Dunia Nabi ~ Allah memberikan berbagai kelebihan kepada Nabi Yusuf dibandingkan saudara-saudaranya. Nabi Yusuf memiliki wajah yang sangat tampan dan berakhlak baik. Saudara-saudaranya iri hati dengan berbagai kelebihan Nabi Yusuf. Apalagi ayah Nabi Yusuf, Nabi Yaqub ,sangat menyayanginya, Oleh karena itu, mereka menyusun rencnana jahat kepada nabi Yusuf.
Pada hari yang telah ditentukan, Nabi Yusuf mengembala kambing bersama saudara-saudaranya. Ketika berada di Telaga Jub, saudara Nabi Yusuf membuka baju Nabi Yusuf dan mendorongnya ke dalam telaga. Mereka meninggalkan Nabi Yusuf begitu saja. Setelah itu, saudara-saudara Nabi Yusuf mengumpankan kambing pada seekor serigala. Kambing mati dengan berlumuran darah kambing, Kemudian,mereka melumuri baju Nabi Yusuf dengan darah kambing. Selanjutnya, mereka pulang dengan membawa baju Nabi Yusuf yang berlumuran dengan darah kambing.
Ketika sampai di rumah, mereka berpura-pura sedih.”Wahai ayahku, ketika kami menggembala, Yusuf bermain jauh dari kami. Tanpa kami sadari seekor serigala menerkamnya. Kami tidak berhasil membantunya,” kata salah seorang saudara Nabi Yusuf. “Aku tahu, ini karena rasa tidak puas hati kalian terhadap dia. Aku hanya mampu berdoa dan bersabar,” Kata Nabi Ya’qub dengan perasaan sedih. Melihat kesedihan bapaknya, mereka terdiam dan menyesal.
Nabi Yusuf yang ditinggal di dalam telaga sangat sedih dan lapar. Ia juga sangat ketakutan. Beberapa saat kemudian, ia mendengar suara telapak kaki manusia. Ternyata mereka adalah rombongan musafir. Mereka berhenti untuk mengambil air minum.
Salah seorang dari rombongan musafir menurunkan timba dengan tali. Pada saat itulah, Nabi Yusuf memegang tali sehingga ia tertarik ke atas. Ketika melihat Nabi Yusuf, mereka sangat terkejut. Melihat Nabi Yusuf yang masih muda, mereka berpikir untuk menjualnya sebagi budak. Oleh karena itu, mereka membawa Nabi Yusuf ke Mesir dengan maksud untuk dijual disana.
Kisah pertemuan Nabi Yusuf dan rombongan musafir dikisahkan dalam Al-Quran Surat Yusuf ayat 19. ”Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang untuk mengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata, “Oh; kabar gembira,ini seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Nabi Yusuf di bawa ke Mesir oleh rombongan musafir. Mereka hendak menjualnya sebagai budak. Pada masa itu berlaku perbudakan manusia. Manusia diperjualbelikan dan dimanfaatkan tenaganya.
Ketika sampai di negeri Mesir, pemimpin musafir segera menjual Nabi Yusuf. Ia tidak tertarik dengan Nabi Yusuf karena Nabi Yusuf ditemukan di jalan. Ia Khwatir pemilik Nabi Yusuf akan datang dan mencarinya untuk mengambilnya kembali. Oleh karena itu ia secepatnya menjual Nabi Yusuf sekalipun dengan harga yang murah.
Nabi Yusuf dijual kepada seorang pembesar Negara mesir dengan harga yang sangat murah. Pembesar Negara Mesir itu adalah Al-Azis. Sebagian sejarawan berpendapat bahwa Al-Azis hanyalah suatu gelar atau pangkat. Pembesar Mesir segera membawa Nabi Yusuf ke rumahnya.
Istri Al-Azis sangat senang ketika suaminya pulang sudah membawa Nabi Yusuf. Mereka mengasuh Nabi Yusuf seperti anaknya sendiri. Sejak saat itu, Nabi Yusuf tinggal bersama dengan mereka.
Kisah ini dalam Al-Quran terdapat dalam surat Yusuf ayat 20. “Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang sangat murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.”
Di Mesir, Nabi Yusuf tinggal bersama dengan seorang pembesar Mesir yang bernama Al-Azis. Nabi Yusuf dijadikan anak angkat Al-Azis dan istrinya yang bernama Zulaikha. Nabi Yusuf telah dikaruniai oleh Allah, wajahnya yang sangat tampan. Ia juga memiliki sifat yang mulia, seperti kejujuran dan Istiqamah. Nabi Yusuf memiliki kehidupan dan kedudukkan yang baik. Segala kebutuhannya tercukupi. Itulah balasan bagi orang-orang yang sabar.
Kisah Nabi Yusuf yang diangkat oleh pembesar Mesir terdapat dalam Al-Quran Surat Yusuf ayat 21. “Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, “Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak. “dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukkan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar kami ajarkan kepadanya tabir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.”
Oleh Sugiasih, S.Si.
Posting Komentar