Kisah Ali bin Abu Thalib Dalam Perang Jamal

Dunia Nabi ~ Pada masa pemerintahannya, Ali bin Abu Thalib mengganti semua pegawai pemerintahan yang diangkat oleh Utsman bin Affan. Pegawai-pegawai itu adalah kaum kerabat Utsman, mereka digantikan oleh pegawai-pegawai yang ahli sesuai bidangnya. Hal itu menimbulkan ketidak puasan di kalangan kerabat Utsman bin Affan (Bani Umayyah).


Sementara itu, kaum muslim yang dipimpin oleh Aisyah, Zubair bin Awwam, dan Thalhah merasa tidak puas dengan pemerintahan Ali karena tidak menyegerakan  hukuman bagi pembunuh Utsman bin Affan. Ali tidak menyegerakan hukuman bagi pembunuh. Ali karena dua ijtihad. Pertama, negara dalam keadaan kacau sehingga perlu ditertibkan terlebih dahulu. Kedua sebagian pembunuh Utsman adalah kaum munafik dan sebagian yang lain adalah kaum muslim yang baik dan termakan oleh fitnahan. Oleh karena itu, Ali perlu menyelidikinya terlebih dahulu.

Namun, kubu Aisyah, Thalhah, dan Zubair tetap menginginkan agar hukuman untuk pembunuh Utsman disegerakan. Mereka mengumpulkan kaum muslim dalam jumlah besar, setelah itu mereka berangkat ke Basrah untuk menuntut balas kematian Utsman. Sesampai di Basrah, mereka menuntut penduduk Basrah untuk menyerahkan para pembunuh Utsman, akan tetapi, penduduk Basrah tidak bersedia memenuhi permintaan mereka, maka terjadilah pertempuran di kedua belah pihak.

Khalifah Ali bin  Abu Thalib mengirim utusan ke Basrah untuk menemui Aisyah, Zubair, dan Thalhah. Ali meminta mereka dan pasukan mereka untuk menahan diri. Ali khwatir banyak kaum muslim yang meninggal. Aisyah, Zubair, dan Thalhah melaksanakan permintaaan Ali. Mereka berkemah di pinggiran Kota Basrah sambil menunggu kedatangan Ali. Setelah pihak Ali dan pihak Aisyah bertemu, Ali bersedia untuk menyegerakan hukuman bagi pembunuh Utsman.

Pada malam hari, pasukan Basrah menyerang perkemahan pasukan Zubair dan Thalhah, Karena merasa diserang, pasukan Zubair dan Thalhah menyerang pasukan Ali. Pada saat pertempuran itu, Ali memanggil-manggil Zubair dan Thalhah. Ia mengingatkan keduanya karena perbuatan mereka dapat memecah belah umat Islam. Ketika keduanya menyadari kesalahan mereka, Zubair dan Thalhah meninggalkan medan perang sambil menangis. Namun, kaum munafik tidak menginginkan hal itu. Beberapa orang munafik mengejar Zubair dan Thalhah dan membunuh mereka secara kejam. Kedua orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah itu pun gugur. Dalam peperangan itu, ribuan orang muslim mati sia-sia.

Pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Ali. Pertempuran sengit antara kedua pasukan ini disebut perang Jamal atau perang Unta. Perang ini berlangsung tidak sampai sehari. Perang jamal atau perang Unta berakhir setelah Unta  yang dinaiki oleh Aisyah tertusuk dengan tombak dan jatuh terkapar.

Khalifah Ali memanfaatkan Aisyah dan pasukannya. Ali mengirim Aisyah ke Madinah dengan di kawal oleh pasukan perempuan yang bersenjata  dengan lengkap.

Oleh Sugiasih, S.Si.