Tergopoh-gopoh Saat Digerebek, Pakai Celana Kebalik

Cinta itu buta. Memang benar adanya. Kalau sudah kasmaran berat, jangankan kata orang tua. Omongan teman sudah nggak digubris. Maunya sendiri. Dibilangin jangan menyalahgunakan kos-kosan nekat saja. Rasain kalau sudah kena gerebek.

         Sejak menginjak semester III kuliah di Jember, perangai Cong Kenek agak berubah. Jadi jarang kumpul sama teman-temannya. Padahal dulu ketika masih mahasiswa baru, dia begitu akrab dengan teman- temannya. Tiada hari tanpa ngumpul. Tiada hari tanpa ngopi.
Cangkruk menjadi menu sehari-harinya. Bahkan, kuliah seolah jadi nomor sekian. Ngumpul dengan teman-teman lebih penting. Mereka pun bikin geng saking akrabnya.
Tapi, sekarang tidak. Jangankan ngumpul. Bertegur sapa lewat SMS, BBM dan sejenisnya pun jarang. Apa pasal? Cong Kenek yang kini sudah 20 tahun ini kasmaran berat. Dia lagi jatuh cinta berat dengan Yu Tub.
Kisah cinta mereka ini berawal dari sentimen daerah. Cong Kenek dan Yu Tub sama-sama asli Lumajang. Mereka kebetulan sama-sama kuliah di Jember. Mereka jadi akrab ya gara-gara sesama Lumajang itu. Cong Kenek tinggal di Kecamatan Kota, sementara Yu Tub agak jauh. Dia asli Pasirian.

 Mereka lain jurusan. Ketika perkenalan mahasiswa baru saat pertama masuk kuliah dulu, mereka saling kenal. Makin lama makin akrab. Dan, setelah tiga bulan PDKT, Cong Kenek nembak Yu Tub. Langsung berhasil.
Jadilah kisah-kasih di kampus mulai punya cerita. Yang saling nunggu lah, saling antar, sampai makan bersama. Mereka berdua jadi sibuk berat. Semua urusannya ya terkait kisah mereka berdua itu. Cong Kenek pun makin lupa sama teman-temannya yang satu geng tadi. Hari-harinya dihabiskan bersama Yu Tub.
Makin hari cinta mereka makin menjadi. Seolah dunia milik mereka berdua. Awalnya sih mereka masih lurus-lurus saja. Tapi, lama-kelamaan mereka semakin berani. Berawal dari kencan di alun-alun Jember bergeser ke kawasan wisata. Lalu, bergeser lagi ke tempat sepi. Bisa ditebak, kisah cinta mereka makin liar saja.
Nah, suatu ketika, mereka benar-benar keblinger. Nekat kencan di kos-kosan. Kebetulan, tempat kos yang ditempati Yu Tub agak bebas. Tak ada induk semangnya. Tapi, teman-teman kosnya bukannya membiarkan. Mereka sebenarnya sudah mengingatkan. “Namanya juga lagi keblinger ya nggak mempan diingatkan.’’ Kata Yu Nah, teman kosnya.
Cong Kenek dan Yu Tub cuek. Selalu berusaha curi-curi kesempatan. Bahkan pernah juga Cong Kenek sampai bermalam di kos-kosan. Terang saja teman-temannya merasa terganggu. Mereka pun akhirnya sepakat melapor ke RT setempat. Dan setekah dibicarakan dengan pengurus RT, mereka kompak untuk memergoki Cong Kenek dan Yu Tub saat bermalam di kos-kosan.
Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Malam ituYu Tub kedapatan lagi memasukkan Cong Kenek ke kamar. Teman-temannya sengaja macak cuek. Namun, sebenarnya mereka sedang mengintai dan memastikan jika Cong Kenek benar-benar bermalam di situ. Setelah yakin, merekapun mengontak Pak RT.
Tapi, Pak RT tak segera datang. Mereka sepakat untuk mendatangi kos-kosan jelang tengah malam saja. “Iya, pak tanggung. Sekalian saja dipergoki pas tidur bersama,’’ kata Yu Nah, kepada Mat Nganu, Pak RT.
Menjelang pukul 12 tengah malam, Mat Nganu datang dengan beberapa orang. Yu Nah dan teman-temannya membukakan pintu gerbang kos-kosan. Dan, mereka langsung beramai-ramai menuju kamar Yu Tub. Diketok sekali, tak direspons. Bahkan, sampai tiga kali. Akhirnya, Mat Nganu pun menggertak. “Dibuka sekarang atau saya dobrak pintunya,’’ katanya.
Rupanya, itu membuat Yu Tub keder. “Iiiyaa… ‘’ katanya singkat. Tak berapa lama pintu dibuka. Namun, batang hidung Cong Kenek tak kelihatan. “Kamu sembuyikan dimana teman cowokmu,’’ gertak Mat Nganu.
“Enggak pak, nggaak ada. Saya sendirian.  Saya disini lo kos sen…,’’katanya yang langsung berhenti begitu dipotong Mat Nganu. “Ayo, kamu tunjukkan apa tak orat-arit kamar ini lalu kamu tak bawa ke kantor polisi,’’ gertak Mat Nganu.
Gertakan itu makin membuat keder Yu Tub. Dia akhirnya pasrah. “Iya pak maaf. Kami sudah nikah siri kok. Tadi kemaleman jadi mas saya nggak pulang. Kami nggak ngapa-ngapain kok Pak, Cuma numpang tidur karena kemaleman,’’ katanya dengan gemetaran. “Gak lapo-lapo apane. Siri siri. Apanya yang siri. Hayo kamu sembunyikan dimana. Atau kamu tak arak keliling kampung sama pasanganmu,’’ kata Mat Nganu mulai tak sabar. Dia pun pasang wajah sangar, Matanya mulai dipelotot-pelototin. “Iyo pak, sepakat diarak ae nek ngeyel,’’sahut Mat Tasan, warga yang ikut.
Yu Tub makin keder. Akhirnya dia membuka lemari baju. Tapi, sontak wajah Mat Nganu yang sudah disangar-sangarin tadi berubah. Dia lantas ngakak. Bahkan, sampai memegangi perutnya. “Ngene kok jare gak lapo-lapo. Iku deloken celonone kuwalik,’’ katanya yang langsung disambut tawa beberapa warga yang ikut nggerebek sama anak-anak kos yang melihat.
Cong Kenek yang ndepiplik di dalam lemari hanya bisa diam dan menunduk. Dia lirik celana yang dipakainya. Tentu saja dia tak berani ketawa. Dan, dia makin mengkerut ketika melihat bagian belakang celananya ada di depan. Reflek dia raba bagian belakangnya. Eh, ternyata belum dikancing.