Seseorang wanita yg tengah alami h4id, jadi diharamkan baginya untuk melayani keinginan suami. Ia tidak dapat melakukan hubung4n b4dan dengannya. Sebab, selain jadi hal yg diharamkan oleh Allah SWT, bisa pula memberikan efek yg jelek untuk suami & istri.
Walau begitu, interaksi pada suami & istri tetaplah tetap bisa terjalin. Karena Islam tidak menghukumi fisik wanita h4id sbg benda najis yg semestinya dijauhi. Seperti praktek yg dikerjakan orang Yahudi.
Anas bin Malik bercerita, “Sesungguhnya orang Yahudi, waktu istri mereka alami h4id, mereka tidak ingin makan bersama istrinya & tidak mau tinggal bersamaan istrinya dalam satu rumah. Beberapa sahabat juga bertanya pada Nabi ï·º. Lantas Allah menurunkan ayat, yg bermakna, ‘Mereka bertanya padamu tentang h4id, katakanlah bila h4id itu kotoran, karenanya jauhi wanita dibagian tempat keluarnya darah h4id…’ (Surat Al-Baqarah). ”
Jadi, sah-sah saja apabila seorang suami ingin lakukan apapun pada istrinya waktu h4id. Kalau dia tidak lakukan hal yg dilarang oleh Allah SWT. Lantas, sisi apa yg diijinkan dalam memu4skan suami waktu istri h4id?
Salah satu hal yang bisa dilakukan yaitu hubungan dalam bentuk berm3sraan dan b3rcumbu kecuali di daerah pada pusar sampai lutut istri waktu h4id. Jalinan sejenis ini hukumnya halal dengan sepakat ulama.
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bercerita, “Apabila saya h4id, Rasulullah ï·º menyuruhku untuk memakai sarung lantas beliau b3rcumbu denganku, ” (HR. Ahmad 25563, Turmudzi 132 dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
Hal yang sama juga di berikan oleh Maimunah Radhiyallahu ‘Anha, “Rasulullah ï·º b3rcumbu dengan istrinya di daerah di atas sarung, saat mereka tengah h4id, ” (HR. Muslim 294).
Islam itu mengatur semuanya. Dan Allah SWT tahu apa yang dibutuhkan oleh kita. Termasuk dalam melampiaskan h4sr4t pada p4s4ng4nnya. Allah berikan jalan keluar terbaik supaya kita tidak lakukan hubung4n yang dilarang waktu h4id. Sebab, bisa jadi kita akan terserang penyakit karenanya.
Posting Komentar