Sebahagian besar dari Kita tentunya sangat menggebu-gebu bila terdapat pemahaman akan Islam yang berbeda dengan cara pandang maupun pemahaman / pengetahuan Kita. Baik yang diutarakan oleh umat non-Muslim maupun sesama Saudara Muslim sendiri.Lantas perasaan ini seolah-olah memicu Kita untuk berusaha menjelaskan bagaimana Islam itu sebenarnya (menurut pemahaman Kita); yang juga belum tentu diterima oleh orang lain (menurut pemahaman Mereka).
MuslimNetizen.com
Kemudian yang memperburuk situasi seperti ini adalah Kita menjadi khilaf dan merasa paling benar. Na'udzubillahi min dzalik.. Sehingga Kita lantas kemudian mem-vonis orang lain sebagai orang sesat / kafir dan bahkan mem-bid'ah-kan sesuatu yang tidak sesuai dengan pemahaman Kita.
Hal ini kerap terjadi karena pemahaman dan penafsiran Kita terhadap Al-Qur'an berbeda-beda, terlebih lagi Kita belajar tentang Islam melalui Ustadz / Ulama yang berbeda bahkan melalui nara sumber dari Buku ataupun Internet.
Ingatkah Anda bahwa Islam terbagi kedalam 73 golongan, dan pada akhirnya hanya akan ada 1 golongan. Golongan yang manakah itu...?!
Mereka adalah Golongan yang tidak pernah menyatakan bahwa Golongan mereka adalah yang paling benar...!!
MuslimNetizen.com
Golongan ini yang menyatakan bahwa Kebenaran hanya Milik Allah SWT, merekalah golongan yang berpasrah dan berserah diri sepenuhnya hanya kepada Allah SWT tanpa berharap pada makhluk atau benda manapun. Tiada berharap selain kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Golongan inilah yang pada akhirnya akan menyatukan 73 Golongan dalam Islam..
Maka dari itu, sebelum Kita menjadi khilaf seperti diatas, sebelum Kita berkeinginan untuk menafsirkan Al-Qur'an dan Islam yang sesungguhnya, ada baiknya Kita kuasai 15 Bidang Ilmu berikut ini;
MuslimNetizen.com
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kepahaman bagi Kita semua.
Aamiin ya rabbal 'alamin..
MuslimNetizen.com
1. Ilmu Lughat (filologi). yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata Al-Qur'an. Mujahid rahimahullah berkata,
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar tentang ayat-ayat Al-Qur'an tanpa mengetahui ilmu Lughat. Sedikit pengetahuan tentang Lughat tidaklah cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jika mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Bisa jadi kata itu mempunyai arti dan maksud yang berbeda.”
MuslimNetizen.com
2. Ilmu Nahwu; (tata bahasa). sangat penting mengetahui ilmu Nahwu, karena sedikit saja i’rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti perkataan itu. Sedangkan pengetahuan tentang i’rab hanya didapat dalam ilmu Nahwu.
3. Ilmu Sharaf; (perubahan bentuk kata). Mengetahui Ilmu Sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit bentuk suatu kata akan mengubah maknanya.
Ibnu Faris berkata, “Jika seseorang tidak mempunyai ilmu Sharaf, berarti ia telah kehilangan banyak hal.” Dalam Ujubatut Tafsir, Syaikh Zamakhsyari rahimahullah menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan ayat Al-Qur'an yang berbunyi :
يَوْمَ نَدْعُوا۟ كُلَّ أُنَاسٍۭ بِإِمَٰمِهِمْ فَمَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
“(Ingatlah) Pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun.”
[QS. Al-Isra' (17) :71]
MuslimNetizen.com
Karena ketidaktahuannya tentang ilmu Sharaf, seseorang akan menerjemahkan ayat itu seperti ini : “Pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-ibu mereka.” Ia mengira bahwa kata ‘imaam’ (pemimpin) yang merupakan bentuk mufrad (tunggal) adalah bentuk jamak dari kata ‘um’ (ibu). Jika ia memahami ilmu Sharaf, tidak mungkin akan mengartikan ‘imaam’ sebagai ibu-ibu.
4. Ilmu Isytiqaq; (akar kata). Mengetahui ilmu isytiqaq sangatlah penting. Dengan ilmu ini dapat diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang berasal dari dua kata yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata ‘masih’ berasal dari kata ‘masah’ yang artinya menyentuh atau menggerakkan tangan yang basah ke atas suatu benda, atau juga berasal dari kata ‘masahat’ yang berarti ukuran.
5. Ilmu Ma’ani; ilmu ini sangat penting di ketahui, karena dengan ilmu ini susunan kalimat dapat di ketahui dengan melihat maknanya.
6. Ilmu Bayaan; yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan yang tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.
7. Ilmu Badi’; yakni ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu di atas juga di sebut sebagai cabang ilmu balaghah yang sangat penting dimiliki oleh para ahli tafsir. Al-Qur'an adalah Mukjizat yang agung, maka dengan ilmu-ilmu di atas, ke-Mukjizat-an Al-Qur'an dapat di ketahui.
8. Ilmu Qira’at; ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna paling tepat di antara makna-makna suatu kata.
9. Ilmu Aqa’id; ilmu yang sangat penting di pelajari ini mempelajari dasar-dasar keimanan, kadangkala ada satu ayat yang arti zhahir-nya tidak mungkin diperuntukkan bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Untuk memahaminya diperlukan takwil ayat itu, seperti ayat dibawah ini :
MuslimNetizen.com
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ ٱللَّهَ يَدُ ٱللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِۦ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَٰهَدَ عَلَيْهُ ٱللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas (janji) sendiri; dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Dia akan memberinya pahala yang besar.”
[QS. Al-Fath (48) : 10]
MuslimNetizen.com
10. Ushul Fiqih; mempelajari ilmu Ushul Fiqih sangat penting, karena dengan ilmu ini kita dapat mengambil dalil sekaligus menggali hukum dari suatu ayat.
11. Ilmu Asbabun-Nuzul; yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur'an. Dengan mengetahui sebab-sebab turunnya, maka maksud suatu ayat mudah di pahami. Karena kadangkala maksud dari suatu ayat itu bergantung pada asbabun nuzul-nya.
MuslimNetizen.com
Maka pelajari juga sejarah / latar belakang yang berkaitan dibalik saat diturunkannya suatu ayat.
Atau bisa juga keterangan yang menjelaskan tentang keadaan atau kejadian pada saat suatu ayat diturunkan, meski tidak ada kaitan langsung dengan turunnya ayat. Tetapi ada konsideran dan benang merah antara keduanya.
MuslimNetizen.com
Seringkali peristiwa yang terkait dengan turunnya suatu ayat bukan hanya satu, bisa saja ada beberapa peristiwa sekaligus yang menyertai turunnya suatu ayat. Atau bisa juga ada ayat-ayat tertentu yang turun beberapa kali, dengan motivasi kejadian yang berbeda.
12. Ilmu Nasikh Mansukh; dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hukum uang sudah di hapus dan hukum yang masih tetap berlaku.
MuslimNetizen.com
Nasakh (an-Nashu) menurut istilah bahasa pengertiannya menunjukkan kepada suatu ungkapan yang berarti membatalkan sesuatu kemudian menempatkan hal lainnya sebagai pengganti, dengan cara menghapus sama sekali atau memindahkan.
MuslimNetizen.com
Pengertian Nasakh meliputi 2 hal, yakni Nasikh artinya adalah pengganti (yang menghapus), sementara Mansukh adalah yang diganti (yang dihapus).
MuslimNetizen.com
Bab Nasakh merupakan salah satu pilar penyangga yang paling besar dalam ijtihad, karena untuk memahami pengertian perintah-perintah amatlah mudah yaitu hanya dengan melalui makna lahiriah (tersurat) dan berita-berita yang ada, demikian pula untuk mengetahui bebannya tidaklah sulit pelaksanaannya.
MuslimNetizen.com
Hanya saja yang menjadi kesulitan itu ialah mengetahui bagaimana caranya mengambil kesimpulan hukum dari makna-makna yang tersirat di balik nash. Para imam berkata: Seseorang tidak boleh menafsirkan al-Qur'an sebelum mengetahui nasikh dan mansukhnya.
Sebagai contoh, dari Abu Daud - 3212; Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Mu’arrif bin Washilah dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku larang kalian dari tiga hal dan aku perintahkan kalian tiga hal tersebut. Aku telah melarang kalian dari ziarah kubur, sekarang lakukanlah karena di dalamnya terdapat peringatan. Aku telah melarang kalian dari meminum beberapa minuman kecuali jika minuman tersebut berada dalam geriba kulit. Minumlah dari segala bejana, tetapi jangan kalian minum sesuatu yang memabukkan. Dan aku telah melarang kalian dari memakan daging kurban setelah tiga hari, sekarang makan dan nikmatilah dalam perjalanan kalian!”
MuslimNetizen.com
Dari Hadits diatas diketahui bahwa sebelumnya hukum ziarah kubur adalah haram, kemudian diperbolehkan, bahkan dalam riwayat lain Rasûlullâh menyebutkan sisi positif ziarah kubur yakni karena di dalam ziarah kubur banyak pelajaran yang bisa diambil, juga salah satunya karena mengingatkan kematian agar lebih meningkatkan bekal menuju akhirat nanti.
13. Ilmu Fiqih; ilmu ini sangat penting dipelajari. Dengan menguasai hukum-hukum yang lebih terperinci / detail, akan lebih mudah untuk mengetahui dan menguasai hukum-hukum secara global.
14. Ilmu Hadist; ilmu untuk mengetahui Hadits-hadits yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an. Melalui riwayat atau kesaksian dari berbagai nara sumber yang sanad-nya dianggap shahih dan beberapa aturan mengenai Hadits lainnya.
15. Ilmu Wahbi; ilmu khusus yang di berikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada hamba-Nya yang istimewa, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam;
“Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui.”
MuslimNetizen.com
Juga sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa Sahabat Ali radhiallahu ‘anhu pernah ditanya oleh seseorang, “Apakah Rasûlullâh telah memberimu suatu ilmu atau nasihat khusus yang tidak di berikan kepada orang lain?”
MuslimNetizen.com
Maka ia menjawab, “Demi Allah, demi Yang menciptakan Surga dan jiwa. Aku tidak memiliki sesuatu yang khusus kecuali pemahaman Al-Qur'an yang Allah berikan kepada hamba-Nya.”
MuslimNetizen.com
Ibnu Abi Dunya berkata, “Ilmu Al-Qur'an dan pengetahuan yang didapat darinya seperti lautan yang tak bertepi.”
MuslimNetizen.com
Ilmu-ilmu yang telah diterangkan di atas adalah alat pedoman bagi para mufassir Al-Qur'an. Seseorang yang tidak memiliki ilmu-ilmu tersebut lalu menafsirkan Al-Qur'an, berarti ia telah menafsirkannya menurut pendapatnya sendiri, yang larangannya telah di sebutkan dalam banyak Hadits.
MuslimNetizen.com
Para Sahabat telah memperoleh ilmu bahasa Arab secara turun temurun, dan ilmu lainnya mereka dapatkan melalui cahaya Nubuwwah.
Imam Suyuthi rahimahullah berkata, “Mungkin kalian berpendapat bahwa ilmu Wahbi itu berada di luar kemampuan manusia. Padahal tidak demikian, karena Allah sendiri telah menunjukkan caranya, misalnya dengan mengamalkan ilmu yang dimiliki dan tidak mencintai dunia.”
Tertulis dalam Kimia’us Sa’aadah bahwa ada 3 orang yang tidak akan mampu menafsirkan Al-Qur'an :
Orang yang tidak mampu memahami bahasa Arab.
Orang yang berbuat Dosa besar atau ahli bid’ah, karena perbuatan itu akan membuat hatinya menjadi gelap dan menutupi pemahamannya terhadap Al-Qur'an.
Orang yang dalam aqidahnya hanya mengakui makna zhahir dan nash. Jika ia membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang tidak sesuai dengan pikirannya (logikanya), maka ia akan gelisah. Orang seperti ini tidak akan mampu memahami Al-Qur'an dengan benar.
MuslimNetizen.com
Zhahir secara bahasa bermakna : sesuatu yang jelas, kebalikan dari samar. Secara istilah bermakna, teks dalilnya yang menunjukkan pada suatu makna tertentu jika dilihat dari keumuman lafazhnya (‘umumul lafzhiy) atau jika dilihat dari keumuman maknanya (‘umumul ma’nawiy).
Sesuatu yang maksudnya jelas berdasarkan dalil itu sendiri tanpa tergantung faktor eksternal lainnya akan tetapi mengandung kemungkinan makna lain yang lemah disebabkan keumuman lafazhnya atau keumuman maknanya.
Nash secara bahasa bermakna : tampak atau naik ke puncak yang seharusnya. Yang hanya menunjukkan pada satu makna disebabkan teks dalilnya jelas dan tidak mengandung kemungkinan makna lainnya, tanpa tergantung kepada faktor lainnya, dan makna yang ditunjukkan teks tersebut memang maksud asli teks tersebut.
MuslimNetizen.com
Demikianlah beberapa ilmu yang harus terlebih dahulu harus dikuasai sebelum Kita menafsirkan Al-Qur'an. Agar terhindar dari kekhilafan dalam mem-vonis seseorang itu sesat, kafir atau bahkan menyatakan bid'ah terhadap sesuatu.
Semoga bermanfaat dan silahkan di SHARE agar Saudara Muslim lainnya terhindar dari dosa fitnah dan semoga Allah SWT selalu menjaga Kita dari segala kekhilafan dan kemaksiatan. Aamiin ya rabbal 'alamin..
Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza
sumber : Muslimterbaru.com | yudiantogimin.blogspot.co.id | AlquranAlHadi.com | MuslimNetizen.com
sumber : belajarQuranHadis.wordpress.com | jadipintar.com | albaidho.wordpress.com
Posting Komentar