Kisah Sedekah Yang Menyembuhkan Kanker Paru-Paru ~ Tidak diduga, atas izin Allah, hanya dengan rutin sedekah tak lebih dari 50 ribu, justru bisa menyembuhkan kanker paru-paru yang di deritanya.
Secanggih apapun pengobatan ilmiah (kedokteran) tidak akan bisa menyembuhkan penyakit seseorang jika Allah tidak berkehendak. Sebab, Allah-lah yang menghendaki penyakit seseorang itu sembuh atau tetap sakit. Atas dasar itu, terkadang, pengobatan yang tampak sederhana dan murah justru lebih ampuh, salah satunya sedekah.
Sebut saja namanya Enzen Zainudin. Usianya baru 16 tahun, bisa dikatakan masih remaja. Maklum, dia anak MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Purwakarta. Sebagai siswa, Enzen sebenarnya termasuk anak aktif di sekolah. Hal itu bisa dilihat dari posisinya sebagai Ketua OSIS di sekolahnya. Sebuah jabatan yang memang karena ia memiliki kelebihan, bisa karena pintar di kelas atau karena punya bakat kepemimpinan.
Dengan posisinya itu, Enzen pun cukup dihormati di sekolahnya. Hanya saja, kegiatan Enzen di sekolah dan lingkungan pergaulan di luar rumahnya seketika menjadi terganggu ketika ia terkena penyakit yang cukup serius. Awalnya, enzen hanya mengira penyakit biasa. Tapi, anehnya, tak sembuh-sembuh. Setelah diperiksa dokter, Enzen begitu terkejut. Sebab, penyakit yang dideritanya bukan lagi biasa, tapi sungguh luar biasa, yaitu penyakit kanker paru-paru. Sebuah penyakit yang berbahaya dan mematikan.
Seketika Enzen menjadi shock. Ia benar-benar terkejut dan tidak menyangka jika diusianya yang masih remaja sudah harus menanggung penyakit yang demikian berbahaya. Apalagi kedua orang tuanya, mereka jauh lebih shock dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Saya putus asa. Saya tidak tahu harus berobat kemana lagi. Seharian saya diam di kamar,” ujar Enzen. Ia pun mengaku menjadi pemurung sejak itu. “Saya jadi pendiam dan tidak banyak bicara,” ujarnya lebih lanjut.
Bahkan, bayangan kematian kerapkali muncul di pikirannya. Ensen menyadari bahwa kanker paru-paru adalah penyakit yang sangat mematikan. Hanya kecil saja kemungkinannya untuk sembuh. Karena itu, bayangan hidupnya yang singkat di dunia juga kerapkali menghantuinya. “Saya merasa tidak akan lama hidupnya” ujar Enzen penuh khawatir.
Kanker paru-paru adalah kanker yang bermula di paru-paru. Paru-paru terletak di dada. Mereka membantu Anda bernapas. Ketika Anda bernapas, udara masuk melalui hidung, turun ke tenggorokan Anda (trakea), dan ke dalam paru-paru, kemudian menyebar melalui pipa-pipa yang di sebut bronkus. Sebagain besar kanker paru-paru mulai dalam sel-sel yang melapisi pipa-pipa tersebut (bronkus).
Biasanya, kanker paru-paru bisa dideteksi ketika seseorang berusia 40 tahun keatas, namun di usianya yang baru 16 tahun, Enzen justru telah terkena penyakit yang membahayakan itu. Keadaan ini pun telah membingungkan keluarga besarnya. Bagaimana penyakit itu bisa menyerang Enzen ?
Kanker paru-paru biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok. Namun, Enzen masih remaja dan bukanlah seorang perokok. Lalu, sebab apalagi yang membuat Enzen bisa terkena penyakit itu. Masalahnya, Enzen juga tak memiliki riwayat penyakit turunan. Namun, dari pada memikirkan hal-hal yang tak berguna, keluarga pun berniat menginapkan Enzen di rumah sakit.
Harapan keluarga agar Enzen untuk sembuh sangat besar. Wajar saja, sebab, Enzen adalah harapan keluarga yang bisa membanggakan kelak. Sangat disayangkan, jika waktu remaja Enzen banyak dihabiskan dalam ranjang pesakitan. Sangat disayangkan pula, jika sebagain besar usianya harus bergelut dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut. Bukan berarti tak bisa sembuh, tapi cukup sulit. Jarang sekali, orang yang bisa keluar dari penyakit ini.
Namun, harapan itu tinggal kenangan. Hanya sebuah kata dalam pikiran yang tak akan bisa mungkin mewujudkan dalam kenyataan. Pasalnya, keadaan Enzen ternyata semakin parah. Sehingga ia harus dirawat di rumah sakit berbulan-bulan.
Bisa Anda tebak sendiri, berapa uang yang harus dikeluarkan untuk biaya pengobatannya? Yang jelas, jumlahnya tidak sedikit. Sehari saja di rumah sakit biayanya sangat mahal, apalagi berbulan-bulan. Keluarga pun pesimis, sudah tidak ada harapan hidup ditambah oleh harta benda yang tersedot habis ke rumah sakit.
Sebelumnya, Enzen sendiri sering bolos dan absen dari sekolah karena penyakitnya itu. Posisi Ketua Osis pun ia tingglakan karena sudah tak kuasa lagi mengurusnya. Bahkan, ada satu ujian kelulusan yang tak ia ikuti. Akhirnya, ia pun dikeluarkan dari sekolahnya. Enzen pun bertambah stres. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Demikianlah Enzen, sudah terkena sakit parah, ia pun harus dikeluarkan dari sekolahnya.
Keajaiban Sedekah
Dalam situasi putus asa akhirnya Enzen mendapatkan inspirasi untuk bersedekah. Meski masih remaja, nampaknya ia sudah sadar bahwa yang mendatangkan penyakit adalah Allah. Berarti, Allah pula yang menyembuhkannya. Karena itu, jalan satu-satunya adalah dekat dengan Allah. Dan hal itu bisa diwujudkan, salah satunya, dengan jalan bersedekah di jalan Allah.
Sebagai remaja yang tak punya uang banyak, apalagi masih minta pada orang tua ditambah sudah banyak uang yang dikeluarkan orang tuanya untuk mengobati dirinya, Enzen pun hanya rutin bersedekah tak lebih dari Rp. 50.000,- kepada orang yang berhak menerimanya. Bagi banyak orang, uang segitu tentulah tak berarti apa-apa. Tapi, bagi seseorang yang sedang tak punya uang, termasuk Enzen, uang segitu termasuk lumayan. Namun, Enzen ikhlas menyedekahkannya dengan harapan bahwa Allah swt, akan memberikan jalan yang terbaik untuk penyakitnya.
Benar saja, Tak butuh lama sejak Enzen mengikhlaskan sedekah yang tak seberapa itu, keajaiban Allah akhirnya tiba. Keadaan Enzen berangsur-angsur membaik. Bahkan, puncaknya, Enzen sudah berhasil keluar dari masa krisisnya. Ia pun dinyatakan telah sembuh total dari penyakit yang dideritanya. Dokter yang menangani Enzen sendiri menjadi terkejut karena penyakit itu bisa sembuh dari tubuh Enzen.
Betapa bahagianya Enzen menghadapi kenyataan itu. Ternyata, sedekah itu kalau dilakukan dengan ikhlas, berapa pun nilainya, akan dibalas oleh Allah dengan balasan yang tak terkira. Sejak, itu Enzen yang masih remaja itu semakin yakin akan kekuatan sedekah dan kebesaran Allah swt, dibalik perbuatan ringan tangan tersebut. Semoga kita bisa belajar dari kisah ini !
Oleh Eep Khunaefi
Posting Komentar