Dunia Nabi ~ Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Abu Umayyah Al- Makhzumiyah. Ummu Salamah adalah seorang wanita yang cerdas, jujur, dan cantik.
Hindun menikah dengan Abdullah bin Asad, yaitu putra bibi Rasulullah yang bernama Birrah binti Abdul Muthalib. Dari pernikahan tersebut, mereka memiliki anak lelaki bernama Salamah. Sejak itu, Hindun dikenal sebagai Ummu Salamah dan Abdullah di kenal sebagai Abu Salamah.
Abu Salamah termasuk dalam golongan orang yang pertama memeluk agama Islam. Ketika terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy, Abu Salamah meminta perlindungan kepada Abu Thalib. Orang-orang dari Bani Makhzum (keluarga Ummu Salamah) marah dan mendatangi Abu Thalib. Mereka mendesak agar Abu Thalib tidak melindungi Abu Salamah. Ketika itu, Abu Lahab juga di tempat itu. Abu Lahab mengancam jika orang-orang dari Bani Makhzum tetap mendesak Abu Thalib, Abu Lahab akan ikut campur dalam permasalahan tersebut. Akhirnya, mereka berhenti mendesak Abu Thalib karena mereka tahu Abu lahab juga memusuhi Nabi Muhammad dan pengikutnya.
Untuk menghindari penganiayaan kaum Quraisy, Abu Salamah dan Ummu salamah berhijrah ke Habsyah. Di sanalah, Ummu Salamah melahirkan anak lelaki mereka yang bernama Salamah. Setelah itu, mereka berhijrah ke Madinah untuk menyusul Nabi Muhammad dan kaum muslim lainnya yang telah berhijrah terlebih dahulu. Ummu Salamah dan putranya naik unta, sementara Abu Salamah berjalan di sampingnya dengan memegang tali kendali unta. Namun di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan keluarga Ummu Salamah dari Bani Mughirah. Mereka merebut tali kendali unta dan tidak mengijinkan Abu Salamah membawa Ummu Salamah dan putranya.
Mengetahui kejadian itu, keluarga Abu Salamah dari Bani Abdul Asad menjadi marah. Mereka mengambil putra Ummu Salamah secara paksa. Mereka berkata, “Kalian boleh mengambil putra kalian, tetapi kami tidak akan membiarkan cucu kami bersama kalian.” Ummu Salamah pun terpisah dengan putranya. Akhirnya, Abu Salamah pergi ke Madinah sendirian. Demikianlah, Abu Salamah tetap berhijrah sekalipun harus meninggalkan isteri dan anaknya. Semua itu dilakukan dengan niat mengharap rahmat Allah semata.
Ummu Salamah dan Putranya Berhijrah Ke Madinah
Setelah ditinggal pergi Abu Salamah, Ummu Salamah sangat bersedih hati. Apalagi ia juga terpisah dengan putranya. Ummu Salamah sering kali menyendiri di suatu lembah dan menangis di sana.
Waktu setahun telah berlalu, Ummu Salamah masih tetap sedih dengan karena kepergian suaminya. Melihat kesedihan Ummu Salamah, keluarga Bani Mughirah mulai merasa kasihan. Kemudian mereka memutuskan untuk membiarkan Ummu Salamah menyusul suaminya. Mereka juga mengambil Salamah dari keluarga Bani Abdul Asad untuk dibawah Ummu Salamah ke Madinah. Akhirnya Ummu Salamah dan putranya melakukan perjalanan menuju ke Madinah.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Utsman bin Thalhah. Utsman bin Thalhah dalah kerabat Ummu Salamah dari Bani Abdu Ad-Dar. Setelah mengetahui tujuan Ummu Salamah, Utsman merasa tidak tega membiarkan Ummu Salamah dan putranya yang masih kecil pergi sendirian.
Oleh karena itu, Utsman pun memegang tali kendali unta, Ummu Salamah hingga sampai di Madinah. Utsman mengantar Ummu Salamah, padahal ketika itu Utsman masih seorang yang kafir. Utsman memeluk agama Islam saat terjadi Perjanjian Hudaibiyah.
Ummu Salamah sangat berterima kasih kepada Utsman dan memuji kebaikkan utsman. Ummu salamah memandang Utsman sebagai lelaki Arab yang berakhlak mulia. Hal itu terbukti dalam perjalanan menuju Madinah tersebut. Ketika mereka berhenti untuk istirahat, Utsman membantu Ummu Salamah dan putranya, turun dari unta. Saat beristirahat, Utsman menjauh dari Ummu Salamah. Setelah selesai beristirahat, ia mempersiapkan unta, termasuk memasang peralatan yang diperlukan.
Kemudian, ia menjauh dari unta dan meminta Ummu Salamah menaiki unta. setelah Ummu Salamah dan putranya diatas unta, Utsman kembali mendekati unta. Ia memegang tali unta dan menuntunnya untuk melanjutkan perjalanan. Itulah kebaikkan Utsman bin Abu Thalhah.
Saat sampai di desa tempat tinggal Abu Salamah, Utsman berkata, “Suamimu tinggal di desa ini, temuilah dia.” Kemudian, Utsman kembali ke Mekkah.
Akhirnya, Abu Salamah, Ummu Salamah, dan putra mereka dapat berkumpul kembali. Mereka hidup bahagia di Madinah. Setelah beberapa waktu, mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu Umar, Durrah, dan Zainab. “Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal .” (Surat An-Nahl ayat 41-42 )
Abu Salamah Ikut Berperang
Abu Salamah juga turut berjuang bersama Rasulullah di medan perang, Abu Salamah turut serta menumpas musuh Allah dalam Perang Badar dan Perang Uhud.
Pada suatu masa, Abu Salamah mendapat tugas dari Rasulullah. Ketika itu, Abu Salamah diminta untuk memimpin pasukkan muslim yang berjumlah 150 orang. Abu Salamah dan pasukannya bertugas untuk menghadapi perlawanan Bani Asad. Pada pertempuran itu, Abu Salamah terluka cukup parah, Ummu Salamah yang setia menunggui dan mengobati luka Abu Salamah. Dalam keadaan terluka, Abu Salamah mengatakan bahwa Rasulullah berpesan kepada dirinya, “Jika ditimpa musibah ucapkanlah inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kita kembali).” Rasulullah juga sempat menunggui dan mendoakan Abu Salamah. Namun, Allah menghendaki Abu Salamah kembali kepada-Nya. Orang-orang yang gugur di jalan Allah akan mendapat nikmat dan karunia yang besar dari-Nya. Sungguh, Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beriman.
Ummu Salamah Menikah Dengan Rasulullah saw
Ummu Salamah adalah seorang isteri yang sangat setia kepada suaminya. Selama menikah dengan Abu Salamah, Ia selalu mengasihi dan mencintai suaminya.
Pada saat Abu Salamah masih hidup, Ummu Salamah meminta dirinya dan suaminya berjanji tidak akan menikah bila salah seorang di antara mereka meninggal terlebih dahulu. Abu Salamah berkata, “Janganlah demikian. Seandainya, aku meninggal duluan, engkau boleh menikah lagi”. Bahkan, Abu Salamah berdoa, “Ya Allah. Berikan Ummu Salamah seorang suami yang lebih baik dari pada aku dan jangan biarkan ia disakiti.”
Setelah menjanda sekitar empat bulan lebih, Ummu Salamah dilamar oleh Abu Bakar. Namun, lamaran Abu bakar ditolak dengan lemah lembut. Setelah beberapa waktu, Umar bin Khattab datang menemui Ummu Salamah juga untuk melamar. Lamaran Umar bin Khattab juga ditolak oleh Ummu Salamah.
Kemudian, Rasulullah mengutus seseorang untuk melamar Ummu Salamah. Pada awalnya, ia menolak lamaran itu. Hal itu ia lakukan karena tiga alasan. Pertama, ia adalah seorang wanita yang pencemburu. Ia khawatir, kecemburuannya dapat membuat Rasulullah marah dan Allah akan menghukumnya.
Kedua, Ummu Salamah telah berusia lanjut sehingga ia merasa tidak pantas mendampingi Rasulullah. Ketiga, ia memilik banyak tanggungan keluarga.
Tentang alasan cemburu, Rasulullah menjelaskan bahwa dirinya berdoa agar Allah menghilangkan sifat cemburu Ummu Salamah. Berkaitan dengan usia, Rasulullah mengatakan bahwa dirinya lebih tua dibandingkan Ummu Salamah. Rasulullah juga menambahkan bahwa keluarga Ummu Salamah akan menjadi tanggungan Allah dan Rasul-Nya. Mendengar penjelasan Rasulullah, Ummu Salamah dapat menerimanya dan bersedia menikah dengan Rasulullah.
Akhirnya, Rasulullah menikahi Ummu Salamah. Pada saat pernikahan, Rasulullah memberi Ummu Salamah maskawin berupa tempat tidur yang terbuat dari daun palma, semangkok makanan, dan sebuah alat penggilingan.
Selama berumah tangga, Ummu Salamah bukan hanya sebagai seorang isteri yang baik, ia juga teman diskusi Rasulullah. Apabila ada permasalahan, Rasulullah sering kali meminta pertimbangan atau mengajak diskusi Ummu Salamah untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Rasulullah sangat menyayangi Ummu Salamah dan anak-anaknya dari pernikahan sebelumnya. Demikianlah, Rasulullah dan Ummu Salamah menjalankan bahtera rumah tangga mereka.
Oleh Sugiasih, S.Si.
Posting Komentar