Foto: Cong Kenek |
Entah apes atau sial. Begal yang reputasinya sudah tak diragukan ini ketipu. Dikira dapat emas segepok eh ternyata imitasi. Dia pun muntab. Tapi, bukannya melampiaskan dengan melukai korban. Dia malah memberi hadiah.
Cong Kenek seorang begal yang sudah malang melintang di Kunir selama bertahun-tahun. Tidak seorangpun bisa lolos darinya tanpa kehilangan barang berharga. Meski masih sangat muda, yaitu sekitar 27 tahun, Cong Kenek bisa dibilang sangat berpangalaman dalam dunia begalmembegal. Cong Kenek juga punya tempat favorit mbegal. Tepatnya di sebuah jalan di daerah Kunir. Meski dia punya banyak saingan, namun Cong Kenek tetap bisa lebih unggul daripada pembegal lainnya. Baru-baru ini, Cong Kenek beraksi. Di tempat biasanya, yaitu di tengah jalan yang kanan kirinya lahan persawahan, dia sudah mulai nyanggong orang-orang yang lewat. Bukan malam hari, tapi sore hari yang semua orang bisa melihatnya. Sekitar pukul 15.00, Cong Kenek melihat ada tanda-tanda orang lewat. Dirinya langsung bersiap membawa motor pretelannya. Dia juga membawa senjata tajam yang selalu dibawanya untuk membegal.
Cong Kenek langsung mencegat korbannya. Yu Tub, seorang perempuan berusia sekitar 50 tahun yang suka membawa perhiasan. Kalungnya begitu besar berwarna emas dan terlihat begitu mencolok di lehernya. Cong Kenek jelas langsung kemecer melihat kalung yang dibawa Yu Tub tersebut. Dia menyetop Yu Tub kemudian mencabut kalungnya. “Tolooooong,” Yu Tub langsung berteriak sekeras mungkin. Karena memang sudah sangat berpengalaman dalam membegal, Cong Kenek langsung tancap gas. Dia pun lolos dan membawa kalung Yu Tub yang begitu besar. Sementara Yu Tub sedih melihat kalungnya yang begitu besar hilang dibegal. Namun anehnya Yu tub tidak berlarutlarut dalam kesedihan. Bahkan sepertinya tidak terlihat kehilangan sebuah benda berharga. “Yoweslah, lha wong kalung imitasi ae, gak opo-opo,” katanya. Cong Kenek yang sudah begitu gembira kemudian langsung membawa kalung itu ke toko. Di sana dia sudah mengidamkan harga kalung yang begitu mahal. Tapi ternyata Cong Kenek salah. Kalung itu imitasi. Pemilik toko emas jelas tidak mau membeli kalung itu. “Iki imitasi cak,” kata Mat Tasan si pemilik toko yang biasanya menjadi penadah Cong Kenek. “Mosok toh Mat?” kata Cong Kenek tidak percaya. Tapi mau tidak mau Cong Kenek percaya dengan Mat Tasan.
Karena dia sudah punya ikatan yang baik dengan Mat Tasan. Tak mungkin dia berani nipu Cong Kenek. Cong Kenek begitu kesal. Dia merasa dikerjai sama korbannya. Sebab, kegagalannya itu langsung berhubungan dengan reputasi. Nama besar Cong Kenek bisa tercoreng di kalangan para pembegal. “Kurang ajar wong iku. Awas,” batin Cong Kenek kepada Yu Tub. Dia pun langsung mencari tahu tentang Yu Tub dan kebiasaannya. Dan, dua minggu kemudian, dia kembali ingin mencegat Yu Tub. Ternyata benar. Yu Tub dengan santainya kembali melewati jalanan di tempat yang dulu pernah jadi korban Cong Kenek. Cong Kenek sudah mempersiapkan hadiah untuk Yu Tub. Saat Yu Tub sampai di tempat yang direncanakan, Cong Kenek memacu sepedanya yang selalu digunakan untuk beraksi. Yu Tub kembali berhasil diberhentikan. “Mandekkkk!” teriak Cong Kenek. Yu Tub langsung berhenti. Dia sangat ketakutan melihat Cong Kenek. “Kowe wingi mari mbujuki aku. Nyooohhh ikiii... Tak keki hadiah, ” Cong Kenek memberikan hadiah itu ke Yu Tub, berupa kotoran manusia ke wajahnya. Terang saja Yu Tub langsung gebres-gebres. Cong Kenek tetap tidak mau mengampuni Yu Tub. Diusap-usapkannya kotoran itu ke seluruh wajah Yu Tub. Bahkan, ada yang sampai disumpelkan ke mulutnya. “Rasakno ikiii,” katanya. Jelas saja, Yu Tub langsung muntah-muntah. Dia menjerit dan lari terbirit-birit. Sedangkan Cong Kenek merasa puas dan menertawai Yu Tub.
Posting Komentar