AS Masih Menyimpan Ratusan Pejuang Islam di Guantanamo

Sejak invasi militer AS ke Afghanistan dan Irak, dan menghancurkan kedua negara Muslim itu, yang bertujuan menghancurkan setiap elemen-elemen Islam, yang ingin mendirikan negara Islam. Semua kekuatan yang ingin mendirikan negara Islam, dan melepaskan diri dari jajahan Barat, menghadapi invasi militer AS.
Pasukan perisitwa 11 September 2001, yang menghancurkan Gedung World Trade Center (WTC), langsung Presiden AS, George Bush mendeklarasikan perang melawan terorisme. Deklarasi perang global melawan terorisme itu, kemudian dilanjutkan dengan melakukan invasi secara sepihak terhadap Afghanistan.
Invasi ke Afghanistan itu tujuannya untuk menjatuhkan pemerintahan Taliban, yang dipimpin oleh Mulah Omar. Selain itu, tujuan invasi militer AS ke Afghanistan untuk menyapu bersih seluruh kekuatan dan jaringan teroris global yaitu Al-Qaidah. Al-Qaidah yang dipimpin Usamah Bin Laden, yang merupakan warga negara Saudi itu, beberapa hari lalu tewas, sesudah melewati perburuan selama 10 tahun. Tewasnya Bin Laden ini merupakan kerjasama antara badan intelijen Pakistan (ISI) dengan badan intelijen AS (CIA), yang pada hari Minggu lalu, berhasil menewaskan Usamah.
Sesudah menyapu Taliban di Afghanistan dan perginya Mulah Omar dari ibukota Kabul, dan diikuti hancurnya pemerintahan Taliban, dan kemudian digantikan pemerintahan baru yang merupakan boneka AS, yang dipimpin Hamid Karzai. Karzai yang pernah lama tinggal di AS, tak lain adalah agen CIA, yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh AS.
AS dibawah Presiden Barack Obama, lebih banyak lagi mengirimkan tentara ke negeri yang miskin, Afghanistan untuk berperang melawan Taliban. Obama mengirimkan lebih 100.000 pasukannya di Afghanistan. Ini merupakan pengiriman pasukan terbesar AS sesudah perang dunia ke II. Tetapi, sekarang sesudah AS menduduki Afghanistan selama lebih 10 tahun, tak juga dapat menegakkan stabilitas negeri itu. Bahkan, AS semakin banyak kehilangan tentaranya.
Sesudah masuk ke Afghanistan, George Bush menggelar pasukannya ke Irak, dan bertujuan untuk melengserkan Saddam Husien, yang dituduh mempunyai senjata pemusnah massal (WDM), yang sampai sekarang tidak pernah terbukti. Tetapi, negeri 1001 malam itu sudah terlanjur lumat, dan hancur, dan akibat lainnya banyak rakyat Irak yang mati dan meninggalkan negaranya. BAnyak anak yang menjadi yatim, janda, dan orang-orang yang terpisah dengan keluarganya.
Pokoknya dalam perang melawan isu terorisme itu, AS tidak peduli dengan akibat-akibatnya. Negara penjahat yang dan telah melakukan genoside itu, tak lain, adalah AS. AS membunuh umat Islam yang tidak berdosa. Mereka adalah pemerintahan yang terus menerus menumpahkan darahnya unmat Islam. Betapa Presiden George Bush, waktu akan melakukan invasi ke Irak, berbicara dengan lantang, bahwa perang terhadap Irak merupakan perang, "Crusade" (Perang Salib).
AS mengeluarkan anggaran puluhan triliun dolar hanya untuk memburu orang-orang Islam, yang menolak dibawah hukum dan ideologi sekuler AS. Mereka diburu seperti "binatang", dan ketika ditangkap mereka diperlakukan seperti "binatang". Ratusan pejuang Islam, yang diberi lebel "teroris" dimasukkan ke dalam penjara atau camp Guantanamo, yang sangat mengerikan.
Setidak sejak invasi AS ke Afghanistan tidak kurang tokoh-tokoh dan pejuang Islam yang dijebloskan ke dalam camp Guantanamo, dan mendapatkan berbagai siksaan yanga luar biasa. Di camp Guantanamo, sejak tahun 2001, terdapat 779 tahanan yang dituduh teroris.
Mereka terdiri 221 orang tahanan dari Afghanistan, 138 dari Saudi Arabia, 112 dari Yaman, 71 dari Pakistan, dan 26 orang berasal dari Aljazair. Sementara yang sudah dipindahkan dari Guantanamo ke negara-negara sekutu AS, seperti di Saudi 120 orang, Afghanistan 199 orang, Pakistan 63 orang, Yaman 22 orang dan Inggris sebanyak 14 orang. Mereka dalam kondisi yang menderita. Mengalami kekejaman dari aparat keamanan dan agen intelijen, yang melakukan interogasi terhadap mereka.
Sungguh AS sangat kejam dan biadab memperlakukan terhadap umat Islam. Dan, para pemimpin Barat, selalu berteriak bahwa mereka tidak memerangi Islam. Semuanya itu hanyalah omong kosong belaka. (mh/tm)