Kisah Abu Lubahah

Dunia Nabi ~ Bani Quraizhah adalah kaum Yahudi yang tinggal di Madinah, pada masa Perang Khandak, Bani Quraizhah telah bersekutu dengan kaum Quraisy Mekkah untuk melawan tentara muslim. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Rasulullah untuk menghukum mereka.


Rasulullah dan para sahabat mengepung benteng-benteng Bani Quraizhah. Kemudian, Allah meniupkan rasa takut pada mereka. Ketika dikepung, Bani Quraizhah mengajukan permintaan kepada Rasulullah. Mereka meminta agar Abu Lubabah mendatangi mereka. Mereka ingin berbicara  kepada wakil Nabi Muhammad tersebut. Pada zaman jahiliyah, Abu Lubahah  merupakan sekutu Bani Quraizhah, Rasulullah menyetujui permintaan tersebut.

Ketika masuk perkampungan Bani Quraizhah, Abu Lubahah dikerumuni oleh kaum wanita dan anak-anak Bani Quraizhah. Mereka menangis dan meminta Abu Lubahah  melepaskan mereka. Abu Lubahah  merasa kasihan dengan kondisi mereka.

Salah seorang bertanya kepadanya, “Apa hukuman yang ditimpakan oleh Muhammad kepada kami?”. Abu Lubahah memberi isyarat untuk memotong leher. Isyarat itu menunjukkan bahwa hukuman yang akan dijatuhkan adalah dibunuh. Kemudian, wanita dan anak-anak Bani Quraizhah pun menangis.

Sementara itu, Abu Lubahah merasa kedua kakinya menjadi kaku dan tidak dapat digerakkan. Abu Lubahah menyadari kekhilafan yang telah dia lakukan. Ia membocorkan  rahasia  yang belum ditetapkan oleh Rasulullah kepada bani Quraizhah, ia sungguh menyesal. Abu Lubahah tidak kembali ke tempat Rasulullah. Ia justru pergi ke Masjid Nabawi. Di sana ia memohon ampunan kepada Allah. Ia berkata, “Demi Allah, aku tidak akan membuka ikatan ini untuk melepaskan diriku sehingga Allah menerima tobatku  dan aku akan menunggu Rasulullah saw, sendiri yang membuka  ikatan ini”.

Rasulullah mendengar cerita tentang Abu Lubahah. Dia berkata, “Jika ia datang kepadaku dan memohon  maaf, pastilah  aku memaafkannya. Namun, karena dia  bertindak sendiri, aku  tidak akan memaafkannya selagi Allah tidak mengampuninya.”

Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat hamba-hamba-Nya. Allah memberikan petunjuk kepada Rasulullah untuk memaafkannya, kemudian seseorang datang memberi  tahu Abu Lubahah tetap duduk di dalam masjid dengan tangan terikat pada tiang masjid. Lalu ia berkata, “Biarlah Rasulullah sendiri yang datang dan melepaskan aku.” Abu Lubahah telah mengikat dirinya di sebatang tiang masjid selama enam hari enam malam.

Akhirnya, Rasulullah melepaskan Abu Lubahah pada waktu subuh. Allah telah menerima tobat Abu Lubahah, berkaitan dengan tindakan Abu Lubahah, Allah menurunkan wahyu yaitu Surat Al-Anfal ayat 27, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati  Allah dan Rasul (Muhammad)  dan (juga) janganlah  kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, padahal kamu mengetahui.”

Oleh Sugiasih, S.Si.