Dunia Nabi ~ Setiap umat memiliki sifat khasnya masing-masing. Umat-umat terdahulu memiliki tingkat pemahaman yang sangat rendah. Mereka akan percaya kepada rasulnya setelah melihat mukjizat dengan mata secara langsung. Begitu pula halnya dengan umat Nabi Musa, kaum Bani Israil. Kaum Bani Israil pernah berkata kepada Nabi Musa, “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepada Tuhanmu sebelum kami melihat Allah swt secara langsung.” Pada saat itu juga, Allah swt memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah swt mengirimkan kilat yang menyambar mereka sehingga mereka tewas seketika.
Pada suatu ketika, kaum Bani Israil bertanya kepada Nabi Musa, “Apakah Tuhanmu tidur?” Di dalam Kitab Taurat memang ditulis bahwa Allah swt tidak mengantuk dan tidak tidur. Kemudian Nabi Musa memberitahukan isi Taurat itu kepada mereka. Mereka bertanya lgi, “Apakah buktinya ?”
Kemudian Allah swt memerintahkan Nabi Musa untuk mengisi dua botol dengan air. Selanjutnya Nabi Musa menggenggam kedua botol tersebut. Pada saat Nabi Musa sedang memegang kedua botol itu, Allah swt menidurkan Nabi Musa sehingga botol itu jatuh dan pecah. Oleh karena itu, Allah swt berfirman kepada Nabi Musa, “Wahai Musa, katakanlah kepada umatmu, seandainya Allah swt tidur niscaya alam semesta ini akan hancur.”
Kaum Bani Israil adalah kaum yang banyak bertanya tentang Allah swt. Namun, pertanyaannya itu bukanlah untuk menambah iman mereka, melainkan hanya untuk mempermainkan rasul-rasul yang diutus kepada mereka.
Pada suatu masa, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk mengajak Bani Israil masuk ke dalam wilayah Palestina. Di wilayah Palestina, kaum Bani Israil akan mendapat kebahagiaan dan ketenteraman. Namun, Bani Israil tidak mau masuk ke tanah suci Palestina. Mereka takut terhadap orang-orang dari suku Ka’nan di wilayah Palestina. Orang-orang Ka’nan memang dikenal sebagai orang yang sangat kuat dan sangat kejam.
Kemudian, Allah menghukum kaum Bani Israil. Allah telah mengharamkan tanah Palestina bagi kaum Bani Israil. Mereka hidup kebingungan di Sinai, tepatnya di kawasan padang pasir At-Tih. Selama 40 tahun, mereka hidup tiada menentu dalam hal pangan ataupun tempat tinggal. Setelah Nabi Musa wafat, kaum Bani Israil masih mengalami kebingungan di bukit Sinai.
Lama kelamaan, Bani Israil memiliki keberanian untuk masuk ke wilayah Palestina. Mereka memasuki wilayah Palestina dari arah timur dan melawan orang-orang dari Suku Kan’an yang gagah perkasa. Setiap kali melakukan peperangan, mereka selalu membawa Kitab Taurat yang diletakkan di dalam tabut. Tabut adalah sebuah peti kayu yang berwajah manusia. Peti kayu itu berukuran panjang tiga hasta dan lebar dua hasta. Tabut memiliki berbagai keistmewaan. Tabut dapat memberikan ketenangan dan semangat bagi yang melihatnya. Pada suatu peperangan, Bani Israil kalah dan tabut direbut oleh pihak musuh. Mereka kembali ke tempat tinggal mereka dengan perasaan sedih dan kecewa.
Oleh Sugiasih, S.Si.
Posting Komentar