Kisah Nabi Isa Saat Mulai Memiliki Pengikut

Kisah Nabi Isa Saat Mulai Memiliki Pengikut ~ Sesampai di makam, Isa berdiri persis di dekat makam, menatap ke langit, memohon kepada Allah serta berkata dengan penuh keyakinan “Wahai Azir, bangunlah!” Tiba-tiba makam itu terbelah, Azir keluar dari dalam makam. Sang ibu memeluk Azir, dengan air mata bercucuran.

Setelah Nabi Isa dianugerahi Allah, dengan mukjizat bisa mengolah tanah liat menjadi burung, dan burung itu dari tanah liat kemudian bisa mengepakkan sayap dan terbang tinggi ke angkasa tak lama setelah Nabi Isa meniupnya, pendeta Yahudi hanya bisa berdecak kagum dan heran. Tak pernah terpikir di benak mereka  jika Nabi Isa bisa melakukan hal yang tak mungkin menjadi mungkin.


Tetapi sekalipun mukjizat Nabi Isa itu telah dilihat di depan mata mereka, hati mereka seperti tertutup kabut. Mereka tidak mau mengakui akan kebenaran dan mukjizat yang dimiliki Nabi Isa. Sebaliknya, mereka semakin benci kepada Nabi Isa, selain menyebarkan kebencian dan fitnah, mereka pun bersepakat untuk membunuh Nabi Isa.

Nabi Isa hanya memandang mereka dengan heran. Lalu Nabi Isa berkata, “Siapa yang akan  menjadi penolongku untuk (menegakkan Agama) Allah?”

Ada dua belas orang lelaki bangkit, dan tanpa ragu lagi berkata,”Kami adalah penolong-penolong agama Allah.” (QS. 3 : 52)

Setelah itu, mereka menengadah ke langit dan berkata dengan penuh keyakinan “Ya Tuhan kami telah beriman kepada apa yang telah engkau turunkan dan telah kami ikuti Rasul, karena itu  masukkanlah kami ke golongan orang-orang yang menjadi saksi.” (QS.3 : 53)

Meminta Makanan Lezat

Allah telah memberikan hidayah-Nya kepada murid-murid Nabi Isa itu, dan akhirnya mereka beriman kepada-Nya dan rasul-Nya. Murid-murid Nabi Isa itu mengikuti ajaran Nabi Isa, putra Maryam, juga bahkan beriman kepadanya dan mendukungnya.

Nabi Isa dikenal sebagai orang suci dan tidak memiliki keraguan kepada Allah akan apa yang diyakini Nabi Isa beriman kepada Allah tanpa keraguan Nabi Isa ingin orang-orang Bani Israil beriman kepada Allah, karena itu Nabi Isa selalu berdoa kepada Allah memohon kebaikan dan berharap semakin hari ada orang yang mau mendengarkan dan kemudian mengikuti ajaran yang dibawanya. Nabi Isa ingin orang-orang Bani Israil tidak tersesat, menemukan kebenaran dan berbuat kebaikan.

Sejak menerima risalah kenabian. Nabi Isa selalu berdakwah berbagai tempat dan berharap ada yang mendengarkan. Pernah Nabi Isa berdakwah ke daerah perbukitan. Nabi Isa mengajak murid-muridnya. Di perbukitan itu, Nabi Isa dan murid-muridnya yang menyertainya ingin mengajak penduduk setempat  mengenalkan risalah tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa.

Perjalanan ke perbukitan itu tidaklah mudah, Nabi Isa dan murid-muridnya berhenti sejenak di dekat sebuah pancuran. Nabi Isa dan murid-muridnya duduk. Tapi diluar perkiraan murid-muridnya tiba-tiba Nabi Isa mengusap dan mencuci  kaki murid-muridnya itu. Tentu, murid-murid Nabi terhenyak kaget kemudian bertanya, “Wahai Nabi mengapa engkau mencuci kaki kami?”

Seraya masih terus mencuci kaki murid-muridnya, Nabi Isa menjawab dengan penuh rendah hati. “Aku ingin kalian memperlakukan orang-orang seperti aku memperlakukan kalian. Aku ingin kalian melayani mereka seperti aku melayani kalian.”

Matahari terus bergeser, pagi berganti menjadi siang. Murid-murid Nabi Isa  merasa ada yang melihat di perut mereka. Murid-murid  mulai merasa lapar, Nabi Isa memberikan contoh pada murid-muridnya cara menghilangkan rasa lapar dengan memakan dedaunan dan tumbuhan-tumbuhan liar. Tetapi murid-murid  Nabi Isa tidak tergolong pengembara, sehingga tidak mampu melakukan apa yang  dilakukan Nabi Isa. Sebab, bertahun-tahun Nabi Isa telah meninggalkan keduniawian bisa menahan lapar dan dahaga dengan cara  yang tak biasa. Hal itu yang belum bisa diteladani oleh murid-murid Nabi Isa.

Dalam kondisi lapar seperti itu, murid-murid Nabi Isa berharap ada keajaiban. Mereka pun membincangkan mukjizat Nabi Isa. “Nabi Isa bisa menciptakan sesekor burung dari tanah liat, dengan izin Allah. Jadi, jika dia memohon kepada Allah untuk menurunkan hidangan dari langit untuk kita,  pastilah bisa.”

Murid-murid Nabi Isa saling pandang, dengan alasan itulah mereka kemudian bertanya kepada Nabi Isa. “Wahai putra Maryam bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan kepada kita dari langit?”

Nabi Isa menoleh kemudian menjawab, “Apakah kalian meragukan kekuasaan Allah?” Kemudian Nabi Isa mengajak pada mereka. “Bertaqwalah kalian kepada Allah juka kalian benar-benar orang yang beriman!” (QS. 5 : 112)

Lalu mereka berkata, “Kami ingin memakan hidangan itu, dan supaya tentram  hati kami, dan supaya kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada  kami dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu” (QS.5 : 113)

Sejenak Nabi Isa terdiam, wajahnya yang semula bersinar kemudian berubah  menjadi layu dan sedih. Bagaimana tidak? Murid-muridnya sedang mengujinya. Padahal sudah jelas Nabi Isa dianugerahi satu mukjizat, pernah membuat burung dari tanah liat, kemudian atas izin Allah nabi Isa meniupnya, dan burung itu menggeliat, hidup dan bisa terbang.

Mata Nabi Isa hampir berkaca-kaca, karena merasa sedih. Tapi keinginan murid-murid nabi Isa itu seperti tak kuasa ditolaknya Nabi Isa kemudian bersujud kepada Allah. Setelah itu Nabi Isa menengadahkan tangan dan berdoa kepada Allah dengan hati penuh kekhusyukan, dengan satu harapan untuk memenuhi keinginan murid-muridnya.

“Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah rezeki kepada kami, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. 5 : 114)

Tak selang lama kemudian, tempat nabi Isa dan murid-muridnya itu dipenuhi dengan cahaya. Kemudian Allah swt berfirman kepada mereka. ”Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barangsiapa  yang kafir di antara kalian, sesudah  (turun hidangan) itu, maka sesungguhnya Aku dan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.” (QS. 5 : 115)

Beberapa saat kemudian, makanan istimewa (hidangan dari langit yang dijanjikan oleh Allah) itu turun. Dalam hidangan itu, terpampang roti dan daging. Roti dan daging itu terlihat menggiurkan lidah murid-murid Nabi Isa. Bahkan, aroma  dari hidangan itu sampai  menyebar ke segala penjuru disekitar tempat  itu, sehingga  mengundang orang-orang yang lapar dan yang miskin untuk datang menikmati  hidangan tersebut.

Setelah orang-orang itu datang dan melihat di hadapan Nabi Isa dan murid-muridnya terhampar hidangan makanan yang lezat, mereka pun ditawari untuk ikut makan dan minum. Mereka ikut makan dan minum  dengan penuh keceriaan. Tak pernah mereka makan-makanan senikmat dan selezat itu.

Mukjizat Menghidupkan Orang Mati

Nabi Isa memiliki seorang teman yang bernama Azir. Dia itu pemuda yang beriman sehingga Nabi Isa pun mencintainya. Setelah lama tak bertemu, Nabi Isa memutuskan berkunjung ke rumah Azir. Tiba-tiba, seorang wanita datang menyambutnya, seraya menangis.

“Azir telah meninggal dan dikuburkan tiga hari yang lalu,” jawab wanita itu. “Apakah engkau ingin melihat Azir?” Wanita yang tak lain adalah ibu Azir itu menjawab, “Ya”.

Isa berkata, “Besok aku akan kembali dan memberinya kehidupan, dengan izin Allah”. Esoknya, Isa datang dan berkata kepada Ibu Azir, “Ikutlah denganku ke makamnya.”

Sesampai di makam, Isa berdiri persis di dekat makam, menatap ke langit, memohon kepada Allah serta berkata dengan penuh keyakinan, “Wahai Azir, bangunlah!”

Tiba-tiba makam itu terbelah, Azir keluar dari dalam makam. Sang ibu memeluk Azir, dengan air mata bercucuran. Apakah engkau ingin tinggal dengan ibumu?” Azir menjawab, “Ya” Nabi Isa menjawab, “Allah telah memberimu sebuah kehidupan baru. Kau akan menikah dan Allah akan menganugerahimu anak-anak yang baik.”

Membantu Para Nelayan

Pada hari yang lain, Nabi Isa pergi ke pantai. Tapi hari itu, Nabi Isa melihat para nelayan sedih. Mereka tak mendapat tangkapan ikan. Nelayan-nelayan itu duduk di tepi pantai dengan muka murung. Mereka juga melipat layar mereka karena sudah merasa putus asa.

Tiba-tiba, Nabi Isa naik ke perahu, memerintahkan para nelayan itu untuk segera menaikkan layar, dan mengikuti perahu Nabi. Nabi Isa memerintahkan kepada para nelayan untuk berhenti di tempat tertentu di laut biru, dan melemparkan jala-jala mereka. Sesuatu yang mengejutkan pun terjadi, ketika nelayan-nelayan itu menarik jala-jala mereka, jala-jala mereka itu penuh dengan ikan. Mereka terus  menangkap ikan hingga perahu mereka penuh ikan.

Mukjizat Yang Menyembuhkan

Suatu hari, Nabi Isa diajak satu muridnya berkunjung ke rumahnya. Dalam perjalanan, Nabi Isa melihat seorang pemuda berjalan dan beberapa orang mengejek pemuda itu karena pemuda itu tuli dan bisu, tak mendengar apa pun, sehingga ia tak mampu berbicara. Namun ia menatap orang-orang itu dengan  kebingungan ketika mereka  mentertawakannya dengan sinis.

Nabi Isa meletakkan telapak tangannya ke telinga pemuda itu, dan ia bisa mendengar. Orang-orang heran, ketika mereka mengetahui pemuda itu bisa mendengar. Sebagian mereka kemudian beriman dan menjadi pengikut Nabi Isa.

Setelah itu, Nabi Isa meneruskan perjalanan, berkunjung ke rumah muridnya. Esoknya, Nabi Isa mendengar  beberapa orang  mengetuk pintu dengan kerasnya. Nabi Isa keluar melihat apa yang terjadi. Ketika Nabi Isa keluar, dia melihat  seorang yang menderita penyakit lepra yang sedang berjalan dan beberapa orang melempari orang itu dengan batu untuk memaksanya meninggalkan desa itu. Orang-orang itu melempari dari kejauhan dan merasa jijik melihatnya.

Nabi Isa kemudian mendekati orang yang menderita lepra itu, lalu meletakkan telapak tangannya di wajahnya dan ternyata berhasil dapat menyembuhkan penyakit lepra yang diderita orang itu.
Orang-orang itu saling pandang, dan kemudian berebut untuk menyentuh tangan Nabi Isa.

Sumber : Majalah Hidayah Penerbit PT. Variasari Malindo