Biografi Yasir Arafat | Ketua Oraganisasi PLO Palestina

Yasir Arafat

Yasir Arafat dikenal sebagai tokoh dunia, ketua organisasi pembebasan Palestina (PLO). Ia pejuang yang tak kenal lelah memperjuangkan Palestina Merdeka. Ia mendapatkan nobel perdamaian atas usahanya mewujudkan perdamaian di kawasan Timur Tengah. Sejak tahun 1996 dia menjadi pemimpin eksekutif wilayah pemerintahan otonomi Palestina.

Arafat dilahirkan tahun 1929, di besarkan di Kairo dan Jerusalem, menempuh pendidikan di Universitas Kairo Mesir. Setelah pembentukan negara Israel tahun 1948, Arafat bergabung dengan kekuatan pejuang Palestina di Grand Mufti, Jerusalem. Arafat lulus dari Fakultas Engenering Universitas Kairo tahun 1956 dan juga terlatih sebagai seorang pemimpin organisasi. Tahun 1956 dia bertugas dalam kemiliteran selama pecah perang suez. Pada tahun 1957 dia membentuk kelompok komando Al-Fatah, diikuti faksi Al-Fattah di PLO pada tahun 1959.

Beberapa tahun kemudian Arafat bekerja di perusahaan konstruksi di Kuwait dengan tetap berkiprah di bidang militer dengan mengadakan serangan terhadap wilayah Israel. Tahun 1964 dia menjembatani Al-Fatah dengan keolmpok-kelompok serupa di PLO,menjadi ketua organisasi PLO pada tahun 1968 dan mengubah fokusnya dari Pan-Arabisme menjadi beraspirasi nasional Palestina. Arafat memperjuangkan PLO mendapat pengakuan internasional. Ia menjadi perwakilan lembaga non-pemerintah yang berpidato di depan majelis umum PBB. Tahun 1988 ia memproklamasikan berdirinya negara Palestina Merdeka dan mengakui negara Israel.Arafat dan Perdana menteri Israel Yitzhak Rabbin menandatangani nota perdamaian di Washington DC 19 September 1993. Mereka saling mengakui kedaulatan dan dimulainya pemerintahan otonomi di Jalur Gaza dan Kota Jericho Tepi Barat. Pasukan Israel kemudian di tarik dari kawasan tersebut tahun 1994 dan Arafat di angkat menjadi presiden otoritas Palestina. Namun Israel tetap melakukan serangan terhadap kelompok radikal Hamas hingga menganggu pemerintahan Arafat.

Arafat mendapat hadiah nobel perdamaian bersama Yitzhak Rabin. Dan Shimon Perez tahun 1994 karena mengubah perang dan kebencian menjadi perdamaian dan kerjasama di Timur Tengah. Dia mengunjungi Israel untuk pertama kali bulan November 1995. Pada Januari 1996 Arafat terpilih sebagai kepala eksekutif Dewan Nasional Palestina yang baru dan menjamin persetujuan PLO untuk menghapus klausa yang menyerukan penghancuran Israel dari Perjanjian Nasional Palestina. Arafat mrnghadapi tekanan kelompok garis keras Israel dalam negosiasi setelah terpilihnya Benyamin Netanyahu sebagai PM Israel me 1996. Tekanan makin kuat setelah tokoh garis keras Eriel Sharon terpilih menjadi PM Israel pada tahun 2000.

Pembebasan Hebron kepada kendali Palestina Januari 1997 memperkuat dukungan terhadap Arafat. Namun pembangunan pemukiman Israel di Yerusalem Timur pada bulan MAret 1997 meningkatkan kekecewaan rakyat Palestina kaena tidak menghormati semangat perjanjian perdamaian.

Tekanan Amerika Serikat juga hanya menghasilkan perdamaian sesaat pada bulan Oktober 1998. Pada bulan Desember 1998 Arafat menerima Bill Clinton dalam sebuah kunjungan ke Gaza dalam peresmian Bandara Internasional Gaza. Namun kekerasan terus terjadi antara kelompok garis keras Palestina dengan tentara Israel terus terjadi hingga wafatnya Arafat tanggal 11 November 2004 di Paris, Perancis .

Referensi: 
Susanto, 2015, 100 Tokoh Abad 20 Paling Berpengaruh, Nuansa. Bandung