Giok Asal Papua Kian Diburu Kolektor Batu Akik

Batu akik asal Gunung Cyclop, Sentani, Kabupaten Jayapura, Propinsi Papua, banyak diminati oleh beberapa kolektor atau penggemar batu yang datang dari luar daerah.

Magdalena Ondi (55), salah satu penjual batu akik di jalan masuk Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (30/3), menyampaikan rata-rata konsumen datang dari luar daerah itu.

 " Pernah ada konsumen yang memborong beberapa batu akik asal Cyclop, dari mulai harga Rp100 ribu sampai Rp5 juta per potongan batu atau masih juga dalam bentuk bongkahan seukuran kepalan tangan, " tuturnya diamini rekannya Santi Pallo (47).

Menurutnya, batu type spesifik dari Gunung Cyclop nyatanya mempunyai pasar sendiri, dapat dibuktikan dengan adanya banyak pesanan atau konsumen dari luar Papua saat mendarat di Bandara Sentani.

 " Umumnya, konsumen yang datang bukanlah saja dari warga lokal, namun rata-rata dari calon penumpang atau penumpang yang baru tiba di Jayapura, " tuturnya.

Sedang batu sebagai incaran beberapa kolektor atau konsumen, Ondi mengemukakan berbagai type seperti batu tiang raja dengan warna putih bercorak kuning, batu kristal seperti kaca, batu mawar cyclop berwarna merah muda, widuri pandang, bacan syklop, giok cyclop serta batu panca warna.

 " Bila masih juga dalam bentuk batangan dengan ukuran 15X5X5 Cm dihargai Rp100 ribu - Rp200 ribu. Bila masih tetap bongkahan bergantung dari macamnya, yang pasti di atas Rp200 ribu, " tuturnya.

Hal seirama disibakkan Santi Pallo (47) bahwa batu-batu yang dipasarkannya itu diperoleh dari salah satu aliran sungai dari pegunungan Cyclop yakni sungai Klandini.

 " Batu-batu yang kami jual ini didapat dari Gunung Cyclop. Berbentuk bongkahan, lantas di potong dengan ukuran batu gosok. Untuk harga potong jasanya kami bayar Rp10 ribu, bila layanan gosok supaya terbentuk batu akik atau mata cincin bergantung type batunya, " tuturnya.

Pallo mengakui pada awal mulanya yaitu penjual sayur di Pasar Phara Sentani namun lihat trend batu akik tengah banyak yang mencari, bikin ia banting stir mencari peruntungan.

 " Kami di sini, baru berjualan satu bulan lamanya. Keuntungan satu hari bila lagi ramai dari mulai Rp300 ribu - Rp700 ribu. Intinya dapat bantu ekonomi keluarga, " kata ibu beranak dua, yang suaminya seseorang supir rental itu.

Terhitung kian lebih 20 penjual batu akik atau potongan batu di jalan masuk Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Mereka mulai menjual batunya dari mulai jam 07. 00 WIT - 16. 00 WIT.

Andi, salah satu warga Sentani, mengakui akibatnya karena maraknya penjualan batu akik di jalan masuk bandara kadang-kadang berlangsung antrian panjang untuk pemakai kendaraan roda empat.

 " Kurang lebih telah satu bulan, demam jualan batu akik di sini. Semestinya pemerintah daerah lihat ini juga sebagai kesempatan datangkan PAD, dapat hubungan kerja dengan pengelola bandara Sentani supaya mereka diatur serta ditata atau diberikan tempat yang ideal,