Kisah Anas bin Malik ra

Dunia Nabi ~ Pada suatu ketika, penduduk Madinah gelisah menanti kedatangan manusia agung, Rasulullah saw, mereka  sedikit cemas karena  manusia yang mereka tunggu-tunggu belum muncul juga. Mereka telah berkerumun di jalanan dan berhimpit-himpitan satu dengan lain. Di antara manusia yang berkerumun terdapat Ummu Sulaim dan anaknya. Anas bin Malik.


Setelah Rasulullah muncul, orang-orang bersorak gembira, mereka berlari dan mengerumuni Rasululah, mereka  ingin  melihat sosok yang telah menyebarkan kebenaran. Ummu Sulaim segera membawa Anas menuju ke arah Rasulullah. Mereka menyambut kedatangan Rasulullah dengan sukacita.

Setelah kedatangan Rasulullah, penduduk  Madinah berlomba-lomba untuk memberi hadiah kepada Rasulullah. Ummu Sulaim, janda dengan satu anak, hidup miskin. Sekalipun dengan demikian, ia tetap berkeinginan untuk memberikan hadiah kepada Rasulullah.

Ummu Sulaim mendatangi Rasiulullah, ia berkata, “Ya Rasulullah, tidak ada satu pun penduduk Madinah, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak memberimu hadiah. Saya tidak memilki hadiah yang dapat diberikan kepadamu.`Oleh karena itu, bawalah putra kecilku ini untuk mengabdi kepadamu”. Ummu Sulaim tersenyum bahagia dan Rasulullah mengusap kepala Anas dan memeluknya.

Sejak saat itu, Anas menjadi pembantu  Rasulullah, ia senantiasan mengikuti Rasulullah kemana pun Rasulullah pergi. Rasulullah sangat menyayanginya. Anas bin Malik tinggal bersama Rasulullah selama sepuluh tahun.

Anas bin Malik Periwayat Hadits

Anas bin Malik sangat mencintai Rasulullah, begitu pun Rasulullah terhadap Anas. Pada saat Anas menjadi pembantu Rasulullah, banyak pelajaran dan hikmah yang diperoleh Anas. Anas juga banyak meriwayatkan hadits Rasulullah.

Rasulullah selalu memanggil Anas dengan panggilan “Unais’ atau Bunai”. Panggilan itu artinya Anas kecil, suatu ketika Rasulullah bersabda kepada Anas, “Wahai Unais, jika engkau sanggup dari pagi sampai petang tidak ada rasa dengki dan iri terhadap seseorang, lakukanlah hal itu. Wahai anakku, itulah sebagian dari sunnahku. Siapa saja yang menghidupkan sunnahku berarti ia mencintaiku. Siapa saja mencintaiku akan bersamaku di surga nanti”.

Banyak kenangan indah yang dirasakan oleh Anas bersama Rasulullah, Anas berkata, ”Rasulullah adalah orang yang paling baik akhlaknya, juga paling lapang dada, dan paling penyayang kepada siapa pun”. Rasulullah juga sangat menyayangi dan memperlakukan Anas dengan baik. Anas berkata, “Suatu hari, Rasulullah menyuruhku pergi ke pasar, sebelum berangkat ke pasar aku bermain dulu bersama  dengan anak-anak yang lain  di jalan. Ketika aku sedang asyik bermain, aku merasa ada seseorang yang berdiri di belakangku dan memperhatikanku. Orang tersebut memegang bajuku, kemudian, aku menoleh ke arahnya. Ternyata, orang itu adalah Rasulullah, sambil tersenyum, Rasulullah bertanya, “Wahai Unais mengapa engkau belum berangkat ?” Dengan berjalan tergopoh-gopoh, Anas  menjawab, “Ya Rasulullah aku akan segera berangkat.” Demi Allah, selama sepuluh tahun aku mengabdi  kepadanya, Rasulullah tidak pernah berkomentar tentang apa yang aku lakukan dan apa yang tidak aku lakukan”.

Ketika Rasulullah wafat, Anas sangat berduka. Tentang hal itu, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah pertama kali datang dan aku melihat ketika beliau berpisah dengan kita. Bagiku, tiada  hari yang sama  dengan dua hari itu.”

Pada suatu waktu, Anas sakit keras. Ia meminta agar ditalkinkan dengan kalimat ‘La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.’  Ia terus menerus mengucapkan kalimat itu hingga mengembuskan napas terakhirnya. Anas meninggal pada usia lebih dari seratus tahun.

Oleh Sugiasih, S.Si.