PENTING UNTUK SUAMI : INILAH Larangan Rasul yang Sering Dilanggar Suami Saat Jimak



Sejatinya Islam telah mengaturtata cara berjimak (hubungan intim) antara pasangan suami istri. Namun ada beberapa hal yang seringkali terlupakan.







Seperti halnya larangan dari Rasulullah SAWini. Padahal bila hal terus berlangsung, maka dapat menjadi penyebab kehancuran rumah tangga.

Apakah larangan tersebut?


Padahal bila hal terus berlangsung, maka dapat menjadi penyebab kehancuran rumah tangga. Apakah larangan tersebut?


1. Banyak orang yang Justru Melanggar 
 
Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk menjada pandangan dan kesucian diri. Sebab setelah menikah seseorang bisa memenuhi kebutuhan biologisnya dengan halal dan terhormat.
Namun sayangnya banyak umat Muslim yang asal menikah dan lebih banyak lagi yang asal-asalan

ketika mendatangi istrinya. Padahal jima adalah salah satu ibadah unggulan yang disebut kenikmatan surga.

Dikarenakan minimnya ilmu dan kurangnya semangat untuk mempelajari hal-hal yang terkait jima', maka banyak orang yang justru melanggar apa yang dianjurkan olehRasulullah SAW.


2. Tidak Terburu-buru 
 
Salah satunya adalah tidak terburu-buru mengakhiri jimak. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Haitsami dan Abu Ya'la dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“ Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi (jimak dengan) istrinya, maka hendaknya berlaku jujur. Jika ia mengakhirihubungan sebelum istri terpenuhi kebutuhannya, maka jangan terburu-buru mengakhiri sampai istri terpenuhi hajatnya.”




3. Dapatkan Kenikmatan Sedangkan Istrimu... 

Kemudian Umar bin Abdul Aziz pun berkata, ”Janganlah kamu menjimak istrimu, kecuali dia (istrimu) telah mendapatkan syahwat seperti yang engkau dapatkan, supaya engkau tidak mendahului dia menyelesaikan jimaknya (maksudnya engkau mendapatkan kenikmatan sedangkan istrimu tidak).” (Al-Mugni lbni Qudamah 8/136, Darul Fikr, Beirut, cet. I, 1405 H, syamilah)
Inilah salah satu diantara panduan jimak yang sering diabaikan oleh para suami. Kebanyakan mereka hanya mendatangi istrinya di saat butuh dan kemudian segera menuntaskan tanpa memperhatikan kondisi istrinya.
Para lelaki ini ingin segera dilayani dan menuntaskan kebutuhannya, namun tidak memperhatikan istri dan pencapaian kebutuhan dalam hal ini.
Semoga bermanfaat