Tradisi adalah sesuatu yang dilakukan sejak lama dan menjadi kebiasaan dari suatu kelompok. Jaman dulu terutama pada suatu suku pedalaman, sangat banyak kita temukan tradisi yang bisa diakatakan kejam dan mengerikan di lakukan hingga saat ini. Namun kebanyakan tradisi tersebut ditukan kepada para pria suku suku tersebut. Ternayat sahabat ngawicybers.blogspot.com di beberapa suku pedalaman ternyata para wanita juga ada yang mengalami tradisi seram ini. Berikut tradisi kejam terhadap wanita suku pedalaman.
Gadis dalam Etnis Tiv yang tinggal di Nigeria diharuskan melalui ritual yang sangat menyakitkan saat menuju kedewasaan. Pada saat mendapatkan Haid, gadis suku Tiv diwajibkan menjalani ritual penyayatan perut yang sangat menyakitkan agar bisa disebut wanita sejati.
Gadis yang melalui ritual penyayatan perut akan merasa sangat kesakitan karena dalam prosesnya sama sekali tidak dilakukan pembiusan atau penangan secara medis. Ritual ini harus dilalui untuk menandakan kedewasaan dan dipercaya dapat meningkatkan kesuburan sang gadis.
Suku Sabiny Uganda Khitan Wanita
Khitan bagi kaum wanita sudah merupakan hal yang umum, namun Khitan wanita dalam suku Sabiny di Uganda ini sangat mengerikan. Dalam Khitan wanita ala suku Sabiny, bagian klitoris wanita akan dipotong sebagian atau malah seluruhnya, hal ini dimaksudkan agar hasrat seksual wanita berkurang jadi akan tetap setia pada pasangannya.
Saat proses Khitan, sang wanita harus bisa menahan sakit yang luar biasa. Suku Sabiny percaya jika sang wanita berhasil melalui rasa sakit yang luar biasa tersebut maka dia akan sanggup menahan rasa sakit saat melahirkan anak-anaknya dan dapat melalui berbagai cobaan hidup dengan tegar.
Setrika Dada Kamerun
Sebagian besar wanita di dunia ini mendambakan Payudara yang besar dan indah, namun tidak dengan wanita di negara kamerun, sebagian warga kamerun yang masih kuat mempertahankan budaya tradisionalnya meyakini bahwa payudara menonjol akan membawa keburukan bagi wanita karena akan menimbulkan birahi pria.
Hal tersebut membuat para gadis yang beranjak dewasa harus mengalami kesakitan yang teramat sangat ketika dada mereka di setrika. Para gadis yang berusia remaja disetrika dadanya menggunakan batu, palu, spatula logam atau kayu yang sudah dipanaskan, setelah itu sang gadis diharuskan memakai korset untuk menyamarkan bentuk dada. Tardisi menyakitkan ini dipercaya dapat menghindarkan sang gadis dari pelecehan seksual atau kehamilan diluar nikah yang memalukan.
Suku Nootka yang tinggal di wilayah kepulauan Vancouver mempunyai ritual menyakitkan bagi para gadis yang beranjak dewasa. Gadis yang mendapatkan "Menarche" (sebutan haid pertama bagi suku Nootka) diharuskan berendam di laut dalam keadaan telanjang dan dalam keadaan haid selama beberapa hari.
Saat ujian menyakitkan ini berakhir biasanya sang gadis sudah tidak kuat untuk berdiri dan pada saat itu anggota suku yang lain akan bersorak gembira karena sang gadis dianggap sudah berhasil melewati tantangan dan siap menjadi wanita dewasa.
Wanita Suku Amazon masih beruntung karena yang harus merasakan sakitnya di gigit semut mematikan adalah kaum pria. Berbeda dengan Suku Carib, dimana para gadislah yang harus melewati siksaan yang luar biasa sakit saat memasuki kedewasaan.
Para gadis suku carib harus melalui ritual menyakitkan yaitu tangannya dipaksa memegang gumpakan kapas yang terbakar sampai tangan mereka melepuh kemudian diharuskan menahan rasa sakit karena terbakar hingga waktu yang ditentukan. Rasa sakit yang diterima para gadis suku Carib belum usai disitu, karena setelahnya si gadis juga diharuskan memakai kain penutup yang pada bagian dalamnya dipenuhi oleh semut beracun.
Pada saat seorang gadis di suku Navajo mendapatkan haid pertamanya, dia harus melewati ritual yang cukup menyiksa yaitu lomba lari dengan memakai pakaian tradisional dari kulit rusa yang sangat berat selama empat haru berturut-turut dalam keadaan haid.Sang gadis harus bangun saat matahari terbit dan berlari menuju arah datangnya matahari terbit.
Pada saat malam setelah lomba lari yang menyiksa tersebut, sang gadis harus duduk selonjor sepanjang malam dan keesokan harinya dia diharuskan membuat kue dari tepung jagung yang sangat besar untuk diberikan keseluruh anggota suku.
Suku Ngoni memiliki tradisi kedewasaan bagi para gadis yang juga menyakitkan, tradisinya hampir sama atau bisa dibilang perpaduan dari tradisi suku Nootka dan suku Algonquin. Para gadis yang memasuki usia dewasa akan diasingkan ditempat terpencil selama tiga bulan dengan tubuh yang dibaluri dengan sejenis tepung putih yang menandakan pemisahan fisik dan rohani dari masyarakat dimana dia tinggal.
Setelah diasingkan selama tiga bulan, sang gadis masih harus menjalani satu ritual yang juga tidak menyenangkan yaitu diharuskan duduk telanjang didalam air sungai atau danau selama beberapa waktu. Sang gadis diperbolehkan keluar dari air jika salah satu wanita yang dituakan dalam suku memperbolehkannya untuk keluar.
Beruntunglah para wanita jaman sekarang yang tidak ada lagi tradisi ritual seperti itu yang sangat tidak bijaksana untuk dilakukan. semoga tradisi mengerikan terhadap wanita ini menambah wawasan anda dan tetap menanamkan bahwa segala bentuk kekejaman kepada wanita harus dihentikan.
Baca juga Cara Menyapa Paling Unik Dan Aneh
referensi:
http://www.merdeka.com/gaya/ini-8-tradisi-kejam-yang-dijalani-para-wanita-di-berbagai-suku/diasingkan-selama-tiga-bulan.html
Posting Komentar