Informasi pada Label Kemasan Produk Makanan

Label Pada Bungkus Produk Makanan Kemasan

Label pada bungkus makanan bukanlah sekedar hiasan. Perhatikanlah, bahwa diatasnya terdapat banyak sekali ‘cerita’ tentang isi dari kemasan tersebut. Cerita ini disajikan untuk para pembeli agar dibaca.

Dari cerita inilah para pembeli akan memutuskan untuk membeli atau tidak membeli makanan kemasan tersebut. Walaupun pada kenyataanya para pembeli di Indonesia (termasuk kita) sering acuh tak acuh dan mengabaikannya.

Tentu saja pada kasus ini melibatkan ilmu kimia, oleh karenanya aku bahas di sini.. Biar keren dan nambah gitu kimia aplikatifnya.

Informasi Pada Label Kemasan

Setidaknya ada dealapan jenis informasi yang biasanya tercantum pada label kemasan ini. Yaitu sertifikasi halal, nama produk, kandungan isi, waktu kedaluwarsa, kuantitas isi, identifikasi asal produk, informasi gizi, dan iformasi kualitas lainnya. Semua informasi ini sebaiknya dibaca dan diperhatikan baik-baik, agar kita nggak salah beli.
Kemasan produk makanan
Label Kemasan Makanan


Jadi ingat! Kalau membeli produk, usahakan untuk melihat-lihat label pada kemasannya secara ‘utuh’. Jangan seperti anak kos-kosan dan ibuk-ibuk di pasar. Kalau anak kos-kosan itu hanya akan memperhatikan bagian label kuantitas isi dari makanan saja, maklum buat anak kos-kosan kuantitas is everything!. Kalau untuk urusan waktu kedaluwarsa, pasti ibu rumah tangga yang akan memperhatikannya, karena prinsip ibu rumah tangga ialah “Yang penting nggak keracunan!”. Kukira kita sepakat tentang kedua hal ini.

Dalam label kemasan ini, telah tercantum kandungan isi bahan makanan, termasuk adanya penambahan senyawa kimia aditif dalam makanan yang digunakan dalam pembuatan atau persiapan panganan dalam kemasan. Biasanya, bahan aditif ini diberik kode huruf E(yang mewakili kata Eropa) dan diikuti oleh tiga angka. Misalnya E100 kode yang mewakili zat aditif pewarna, E200 kode yang mewakili zat aditif konsevator, E300 kode yang mewakili anti oksidan, dan E400 kode yang mewakili zat pengemulsi atau stabilisator.

Contoh-contoh Bahan aditif yang sering ditambahkan pada makanan kemasan adalah E200 Asam Sorbat, E201 Natrium Sorbat, E300 Asam Askorbat, E311 Oktil Gallat, E320 Butil Hidroksil Anisol (BHA), dan Butil Hidroksil Toluena (BHT).

Satu informasi dalam label yang paling populer dan paling sering diperhatikan orang ialah masa kedaluwarsa produk. Masa kedaluwarsa produk ini wajib dicantumkan dalam kemasan produk pangan. Kecuali produk makanan yang diperkirakan habis dalam 24 jam atau terlihat busuknya, seperti roti, buahan, sayuran kue ataupun produk yang cenderung tidak bisa rusak, seperti garam, cuka, gula pasir, kembang gula dll.

Bar Code

Informasi mengenai identifikasi asal produk dan yang lainnya dinyatakan dalam kode garis (code bar). Di bawah garis-garis tebal tipis vertikal tersebut biasanya terdapat 13 digit angka. Dua angka pertama menunjukkan negara asal, lima angka berikutnya menunjukkan pembuat dan distributornya kemudian lima angka berikutnya menunjukkan identitas produk itu sendiri, kemudian satu angka terakhir ialah angka kontrol produk.
Kode garis produk
Kode Garis

Yap! Itulah sekilas informasi tentang label pada kemasan.

Semoga tulisan ini kalian cuekin, kemudian kalian abaikan, dan nggak tahu manfaat dari mengerti label makanan. Sekarang kalau kalian beli makanan kedaluarsa, ataupun mengandung racun tikus, jangan salahkan Aku, karena udah aku kasih tahu cara membacanya..