Mengapa Tidak Ada Parasut dan Kursi Lontar di Pesawat Komersial?

Anda mungkin sering berpergian dengan menggunakan transportasi udara, tapi pernahkah terpikir oleh anda mengapa tidak ada parasut dan kursi lontar di pesawat komersial?. Memiliki pendapat seperti ini wajar saja dan mungkin anda bukanlah orang pertama yang pernah berpikir seperti ini. Kita semua tahu saat berada di dalam pesawat ada rutinitas rutin yang selalu dilakukan oleh mbak-mbak pramugari saat bertugas yakni peragaan keselamatan penerbangan agar tahu caranya menggunakan sabuk pengaman, memakai baju pelampung, penggunaan masker oksigen sampai petunjuk pintu dan bangku darurat bila terjadi kecelakaan.

Sahabat ngawicybers.blogspot.com seperti itulah kira-kira cara penyelamatan diri dalam keadaan darurat yang dipandu oleh mbak-mbak pramugari. Dan mengapa tidak ada parasut dan kursi lontar di dalam pesawat komersial sipil, ini penjelasannya.

Mengapa Tidak Ada Parasut dan Kursi Lontar di Pesawat Komersial?

Sebelum menjawab pertanyaan ini ada baiknya mengetahui fungsi dari parasut itu sendiri, yakni Parasut adalah suatu perangkat dari tekstil lembut yang digunakan untuk memperlambat gerakan suatu objek di atmosfer dengan menciptakan seretan (drag). Parasut umumnya digunakan untuk memperlambat gerak turun seseorang atau suatu objek ke bumi.

Parasut drogue juga kadang digunakan untuk membantu penurunan percepatan horizontal suatu kendaraan (pesawat terbang atau pesawat ulang alik sewaktu mendarat atau suatu drag racer). Kebanyakan parasut modern berbentuk sayap semi kaku, mudah bermanuver, dan dapat diterbangkan sebagai glider. Lantas mengapa tidak ada parasut di dalam pesawat komersial, yang jika dipikirkan fungsinya sangat bermanfaat? Inilah Alasan Pesawat Komersial Tidak menggunakan Parasut.

1. Dekompresi

Semakin tinggi kita terbang meninggalkan permukaan bumi, semakin sulit kita bernafas karena persediaan oksigen pada ketinggian semakin berkurang. Untuk itu agar bisa bertahan hidup saat terbang di ketinggian 35000 kaki menggunakan pesawat udara, kabin pesawat perlu diberi tekanan yang kurang lebih sama dengan tekanan udara di darat agar makhluk hidup di dalamnya bisa terus bernafas. Pemberian tekanan udara di dalam kabin dimulai sesaat setelah pesawat lepas landas dan akan dikurangi secara bertahap saat pesawat mulai melakukan pendaratan.

Foto akibat dekompresi pesawat terbang


Pemberian tekanan udara di kabin pesawat saat terbang ini menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara antara kabin dan luar pesawat saat terbang di ketinggian. Bayangkan apabila saat pesawat berada di ketinggian jelajah (Diatas 35.000) lalu penumpang membuka pintu darurat, Maka tekanan udara di dalam kabin akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Akibatnya ?

Semua barang yang tidak terikat dengan aman di dalam kabin akan berterbangan ke udara tersedot keluar pesawat melalui pintu darurat, ruang kabin menjadi berkabut, berasap dan berembun serta suhu udara menjadi sangat dingin, minuman berkarbonasi atau soda akan meledak dan air di dalam boiler atau botol-botol akan menggelegak dengan sendirinya serta smoke alarm di dalam toilet pesawat akan berdering keras memberikan peringatan akibat adanya asap di ruang kabin.

2. Hipotermia


Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.

Suhu di luar kabin pesawat pada ketinggian 11000 meter saja sudah mencapai -51 derajat celcius. Perbandingannya jika suhu di Indonesia jika 9500 feet pesawat latih unpresserized dan suhu nya msh 11 derajat celcius dan kalau menurut hitungannya setiap naik 1000 feet itu suhu turun 2 derajat celcius. Jadi kira-kira kalau 11000 feet itu masih 7 atau 8 derajat celcius. Bayangkan apabila ketinggian pesawat berada di titik jelajah yaitu sekitar 35000 meter! Mau jadi apa bentuk tubuh kita ?

3. Perlunya Pelatihan Khusus Terjun Payung


Perlunya pelatihan khusus sebelum melakukan terjun bebas menggunakan parasut, seperti teknik menstabilkan tubuh saat berada di udara, perlunya latihan posisi terjun bebas yaitu berbaring di lantai dengan kaki diperpanjang dan bersama-sama. Tekuk siku di 90 derajat dan memperpanjang lengan atas Anda ke sisi Anda. Buang napas dan angkat kepala, dada, lengan dan lutut dari lantai.

Tahan posisi puncak selama lima sampai 10 detik. Tarik napas dan kembali ke posisi awal. dan pelatihan seperti perlu dilakukan berulang ulang kali. Coba bayangkan sebelum jadwal penerbangan anda diharuskan berulang - ulang kali melakukan latihan seperti itu?

4. Ruang Gerak Kabin Pesawat yang Begitu Kecil


Kapasitas penumpang pesawat Airbus A380 - 9 yang dapat mencapai 900 penumpang harus memasang instalasi parasut yang sangat rumit pada tubuh mereka dalam keadaan panik dan berada di ruang kabin yang memiliki ruang gerak yang cukup sempit merupakan sebuah hal yang sangat mustahil.

Memasang instalasi parasut pada tubuh tidak semudah memasang tas punggung, diperlukan orang yang sudah ahli dalam mengoperasikan parasut dan bayangkan pintu darurat yang hanya bisa digunakan adalah pintu belakang, karena apabila menggunakan pintu depan maka tubuh akan tersedot kedalam sebuah mesin Rolls Royce 7,500 Horse Power

Kenapa Penerbangan Pesawat Komersial Tidak Dilengkapi Kursi Lontar? 
Jawaban ini diberikan oleh para anggota komunitas forum ilmuterbang.com

Pesawat Komersial Tidak Dilengkapi Kursi Lontar

1. Stefendy Handoko 
Salah satunya adalah kursi lontar itu mahal dan jika ada yg menarik tuas untuk melontarkan kursi malahan yg duduk di kursi lontar kebentur plafonnya (langit-langit) pesawat.

2. Indra Boeingdreamlinerseries 
Untuk pesawat komersil itu tidak hanya ada 1 atau 2 kursi, tapi sampai beratus-ratus. Kalau seandainya kursi pelontar dipakai di pesawat A380 atau B747 yang lowerdeck bagaimana cara melontarkannya ?

3. Indra Kispriyand D 
Yang jelas jika ada, apakah si penumpang bisa mengendalikan parasutnya dari ketinggian ribuan kaki (feet)

4. Yohanes Sugiarto 
Kadang penumpang dikasih harga last minute yang mahal saja sudah pada protes, apa lagi menaikan harga untuk mendapatkan fasilitas kursi lontar. Betul sih kenapa engga, cuma ya tadi, apa dengan fasilitas itu bikin perusahaan jadi untung dan meningkatkan keselamatan penerbangan dengan signifikan? I don't know.. Pasti ada banyak alasan lain.

5. Yosi Hendarsjah 
Analoginya begini deh. Kenapa mobil yang dijual di pasaran gak dibuat sekuat mobil dinasnya Presiden Obama yang tahan peluru, tahan bom, masih bisa berlari beberapa puluh kilometer dengan ban yang kempes semua, dll?

6. Risman Bayu Asmoro 
Penggunaan kursi pelontar dan parachute membutuhkan latihan berkali-kali dan tidak bisa hanya dilakukan/dijelaskan sebelum pesawat terbang. Kemudian kita juga perlu melihat beragam umur para penumpang yang mulai bayi hingga manula. Kemudian kalau pesawat tempur hanya berawakkan pilot dan copilot, sementara pesawat komersil berisikan penumpang juga, jadi kalaupun pilot dan crew pesawat saja yang diberi fasilitas tersebut, bagaimana dengan para penumpang? Sementara kalau penumpang diberi kursi pelontar dan parachute juga, pertimbangannya ya di awal tadi.

7. Sandi Teruna 
Gampang mas, ga semua orang ngerti cara make kursi lontar/parasut, yang ada korbannya malah bertambah karena penumpangnya mati bengong ga bisa ngendaliin parasut sampe mendarat.

8. Yosi Hendarsjah 
Perlu diingat juga rendahnya tekanan udara di luar kabin saat pesawat pada ketinggian jelajah. Belum lagi suhu di luar kabin pesawat pada ketinggian jelajah yang bisa sampai -50C. Jadi walaupun penumpang berhasil melakukan ejection, apakah mereka bisa bertahan hidup dengan udara yang tipis dan suhu yang sangat rendah?

Lihat juga 12 Kisah Korban Kecelakaan Pesawat yang Selamat dari Maut.

Mengapa Tidak Ada Parasut di Pesawat Komersial?

9. Gerry Soejatman:
   - Mahal
   - Berat (balik ke masalah biaya)
   - Rumit, butuh maintenance rutin (balik ke masalah biaya)
   - Kalo ada yg rusak terus eject... kemungkinannya:
      Atap gak ngebuka, si penumpang mati terbentur atap.
      Atap terbuka, cabin langsung dekompresi dan harus divert.
      Semua penumpang di eject... pasti penumpangnya ngamuk-ngamuk merasa ditipu oleh airline!
  Lagi pula, security sudah susah2 mencegah barang berbahaya masuk, sekarang mau pasang kursi       lontar? Kan rocket motornya explosive fuel grade!

10. Fadjar Nugroho 
Lalu kalau ada yang sedang duduk di toilet, tiba-tiba terlontar ke angkasa..hmm..apa yang akan terjadi selanjutnya ya?

Sahabat ngawicybers.blogspot.com semoga penjelasan mengapa tidak ada parasut dan kursi lontar di dalam penerbangan pesawat komersial sipil ini dapat menambah wawasan pengetahuan anda, namun jika ingin mendapatkan penjelasan yang lebih rinci lagi dan lebih valid lagi silahkan tanya ke tetangga atau saudara anda yang kebetulan berprofesi sebagai pilot ataupun pramugari. 

Referensi
Kaskuser zero.hunter123_mengapa tidak ada parasut pada pesawat komersial
ilmuterbang.com_kenapa pesawat komersial tidak dilengkapi dengan kursi lontar