Menggoda Lajang, Berburu Jodoh di Dunia Maya

Takkan lari jodoh dikejar. Melirik kalimat itu, persoalan jodoh terkesan sangat simpel. Seolah tak perlu usaha keras untuk menemukannya. Tapi nyatanya, tak sedikit orang yang putus asa lantaran tak kunjung bertemu jodoh.

Terlalu sibuk bekerja, pergaulan terbatas, dan usia semakin tua, menjadi persoalan jamak yang membuat sejumlah orang merasa sulit menemukan jodoh. Kesulitan itu terlihat jelas dengan maraknya biro jodoh yang terserak di sejumlah media dan dunia maya.

Buka saja dunia-asmaradana.com. Sudah 14 tahun biro jodoh ini mewadahi para lajang yang ingin menemukan pendamping hidup. "Dengan wadah yang dikelola serius ini, masyarakat Indonesia semakin mudah saling berkenalan dan bertemu pasangan idealnya," kata Ronny, salah satu pengelola situs ini kepada VIVAnews.

Dunia Asmaradana menerapkan sistem keanggotaan dengan berbagai pilihan batas waktu. Menghindari anggota yang iseng, biro jodoh itu mewajibkan setiap anggotanya membayar biaya registrasi sesuai batas waktu keanggotaan.

Tiga bulan Rp50 ribu, lima bulan Rp65 ribu, setahun Rp100 ribu, dan keanggotaan tanpa batas waktu Rp150 ribu. "Kami sistem keanggotaan, jadi anggotanya nggak tentu, tergantung lama keanggotaan yang diinginkan. Setiap minggu ada anggota baru," kata Ronny.

Selain mencegah anggota iseng dengan menerapkan biaya registrasi, Dunia Asmaradana juga memberlakukan aturan tegas kepada anggotanya yang tidak sopan. "Jika ada yang aneh-aneh, kami tidak akan segan menghapus
keanggotaan."

Ronny mengatakan bahwa situs yang dikelolanya hanya menjadi wadah pertemuan sesama lajang. Pengelola situs tak terlibat dalam perkenalan antar anggota. Namun, mereka menyediakan wadah diskusi bagi anggotanya yang ingin konsultasi. "Mungkin ada anggota kami yang tidak percaya diri, kami akan kasih saran berdasarkan pengalaman yang ada," ujarnya.

Meski mayoritas anggotanya merahasiakan kesuksesan hubungan yang terjalin, Dunia Asmaradana tak pernah menerima laporan atau aduan buruk dari anggota. Mayoritas anggota lulusan S1 dengan usia 30 tahun ke atas. Bulan ini, jumlah anggotanya 53 pria dan 58 wanita.

Biro jodoh seiman

Di tengah persaingan biro jodoh di dunia maya, muncul ayonikah.com yang mencoba merebut hati para lajang yang ingin menemukan pasangan muslim. Membayar keanggotaan seumur hidup Rp100 ribu, anggota dapat menikmati sejumlah fitur seperti pencarian jodoh dengan foto, melihat nomor telepon, mengirim pesan ke sesama anggota, chatting dengan webcam, juga gratis SMS pemberitahuan bila ada pesan dari sesama anggota.

Pengelola ayonikah.com tampaknya begitu memahami kondisi masyarakat Indonesia yang seringkali merasa sulit mencari pasangan hidup seiman. Mereka berhasil mewadahi 3498 pria muslim lajang dan 3865 wanita muslim lajang.

Lajang yang sulit mendapat jodoh seiman tampaknya juga menjadi bidikan birojodohkristen.com, yang mewadahi lajang kristen dan katholik yang ingin menemukan pendamping hidup seiman. Menelusuri bisnis biro jodoh lebih jauh, ada juga yang mewadahi lajang Tionghoa.

Peran biro jodoh pada dasarnya sama seperti mak comblang atau orang yang suka menjodohkan orang lain. Bahkan, ada yang menyebut biro jodoh sebagai mak comblang di era teknologi internet. Memberi kesempatan orang dari berbagai kalangan berkenalan dan melanjutkan ke jenjang serius.

Terlepas niat baiknya, biro jodoh menyimpan sejumlah kekurangan. Hanya melihat profil sekilas, anggota cenderung akan mengedepankan aspek fisik, profesi, dan usia dalam mencari pendamping hidup. Dan, tak semua yang bergabung di situs biro jodoh menemukan pendamping hidup.