Kaget Harga Buah Sampai Rp 600 Ribu

Foto: Radar Semeru
memang sudah menjadi sifatnya tidak mau kalah dengan tetangganya. Membeli buah untuk oleh-oelh manten pun beli di supermarket. Kepalang katrok, sampai-sampai tidak tahu jika hitungan timbangan di supermarket itu memakai satuan gram.

      Ceritanya, Yu Tub diuandang bersama dengan tetangga yang lain untuk ikut dalam acara antar manten kerumah pasangan laik-laki. Tentunya, semua pada sibuk dengan oleh-oleh yang akan dibawanya. Tak terkecuali Yu Tub. Dia tak mau kalah menyiapkan oleh- oleh dalam acara tersebut. “wah iki, kudu apik oleh-olehku, ojok sampek kalah mbek seng liyo,” katanya kepada Cong Kenek tetangganya. Laki-laki asal desa labruk lor ini, memang sudah hafal dengan sifat Yu Tub. Cong Kenek pun tak segan lagi untuk menjahilinya. “ iyo yu, kudu iku. Wajib hukuame gae sampean iku,” timpal Cong Kenek. “wes talah tenang, maringene rombongan iki leren ndek supermarket, samean belonjo wes. Murah-murah soale” tambah Cong Kenek.
            Mendengar jawaban Cong Kenek, Yu Tub langsung meng iyakan perihal membelikan buah tangan untuk dijadikan bawaan dalam acara tersebut. Sesampainya di supermarket yang dituju, Cong Kenek langsung menyuruh  Yu Tub untuk membelikan oleh-oleh yang akan dibawanya.” Endang wes yu. Iki tokone,” kata Cong Kenek. “ iyo iyo cong. Tak tuku seng akeh aku,” jawabnya. Yu Tub yang jarangmasuk supermarket itu sedikit kagok dengan kondisi didalam tokoo ber-ac tersebut. Sampai-sampai, tidak sadar jika buah yang akan dibelinya itu dihitung harga per gram nya.
            “waduh, murah-murah neng kene yo,” gumam Yu Tub yang saat itu melihat harga buah incaranya tertulis hanya Rp 5000 sampai rp 6000. Melihat itu Yu Tub langsung bringas dan membeli segala macam buah-buahan yang ada didalam supermarket tersebut.
            Cong Kenek yang saat itu berada dengan tetangga yang lain, mulai menggosip dengan apa yang sudah dirasukkanya kepada Yu Tub. “ wong. Iku yo gak kiro ngerti lek neng kono hargae dihitung gran. Paling maringene tuku akeh,” kata Cong Kenek pada rombongan yang berada didalam mobil.
            “iyo tah cong, mbok kapakno Yu Tub iku? Gak ero saaken ki,” timpal Mat Nganu salah satu peserta rombongan. “ uwes titenono rah, arak seru banget iki,” kata Cong Kenek.
            Yu Tub yang saat itu berada didalam supermarket tidak menyadari jika dirinya dikerjai oleh Cong Kenek. Dicampur gaptek juga, Yu Tub semakin terjerumus dalam jurang yang dibuat Cong Kenek. Selang beberapa waktu, Yu Tub yang menggunakan keranjang belanja, sengaja memenuhi dengan buah yang akan jadi oleh-oleh. “ wes akeh iki, mewah dewe maneh oleh-olehku,” gumamnya lagi.
            Tibalah waktu untuk membayar, dengan percaya diri  Yu Tub melangkahkan kaki menuju kasir supermarket tersebut. “ ini saja belanjaanya ibuk?,” sapa petugas kasir dengan gaya khasnya. “ iya ini saja mbak, kan wes banyak ini belanjaanya saya,” jawab Yu Tub sedikit sombong.
            Sebelum menuju kasir, Yu Tub sudah mereng-reng dalam otaknya untuk taksiran harga yang dia belanjakan. “ paling entek mek sekeet ewu iki marine,”katanya dalam pikrianya. Dan apa tidak kepalang, kasir memberi tahu jika jumlah belanjaan yang dibeli oleh  Yu Tub, sampai enam ratus ribu rupiah.
            Alamaakk,, Yu Tub kaget bukan kepalang, tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya, mau dikembalikan juga sudah tidak bisaa.akhirnya Yu Tub complain mengenai harga yang ada di rak buah, “harga itu, dihitung gram ibuk, bukan kilogram, kan sudah ada keterangannya, “jawab mbak-mbak kasir pada Yu Tub. Yu Tub mulai kemringet dengan kondisi itu, udara dingin dari ac di dekatnya sudah tidak lagi berpengaruh pada suhu tubuhnya. Akhirnya , Yu Tub tidak menemukan cara lain selain menelepon Man Kapit suaminya.
            Meski sedang bekerja, suami saying istri tidak mau membuat istrinya malu didepan umum. Secepat kilat dia datang dan langsung menemui  istrinya didalam supermarket itu. “ mas aku tuku buah-buah iki gae oleh-oleh, kok malah entek sakmunu ya,” kata Yu Tub sedikit manja. Tanpa pikir panjang, Man Kapit membayr buah yg dibeli Yu Tub tersebut. Karena mahal, akhirnya Yu Tub memutuskan membawakan buah tersebut kepada suaminya untuk disimpan dilemari dingin di rumahnya. Sedangkan untuk oleh-oleh dia membeli buah lagi di pedagang kaki lima yang tidak jauh dari supermarket tersebut.
“ loh, kok sek tuku nang bakul yu? Kan wes mari belonko neng supermarket’” Tanya  Cong Kenek, dengan nada sedikti mencibir Yu Tub. “ kon iku kurang ajar,” jawab Yu Tub ketus. Sementara Cong Kenek tertawa lepas dan rombongan yang lain, memilih untuk menahan tawa mereka.