat ini juga?" 
"Benar wahai nabiyallah." 
"Baiklah aku tak mengelak. Jika kematian tiba tak bisa di tunda. Tapi, bolehah saya bertanya?" 
"Silahkan wahai nabiyallah." 
"Bolehkah aku melihat wajahmu yang sebenarnya ketika menghadapi manusia durhaka yang penuh dosa!" 
"Apakah nabiyallah benar-benar berkeinginan untuk melihatnya?" 
"Iya, silahkan."
Tiba-tiba nabi Sulaiman pingsan ketika malaikat Izrail memperlihatkan wajah dan sosoknya yang sangat menakutkan khusus untuk mencabut orang kafir dan mereka yang durhaka kepada Allah SWT.

Mata Izrail berwarna merah dan mulutnya mengeluarkan api. Panasnya hampir membakar istana nabi Sulaiman. Kulitnya hitam kelam dengan mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap.
Setelah siuman nabi Sulaiman melihat pemandangan yang lain.
"Orang akan ketakutan melihatmu sebelum kau cabut nyawanya sehingga ia merasakan tekanan batin dan rasa sakit yang sangat." 
"Benar, ia akan merasakan rasa sakit yang sulit digambarkan." 
"Lalu bagimana ruh seorang nabi dan orang sholeh kau cabut?" 
"Dia akan melihatku dengan gembira dan tak terasa ruhnya terbang meninggalkan jasadnya. Karena sebenarnya ia sangat merindukan saat seperti itu ketika dimulainya perjalanan penuh kenikmatan."
Tanpa terasa nabi Sulaiman terkulai lemas di ruang pribadinya. Innalillahi wa inna ilahi roji`un.

Itulah sedikit kisah dua wajah malaikat pencabut nyawa. Umur manusia tidak ada yang tahu kapan dan dimana kita akan kembali kepada-Nya. Mudah-mudahan dengan membaca kisah tadi kita semua mendapat ridho, hidayah, dan ampunan Allah SWT. Dan di akhirat mendapat kenikmatan serta dikumpulkan bersama orang-orang yang sholeh. Amin. Terima kasih sudah berkunjung di gubuk ane, semoga bermanfaat.