Dunia Nabi ~ Abdullah bin Umar adalah seorang pedagang yang sukses, kegiatan perdagangan itu telah mendatangkan kekayaan yang tidak sedikit. Namun, ia tidak menggunakan harta itu sendirian. Ia sering kali membagi-bagikan hartanya kepada kaum fakir miskin.
Pada suatu hari, anak Abdullah menjamu orang-orang kaya, Abdullah memarahi anaknya dan berkata, “Kamu menjamu orang-orang yang dalam keadaan kenyang dan membiarkan orang-orang yang kelaparan.’ Abdullah ibnu Umar juga sering mengundang anak yatim atau kaum fakir miskin untuk makan bersamanya.
Ketika memperoleh harta, Abdullah tidak akan membiarkan harta itu menginap dirumahnya terlalu lama. Suatu ketika, Abdullah memperoleh uang sebesar 40.000 dirham dan baju dingin. Namun, dalam waktu sehari, uang dan pakaian tersebut telah dibagikan kepada kaum fakir miskin. Hal ini terbukti karena pada hari selanjutnya ia membeli makanan untuk hewan tunggangannya dengan berutang. Abdullah ibnu Umar membelanjakan hartanya di jalan Allah. Demikianlah, Abdullah ibnu Umar adalah seorang yang dermawan.
Abdullah Ibnu Umar Menolak Jabatan
Abdullah ibnu Umar adalah seorang sahabat yang menguasai ilmu agama. Oleh karena itulah, Abdullah memiliki kedudukkan yang penting dalam masyarakat. Pemimpin pemerintahan saat itu sering kali menawarkan jabatan kepada Abdullah. Namun, Abdullah dengan tegas menolaknya.
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, Abdullah ibnu Umar pernah ditawari jabatan qadhi (hakim). Ibnu Umar menolak jabatan itu, padahal jabatan itu merupakan jabatan yang penting dalam pemerintahan. Khalifah Utsman mendesak agar ibnu Umar menerima jabatan tersebut. Namun Ibnu Umar tetap menolaknya. Ia berkata, “Aku mendengar hakim itu ada tiga tipe, Pertama, Hakim yang mengadili tanpa ilmu. Hakim seperti itu akan masuk neraka. Kedua hakim yang mengadili berdasarkan nafsu. Hakim seperti ini juga akan masuk neraka. Ketiga, hakim yang berijtihad dengan ijtihad yang benar. Hakim seperti itu tidak berdosa dan tidak pula berpahala. Atas nama Allah, aku menolak jabatan itu."
Khalifah Utsman pun mengerti dengan penolakkan Ibnu Umar. Namun, ia berpesan kepada Ibnu Umar agar tidak mengungkapkan alasan penolakannya kepada orang lain dan membunuh banyak hamba Allah. Sungguh, apabila hal itu diketahui oleh orang banyak, tentu tidak akan ada orang yang bersedia menjadi hakim. Orang saleh pun tidak akan bersedia menjadi hakim. Demikianlah, Abdullah ibnu Umar menolak jabatan qadhi (hakim) dengan alasan yang kuat.
Abdullah Ibnu Umar Wafat
Abdullah bin Umar adalah seorang yang lemah lembut, meskipun demikian, ia tidak tinggal diam saja saat kezaliman merajalela. Hal itu terbukti saat Abdullah ibnu Umar mengkritik pemimpin yang bertindak sewenang-wenang.
Pada suatu ketika Gubernur Al-Hajjaj bin Yusuf berpidato di masjid. Gubernur Al- Hajjaj adalah seorang gubernur yang memerintah secara zalim. Saat itu, Abdullah ibnu Umar berada di masjid itu. Abdullah ibnu Umar pun memberikan kritik kepadanya dengan berkata, ”Engkau telah menghalalkan barang yang telah di haramkan oleh Allah. Engkau juga meruntuhkan rumah Allah, dan membunuh banyak hamba Allah. Sungguh, engkau adalah musuh Allah.”
Setelah itu gubernur Al-Hajjaj memerintahkan kepada anak buahnya untuk melukai Abdullah ibnu Umar dengan pisau beracun. Abdullah benar-benar terluka dan jatuh sakit.
Setelah beberapa lama sakit, Abdullah ibnu Umar meninggal. Ia meninggal pada usia 84 tahun. Demikianlah, Abdullah ibnu Umar mengembuskan napas yang terakhirnya setelah mengingatkan seorang penguasa.
Oleh Sugiasih, S.Si.
Posting Komentar