Kisah Asma binti Umais

Dunia Nabi ~ Asma binti Umais dipanggil juga dengan nama Ummu Abdullah. Ia adalah salah seorang wanita mukmin yang telah mendapat pengesahan dari Rasulullah. Ketika itu, Rasulullah bersabda, “Ada empat wanita mukmin, yaitu Maimunah, Ummu Fadhal, Salma, dan Asma, Asma binti Umais adalah istri salah seorang sahabat Rasulullah, yaitu Ja’far bin Abu Thalib.
 
 
Pada suatu masa Rasulullah memerintahkan kaum muslim berhijrah ke Habsyah, Asma dan Ja’far bin Abu Thalib termasuk kaum muslim yang berhijrah ke daratan Afrika itu. Mereka menempuh perjalan panjang yang sangat melelakan.

Sekali pun mendapat kebebasan untuk beribadah, Asma dan suaminya sangat merindukan Rasulullah. Di Habsyah, Asma dan Ja’far dikaruniai tiga orang anak yang bernama Abdullah, Muhammad dan Aunan. Ketika memperolah kabar bahwa  Rasulullah memerintahkan untuk berhijrah ke Madinah, mereka sangat bahagia. Dengan demikian, kerinduan mereka terhadap Rasulullah akan terobati.

Ketika Asma dan Ja’far sampai di Madinah, kaum muslim baru saja memenangkan peperangan Khaibar. Kedatangan Ja’far dan Asma disambut oleh Rasulullah dengan gembira. Saat itu Rasulullah berkata, “Demi Allah, aku tidak tahu mana yang lebih menggembirakanku, kemenangan Khaibar ataukah kedatangan Ja’far.”
Pada suatu hari, Asma masuk ke rumah Hafsah binti Umar. Saat itu, Rasulullah baru saja menikahi Hafsah binti Umar. Ketika Asma berada di dekat, Umar masuk ke rumah tersebut. Setelah itu Umar bertanya, “Siapakah wanita ini.?” Hafsah menjawab, “Dia adalah Asma binti Umais.” Umar  berkata, “Inikah wanita  yang datang dari Habsyah?” Asma berkata, “Benar.” Selanjutnya, Umar berkata, “Kami telah berhijrah terlebih dahulu bersama Rasulullah dibandingkan kalian. Oleh karena itu, kami lebih berhak terhadap diri Rasulullah daripada  kalian.” Mendengar perkataan Umar, Asma sangat marah. Ia berkata, “Tidak, demi Allah. Kalian bersama Rasulullah dan Rasulullah memberi makanan diantara kalian yang lapar, mengajari di antara kalian yang bodoh. Sementara itu, kami berada di negeri yang jauh dan tidak kami sukai. Kami melakukannya karena ketaatan kami kepada Allah dan Rasul-Nya.

Setelah itu, Asma mengadukan perkataan Umar kepada Rasulullah. Terhadap permasalahan tersebut, Rasulullah bersabda, “Tidak  ada seorangpun yang  berhak atas diriku melebihi kalian. Adapun dia (Umar dan para sahabat yang lain) berhijrah satu kali, tetapi kalian ahlus safinah ( yang menumpang kapal ) telah berhijrah dua kali.” Mendengar sabda Rasulullah tersebut, Asma pun menjadi sangat senang.

Asma binti Umais Yang Tabah

Pada suatu masa, Ja’far bin Abu Thalib ditunjuk oleh Rasulullah sebagai panglima pasukan. Ketika itu, Ja’far adalah salah seorang dari tiga panglima yang memimpin pasukan muslim dalam Perang Muktah.

Dalam peperangan tersebut, Ja’far mati syahid. Rasulullah sendiri yang langsung menyampaikan berita gugurnya kepada istri Ja’far, Asma binti Umais. Ketika itu, Rasulullah mendatangi Asma di rumahnya. Rasulullah mencium ketiga anak Ja’far dengan berlinang air mata. Asma yang melihat kejadian itu dapat menebak sesuatu yang terjadi. “Apakah ada kabar tentang Ja’far?” tanya Asma dengan nada sedih. Rasulullah menjawab, “Ya. Dia telah gugur.” Air mata Asma pun berderai. Namun tidak lama kemudian, ia mengusap air matanya. Ia tampak sangat tabah menerima keadaan tersebut.
 
Baca juga :
Asma mengasuh ketiga anaknya dengan penuh kasih sayang. Ia mengajarkan anak-anaknya nilai-nilai Islam. Ia berharap ketiga anaknya  mengikuti jejak ayah mereka, yaitu berjuang menegakkan agama Allah.

Setelah beberapa waktu menjanda, Asma dipinang oleh Abu Bakar, Asma menerima pinangan Abu Bakar. Sejak saat itu, Asma dan ketiga anaknya tinggal bersama Abu Bakar. Pernikahan mereka dikaruniai seorang  anak lelaki. Asma juga mendampingi AbuBakar saat menjabat sebagai khalifah. Setelah beberapa tahun menjadi khalifah, Abu Bakar sakit parah dan meninggal dunia. Asma sangat sedih kehilangan suami yang sangat mempercayainya.

Beberapa waktu kemudian, seorang lelaki melamar Asma, Lelaki itu adalah saudara Ja’far bin Abu Thalib, yaitu Ali bin Abu Thalib. Asma tidak  langsung menerimanya. Ia berpikir beberapa waktu. Setelah mempertimbangkan segala hal, Asma menerima lamaran Ali bin Abu Thalib. Asma menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Ketika itu, Fatimah Az-Zahra, istri Ali telah meninggal.

Asma binti Umais Yang Bijaksana

Pernikahan Ali dan Asma  dianugerahi dua anak lelaki. Asma binti Umais mendidik anak-anaknya sesuai dengan ajaran agama Islam, baik anak dari Ja’far, Abu Bakar, maupun anak dari Ali.

Suatu ketika, Ali melihat anak dari Ja’far berselisih dengan anak dari Abu Bakar. Mereka saling membanggakan diri mereka dan ayah mereka. Salah seorang dari mereka berkata, “Aku lebih baik dari kamu dan ayahku lebih baik dari ayahmu.” Melihat kejadian itu, Ali tidak dapat berbuat apa-apa.

Kemudian, Ali memanggil Asma untuk menyelesaikan permasalahan di antara kedua anak tersebut. Saat  itu, Asma berkata, “Aku tidak melihat  seorang pemuda di Arab yang lebih baik dari pada Ja’far dan aku tidak pernah melihat orang tua yang lebih baik dari pada Abu Bakar.” Setelah mendengar perkataan Asma, keduanya saling berangkulan. Mereka pun bermain bersama-sama.

Ali mengagumi tindakan Asma. Perkataan Asma yang bijaksana telah menyelesaikan perselisihan di antara kedua anaknya.

Oleh Sugiasih, S.Si.