Wanita Lebih Sulit Berhenti Merokok


Iklan rokok sering kali ditujukan untuk para pria dibandingkan wanita. Tetapi bukan berarti jumlah perokok wanita di seluruh dunia tidak signifikan. Faktanya, sekitar 20 persen
dari satu milyar perokok di dunia adalah wanita.

Di Indonesia sendiri, menurut data Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan, presentase perokok pria sebanyak 65,9% dan 4,5% wanita.

Zat aditif yang berbahaya didalamnya membuat perokok rentan terhadap berbagai macam penyakit. Seperti jantung, kanker paru-paru dan stoke.
Hal inilah yang mendorong sejumlah perokok untuk menghentikan kebiasaan tidak sehat ini. Dalam hal berhenti merokok, gender ternyata sangat berperan, karena dibandingkan pria, wanita ternyata lebih sulit berhenti merokok.

Hal itu menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari "The National Institute for Health and Clinical Excellence" dan "UK Centre for Tobacco Control Studies". Peneliti percaya bahwa wanita merasa lebih sulit menghentikan kebiasaan karena kepercayaan diri untuk berhenti sangat rendah. Tembakau pun memainkan peran yang berbeda dalam kehidupan pria dan wanita.

Meskipun banyak wanita berhenti ketika hamil, mereka akan mulai merokok lagi setelah anak mereka lahir. Penelitian ini menemukan bahwa wanita memiliki niat lebih tinggi untuk berhenti dibanding pria. Namun, kemungkinan sukses berhenti, lebih rendah dibanding pria.

Kesimpulan ini didapatkan dengan melihat hasil studi dari tahun 1990  hingga 2007 dari National Health Services. "Gender, etnis, umur, tingkat ketergantungan sangat memengaruhi keberhasilan dalam berhenti  merokok," ujar juru bicara peneliti seperti dikutip dari Daily Mail.

Penelitian ini juga menemukan bahwa perokok aktif lama dapat lebih mudah berhenti dibanding perokok pemula.