Kisah Nabi Yusuf Dalam Penjara

Dunia Nabi ~ Nabi Yusuf diberi dua pilihan oleh Zulaikha. Pilihan itu adalah menerima cinta Zulaikha atau dipenjara. Nabi Yusuf memilih dipenjara. Sejak saat itu, ia tinggal di dalam penjara, Nabi Yusuf merasa lebih tenang. Zulaikha dan wanita-wanita yang lain tidak dapat menggodanya.

Ketika masuk penjara, ia berkenalan dengan dua orang penghuni penjara. Kedua pemuda ini adalah pegawai istana. Merekapun bersahabat dengan Nabi Yusuf, Nabi Yusuf merupakan orang yang berhati mulia. Oleh karena itu, kedua pemuda tersebut sangat menyayangi Nabi Yusuf.

Pada suatu malam, kedua  pemuda tersebut bermimpi. Keesokan harinya, kedua pemuda itu menemui Nabi Yusuf untuk mengetahui arti dari mimpinya itu. Salah seorang  pemuda  berkata, “Wahai Yusuf, tadi malam aku bermimpi sedang memeras anggur.” Pemuda kedua bercerita, “Tadi malam aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku membawa sebakul roti yang aku letakkan  di atas kepalaku. Tiba-tiba, sebagian dari roti itu disambar oleh sekumpulan burung gagak. Cobalah engkau menafsirkan mimpi kami. Sesungguhnya kami memandangmu sebagai  orang  yang selalu berbuat kebaikan.”


Kemudian, Nabi Yusuf berkata kepada pemuda yang pertama, “Wahai sahabatku, sungguh beruntung nasibmu karena maksud dari mimpimu itu adalah kamu akan segera keluar dan dibebaskan dari penjara ini, kemudian kamu akan bertugas sebagai pelayan lagi untuk menyediakan minuman bagi tuanmu.

Selanjutnya Nabi Yusuf menerangkan maksud mimpi  sahabat yang kedua. Nabi Yusuf berkata, “Wahai saudaraku, sungguh malang nasibmu karena maksud dari mimpimu itu adalah kamu tidak lama lagi akan dihukum mati dengan cara disalib kemudian kepalamu akan menjadi makanan burung gagak sehingga kamu menghembuskan nafas secara perlahan-lahan.” Sahabat itu terkejut setelah mendengar penjelasan dari Nabi Yusuf dan ia tidak mempercayainya.

Keesokan harinya, apa yang dikatakan oleh Nabi Yusuf ternyata benar. Kedua sahabat tersebut dikeluarkan oleh penjaga penjara untuk dibebaskan. Seorang pemuda itu dibebaskan dari penjara. Ia bekerja menghidangkan minuman. Sementara itu, pemuda yang lainnya dijatuhi hukuman mati. Ia disalib oleh tentara raja.

Demikianlah, Nabi Yusuf memanfaatkan ilmunya untuk kepentingan orang-orang di sekitarnya karena kebenaran beliau dalam menafsirkan mimpi itu tidak lain semata-mata adalah dari petunjuk Allah swt.

Nabi Yusuf Menafsirkan Mimpi Raja

Pada suatu malam, Raja Mesir bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat tujuh ekor sapi yang kurus memakan tujuh ekor sapi yang gemuk. Ia juga melihat tujuh tangkai yang hijau dan tujuh tangkai yang kering.

Pada pagi harinya, ia menceritakan mimpinya kepada para pembesar kerajaan Mesir. Ia juga meminta pada pembesar kerajaan menafsirkan mimpinya. Raja Mesir berkata, “Terangkanlah kepadaku tentang arti mimpiku itu jika kamu dapat menafsirkan mimpi. “Namun, jawaban para pembesar tidak memuaskan Raja Mesir. Pembesar kerajaan berkata, “Itu adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak dapat menafsirkan mimpi itu.”

Seorang pelayan istana mendengar cerita tentang mimpi Raja Mesir. Ia pun menjadi teringat dengan temannya di penjara yang pandai menafsirkan mimpi. Pelayan istana itu memberitahukan kepada  Raja Mesir  tentang sahabatnya yang pandai menafsirkan mimpi. Sahabatnya itu adalah Nabi Yusuf yang berada di dalam penjara. Setelah itu, Raja Mesir memerintahkan pelayan untuk pergi  ke penjara.

Ketika sampai di penjara, pelayan segera menceritakan mimpi Raja Mesir. Nabi Yusuf berkata, “Mimpi itu pertanda bahwa Negara ini akan menghadapi masa makmur selama tujuh tahun. Pada saat itu, hasil tanaman melimpah. Setelah itu, Negara ini akan mengalami musim kering selama tujuh tahun. Sungai Nil akan mengering dan tanaman tidak dapat tumbuh. Kemudian, akan terjadi musim penghujan sehingga tanaman dapat tumbuh. Hendaklah penduduk menyimpan cadangan makanan untuk masa musim kering.”

Pelayan itu kembali ke istana Raja Mesir dan menceritakan tafsiran mimpi dari Nabi Yusuf. Raja Mesir merasa tafsir mimpi itu benar. Raja Mesir telah menyiapkan sesuatu sebagai hadiah untuk Nabi Yusuf.

Setelah mendengar tafsir mimpi dari Nabi Yusuf melalui pelayan istana, Raja Mesir mengutus seseorang untuk mendatangi Nabi Yusuf yang berada di penjara. Maksud kedatangannya adalah untuk membawa Nabi Yusuf ke istana Raja Mesir.

Utusan raja Mesir itu mengatakan bahwa Nabi Yusuf akan diangkat menjadi salah satu pembesar Kerajaan Mesir. Namun, melalui utusan raja tersebut Nabi Yusuf meminta kepadanya untuk menyampaikan pesan agar disampaikan kepada raja Mesir bahwa sebelum ia dikeluarkan dari penjara agar Raja Mesir itu mengembalikan nama baiknya seperti semula. Pelayan itu pun menyampaikan pesan Nabi Yusuf. Akhirnya, Raja Mesir pun menyanggupinyai. Ia mengetahui bahwa Nabi Yusuf ialah orang yang jujur dan berakhlak mulia.

Kemudian, Raja Mesir itu mengundang seluruh wanita yang hadir dalam perjamuan di rumah Zulaikha. Di depan mereka, Raja Mesir berkata, “Aku ingin mengetahui tentang kejadian yang menimpa Nabi Yusuf di rumah Zulaikha. Mengapa kamu menggodanya? Bagaimana reaksi Nabi Yusuf  terhadap rayuan kalian?” para wanita itu pun menceritakan kejadian yang sebenarnya. Mereka mengatakan bahwa Nabi Yusuf tidak bersalah. Zulaikha juga mengakui bahwa Nabi Yusuf  tidak bersalah. Zulaikha juga mengakui  bahwa dirinyalah yang meminta suaminya memenjarakannya.

Setelah itu, Raja Mesir mengumumkan kepada seluruh penduduk Mesir bahwa selama ini Nabi Yusuf tidak bersalah. Akhirnya, Nabi Yusuf bebas dan dikeluarkan dari penjara. Kebenaran pun terungkap. Nabi Yusuf termasuk orang yang benar.

Demikianlah Allah swt, senantiasa menolong hamba-hamban-Nya yang bertakwa sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran yang artinya, “Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. “Sesungguhnya yang batil itu adalah  sesuatu yang pasti lenyap.” (QS. Al-Israa” (17 – 81).

Oleh Sugiasih, S.Si.