Dubes Iran: AS Tumpas Bonekanya Sendiri

Pemerintah Republik Islam Iran menyatakan, pemerintah Amerika Serikat tidak akan menghentikan permusuhan dengan umat Islam di seluruh dunia pasca tewasnya pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden.
Duta Besar Republik Islam Iran, Mahmoud Farazandeh, menyatakan tewasnya Osama hanya merupakan alasan atau dalih bagi AS.

"Untuk mengatakan, ini adalah kesuksesan yang telah kami capai. Tentu kerjaan mereka masih berlanjut. Proyek yang ingin mereka mulai, sudah mereka mulai dari dulu," ujar Mahmoud usai memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Selasa 2 Mei 2011.

Pemerintah Iran, kata Mahmoud, tidak menanggapi serius pemberitaan tewasnya Osama. Dia menuturkan, Osama hanya 'boneka' yang sengaja diciptakakan AS untuk menghancurkan Islam. "Atas nama Islam, mereka [AS] memerangi Osama bin Laden. Dan ribuan isu lainnya yang menjadi tugas wartawan untuk menyampaikan kepada saya," katanya.

Dijelaskannya, pada saat terjadi pertikaian Uni Soviet di Afganistan, Osama bin Laden dibawa ke apartemen di Afganistan dan kemudian dipindahkan ke Pakistan untuk membuat gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok milisi kecil untuk melawan milisi Arab agar mempengaruhi pertikaian yang terjadi.

"Pada saat itu, Amerika membawa orang-orang Arab yang bertentangan dengan Uni Soviet untuk memerangi Soviet di Afghanistan. Setelah Uni Soviet runtuh, mereka [AS] baru mengumumkan bahwa Osama bin Laden membuat gerakan sendiri," tuturnya.

Osama bin Laden, menurut Mahmoud, adalah salah satu anggota CIA. "Pada saat diumumkan oleh AS bahwa Osama melakukan serangan di AS. Itu pun menjadi pertanyaan bagi kami, bagaimana mungkin seseorang yang bekerja untuk CIA melakukan serangan ke AS itu sendiri," katanya.

AS, kata Mahmoud, sangat berkepentingan menciptakan sosok Osama bin Laden. "Tentu saja mereka mengejar satu tujuan yaitu, menjelekkan nama Islam di mata orang-orang yang mempunyai pandangan netral. Secara sengaja, mereka sudah menghalangi atau mengganggu perluasan agama Islam yang secara terus menerus berlanjut tiap harinya," katanya.

Lalu, apakah teror yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan Al Qaeda? "Dalam hal ini, mereka sangat kompleks dengan isu. Sampai ada orang yang tidak memahami awal dan ujungnya," katanya.

Diq menambahkan, dalam Islam, membuat kerusakan, menyakiti bahkan membunuh orang yang tak berdosa adalah sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sehingga, orang Islam tidak akan melakukan sesuatu yang dilarang keras oleh Islam.

"Membom tempat-tempat umum, membom masjid. Apa yang terjadi di Afganistan, apa yang terjadi di Pakistan meruntuhkan masjid-masjid, itupun merupakan teror. Ajaran Islam mengajari kita untuk berperilaku baik. Bukan cara menyerang. Kita harus memperlihatkan perilaku yang baik, agar mereka tertarik dengan perilaku yang diajarkan oleh Islam," katanya.