Naik Kapal Perang ke Karimun Jawa

foto: cong kenek
Kali ini Cong Kenek dapat undangan istimewa. Spesial sekali. Tak tanggungtanggung. Yang ngundang adalah Komandan Kapal Angkatan Laut. Undangan lisan ke Surabaya itu menyebutkan, ada acara naik kapal perang ke pulau Karimun Jawa.

Pagi sekali Cong Kenek tampil necis. Rapi betul. Rambut dipiyak tengah, atasan hem, celana jeans plus sepatu pantovel tinggi kesayangannya. Tubuhnya pun dikasih minyak wangi. Mulai dari deodoran di ketiak hingga cap Tabir Surya. “Numpak kapal perang, San. Harus pake pelembab,” pamernya, ke Mat Tasan. Sambil menunggu mobil jemputan, dia gaet gadget miliknya. Jebret, jebret! Cong Kenek menyempatkan diri ber-selfie ria. Sekejab, display picture BB-nya berubah. Dia lalu menulis status begini: Numpak Kapal Perang ke Karimun Jawa. Wow… Mat Tasan, yang melihat aksi overacting rekannya hanya mbesungut saja. Dia terlihat kesal melihat ulah sohib karibnya itu. “Sori ya, Mat. Undangannya terbatas,” katanya, lalu pergi. Cong Kenek akhirnya benar-benar ikut meluncur ke Surabaya, naik Honda Jazz bareng Yu Tub.
Meski tidak tidur semalaman, Cong Kenek nggak kesirep. Bayangannya naik kapal perang selalu ada di kepalanya. “Ini pengalaman langka. Nanti aku akan foto pas di moncong meriam, ya,” kata Cong Kenek, pada Yu Tub yang gantikan dia nyetir setelah sarapan di warung rawon di kawasan Tongas, Probolinggo. Tiga jam perjalanan, rombongan Cong Kenek sudah nyampek di Markas Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya. Matanya terbelalak melihat deretan kapal perang tampak gagah milik TNI AL yang sedang bersandar. “Paling numpak iku, yo,” katanya sambil menunjuk KRI Dewa Ruci, kapal layar terbesar yang dimiliki negeri ini. “Cong, katanya kita pulau Madura dulu. Sambil melihat Jembatan Suramadu. Sambil makan siang di atas kapal,” kata Yu Tub, menyampaikan informasi yang dia terima.
 ”Bagus itu. Perutku juga sudah mulai kembut-kembut,” timpal Cong Kenek. Dua sejoli ini sebenarnya tidak tahu pasti agenda kegiatan tersebut. Dia hanya ngikut gerombolan orang-orang yang juga datang di acara tersebut. Ke barat, mereka ikut ke barat. Ke timur, juga ngikutin. “Kok naik bus,” kata Cong Kenek. “Tadi katanya naik kapal perang ke Pulau Madura,” tambahnya. ”Sudah ikut saja. Sekarang naik bus dulu. Nanti pulangnya baru naik kapal dari Madura. Sekarang kan eranya efisiensi. Solar mahal,” timpal Yu Tub, sok tahu. Di atas bus, Cong Kenek kembali sibuk dengan gadget-nya. Banyak teman dan saudara yang mengomantari status: Naik Kapal Perang ke Karimun Jawa. Tapi, dia tidak semangat bales BBM itu. Ping! Tiba-tiba HP-nya bunyi. “Fotoin kapal perangnya, dong,” kata Mat Tasan, dari seberang. Cong Kenek mulai kebingungan. Dia mulai cari akal. ”Bisa rame Mat Tasan kalau dia tahu aku sekarang naik bus, nggak jadi naik kapal perang,” batinnya.
 Tak kalah akal, dia buka jendala bus AC tersebut. Dia keluarkan tangannya dan membidik sekenanya laut Madura. Dia cuek saja meski menjadi perhatian penumpang bus. ”Panas banget, bro. Tapi aku hepi-hepi saja numpak kapal perang.” Begitu keterangan foto yang dia kirim ke Mat Tasan. ”Top markotop,” balas BBM Mat Tasan. Pikirnya, Mat Tasan sudah bisa dikelabuhi. Ternyata tak lama kemudian bus kembali ke Markas Kobangdikal. Memasuki kawasan yang asri tersebut, bus langsung parkir di dekat KRI Surabaya, nama salah satu kapal perang milik TNI AL. Cong Kenek pun sumringah. Gadget dia keluarkan dari saku untuk ber-selfie ria di pinggir kapal tersebut. Seperti biasa, dia langsung pasang status: Siap-siap OTW Karimun Jawa. Tapi, betapa kegetnya setelah membaca spanduk kegiatan rombongan tersebut. ”Hah, hanya makan siang di atas kapal. Nggak jadi ke pulau Karimun,” ucapnya, dalam hati. Selera makannya pun langsung lenyap seketika. Mimpi ke Karimun Jawa buyar

. Iseng, dia lalu ngobrol ke salah satu kadet di kapal perang tersebut. Kali ini, penjelasan kadet kapal membuatnya terperangah. Info dari kadet tersebut, KRI Surabaya jalannya sangat lemot. Untuk latihan di laut kawasan Situbondo saja, dibutuhkan waktu dua hari dua malam. Jadi pulang-pergi butuh empat hari empat malam. ”Nyedot solarnya juga tidak sedikit, bisa ribuan liter,” kata kadet kapal. Mat Tasan yang mendapat kabar kegagalan ke Karimun Jawa dari Yu Tub langsung nyindir. Dia BBM ke Cong Kenek. ”Cong, aku rapopo ditinggal. Aku ikhlas, kok. Sampai berjumpa satu bulan lagi, ya,” sindirnya. Asyem... Sejak saat itu, Cong Kenek nggak mau upload foto-foto saat undangan dari Surabaya itu.