Jadi Tersangka Ceples Pantat

  
Foto: Radar Semeru
Piktor  alias pikiran kotor sudah tentu membuat wajah juga terlihat berbeda. Lebih kelihatan mesum. Kemana mana membuat banyak orang curiga. Apesnya ada orang lain berbuat salah, si pikrot yang kena tuduh. Apesnya lagi kalau di damprat didepan umum.
 
     Cong Kenek selalu saja membuat banyak orang curiga . pasalnya dia punya kesukaan nonton video – video mesum. Dan ternyata itu berpengaruh ke wajahnya. Matanya dan kerut kerut di wajahnya mengarah ke tindakan-tindakan  mesum.           
            Hampir setiap hari, Cong Kenek seperti punya jadwal sendiri, bias dupastikan kalau malam-malam, pas banyuak teman-teman satu kontrakannya sedang tidur, dia beroperasi.
Cong Kenek dengan santainya menyendiri di pojokan dengan lampu yang dimatikan. “lapo kowe cong? Mesti kowe iki koyok ngono,duso cong,” kata Mat Pi’i. suatu hari. Tapi respon Cong Kenek biasa saja. Mnungkin karena terlalu seringnya, akhirnya membuat dirinya merasa biasa saja. Bahkan Cong Kenek merasa itu bukan lagi kriteria dosa. “kene tah nonton bareng” balas Cong Kenek. Malahan Cong Kenek terkenal dengan orang yang selalu update. Dia memasok video-video ke teman-temannya di kontrakan, bahkan teman mainya yang lain. Wajar saja, jika wajah Cong Kenek sangat identic dengan tindakan-tindakan mesum.
            Suaatu hari Cong Kenek mendapat tulahnya. Cerita itu berawal ketika Cong Kenek disuruh bosnya  pergi berbelanja di sebuah toserba. Disana tentunya  banyak sekali karyawan-karyawan cewek yang enak dilihat. “ cong tuku es yo, es e sing di gawe nko bengi entek.nang tokoo sewu ae, soale toko liya-liyane entek kabeh.” Kata Mat Tosan, bos Cong Kenek di café.
            Cong Kenek  memang paling suka kalau disuruh belanja. Selain karena dirinya bias jala-jalan dan meninggalkan tempat kerjanya, dia bias cuci mata. Dan biasanya memang Cong Kenek selalu saja lelet, belanja satu barang saja bisaa sampai satu jam lebih. “budalo ndang, tapi ojo suwe-suwe loh,” kata Mat Tosan . “beres boss,” kata Cong Kenek.
            Cong Kenek dengan begitu semangat langsung tancap gas ditoko yang sudah jadi tujuan Cong Kenek, toko sewu. Lima belas menit Cong Kenek baru sampai. Padahal jarak antar tempat kerja Cong Kenek dengan toko seharusnya lima menit saja sudah sampai. “ Yo mumpung dikon metu, iso sambil cuci mata.” Piker Cong Kenek.
Sesampainya disana, Cong Kenek langsung menuju ke bagian es batu. Disana juga Cong Kenek langsung mendatangi embak-embak yang ditugasi jaga es batu tersebut. “es telu mbak,” kata Cong Kenek.Dengan segera, Yu Tub karywan toko itu memerikasa freezer tempat es batu. Tiba-tiba teman Yu Tub, tanpa sepengetahuannya dating dan langsung menyeples pantat Yu Tub. “Plakk,” suara ceplesannya ternyata begitu keras. Yu Tub nggondok, dia berbalik dan langsung mendamprat Cong Kenek. “ Eh mas sampean kok kurang ajar ngono. Nyeples bokong ora duwe sopan santun. Aku mbok anggep opo heh?” suara Yu Tub melengking di tengah kerumunan orang yang ada ditoko tersebut.Tak ayal, semua orang melihat Cong Kenek. Dia langsung menjadi tersangka yang membuat wajah  orang-orang ditoko itu jijik melihat Cong Kenek. Dan Cong Kenek pun tidak sanggup berkata apa-apa. Dia hanya terdiam melongo melihat Yu Tub marah-marah dengna perasaan malu setengah mati.Untungnya Cong Kenek langsung diselamatkan oleh teman Yu Tub, pelaku sebenarnya. “ Eh Yu, aku seng nyeples bokongmu,”  kata Yu Nah. Yu Tub kaget. Diapun langsung meminta maaf ke Cong Kenek. “ Maaf-maaf mas. Aduuuh sepurone mas. Mas sih wajahe ngono, dadi yo aku langsung curiga,” kata Yu Tub masih ngeles meski salah sebut orang.
           Permintaan maaf Yu Tub itu pun dimanfaatkan untuk menyelamatkan muka Cong Kenek di depan umum. Kalau tidak, reputasinya bisa hancur disitu. “ Sampean iku seng ora sopan. Mosok ngaran-ngarani wong. Tambah ngarani raiku mesum. Tak ceples tenan nko bokonge sampean,” kata Cong Kenek sekeras mungkin, hingga orang orang yang salah paham memamklumi Cong Kenek.
Ahirnya Cong Kenek pun menerima maaf Yu Tub. Namun, Cong Kenek sebenarnya masih mangkel. Dia memutuskan untuk tidak lagi kesana. Karena selain harga ditoko itu mahal, juga Cong Kenek merasa trauma. Reputasinya hancur gara-gara dikira sudah bertindak mesum ditoko.” Untung gak onok arek-arek. Nek krungu arek-arek iso mateng tenan aku iki,” batin Cong Kenek.