Batu Obsidian, batu ini terbentuk dari magma vulkanik dari letusan gunung merapi yang masuk ke celah tanah serta mengeras. Ada pula yang menyebutkan Batu ini dengan arti Magma Glass, memanglah mengacu pada tingkat kekerasannya yang cuma 5 s/d 5, 5 pada taraf Mohs, batu ini layak dikatakan sebagai kaca alami.
Hal semacam ini dihasilkan saat felsic lava dikeluarkan dari gunung berapi dingin dengan cepat dengan perkembangan kristal minimal. Obsidian biasanya diketemukan dalam margin lava mengalir rhyolitic di kenal juga sebagai arus obsidian, dimana komposisi kimia (kandungan silika tinggi) menginduksi viskositas tinggi serta derajat polimerisasi lava. Penghambatan difusi atom lewat lava sangatlah kental serta dipolimerisasi ini menuturkan kurangnya perkembangan kristal. Obsidian keras serta rapuh, hingga patah tulang dengan pinggir yang sangatlah tajam, yang sudah dipakai di saat lantas dalam memotong serta menusuk alat, serta sudah dipakai dengan cara eksperimental juga sebagai pisau bedah bedah.
Batu Obsidian tidaklah mineral murni, namun serupa mineral, lantaran juga sebagai mineral gelasnya tak kristal, di samping itu, komposisi terlampau rumit untuk terbagi dalam mineral tunggal. Hal semacam ini terkadang diklasifikasikan juga sebagai mineraloid a.
Obsidian beberapa besar terbagi dalam SiO2 (silikon dioksida) , umumnya 70 persen atau lebih.
Batu Obsidian, terbagi dalam sebagian warna, salah satunya hitam, merah, biru, hijau. Di indonesia sendiri batu Green Obsidian kerap di sebut dengan Zamrud Kalimantan serta Batu Blue Obsidian kerap di sebut juga sebagai King Sapphire kalimantan.
Posting Komentar