Dunia Nabi ~ Abu Sufyan memiliki seorang anak perempuan yang bernama Ramlah, Sekalipun Abu Sufyan seorang yang memusuhi Islam tetapi Ramlah justru meyakini ajaran Islam. Ramlah tetap tidak mau meninggalkan ajaran Islam, meskipun Abu Sufyan telah memaksanya. Cahaya kebenaran Islam telah benar-benar menyentuh kalbunya. Siapa pun tidak dapat menggoyahkan imannya.
Suatu waktu, Ramlah menikah dengan Ubaidillah yang juga menganut agama Islam. Ketika penganiayaan orang-orang Quraisy meningkat keduanya berhijrah ke Habsyah . Di Habsyah, Ramlah melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Habibah. Sejak itu, Ramlah dikenal dengan nama Ummu Habibah.
Pada suatu malam, Ummu Habibah bermimpi tentang suaminya. Dalam mimpi itu, ia melihat suaminya dalam bentuk yang menakutkan. Pada pagi harinya, Ummu Habibah mendapat pengakuan dari suaminya kalau dirinya telah memeluk agama Nasrani. Ummu Habibah berusaha menyadarkan suaminya dengan menceritakan mimpi tersebut. Namun, suaminya tidak memperdulikannya, bahkan suaminya mengajaknya untuk keluar dari agama Islam. Hal itu tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Ummu Habibah. Sungguh, Ummu Habibah adalah seorang perempuan Islam yang teguh keimanannya.
Waktu terus berjalan Suami Ummu Habibah menjadi pemabuk berat dan suka berjudi. Ia juga memperingatkan Ummu Habibah apabila ingin tetap menjadi istrinya, Ummu Habibah harus keluar dari agama Islam. Apabila Ummu Habibah tidak bersedia, suaminya akan menceraikannya. Ummu habibah, yang telah mengalami banyak penderitaan tidak sedikit pun tergoyahkan imannya. Akhirnya Ummu Habibah dan suaminya bercerai.
Pada masa itu, Ummu Habibah banyak mengalami penderitaan. Ia jauh dari sanak keluarganya dan telah menjanda. Namun, Ummu Habibah tidak berputus asa dari rahmat Allah swt. Ia hanya mampu berserah diri kepada Allah. Keadaan Ummu Habibah yang memperhatikan juga sampai ditelinga Rasulullah.
Pada suatu hari seorang budak wanita menemui Ummu Habibah, ternyata, budak wanita itu adalah utusan dari Raja Najasyi. Ia mengabarkan berita yang tak terduga kepada Ummu Habibah. Berita itu adalah lamaran Rasulullah saw, kepada Ummu Habibah Sungguh bahagia hati Ummu Habibah mendengar kabar itu, Ummu Habibah meminta Khalid bin Sa’ad bin Al-Ash menjadi wakilnya untuk menerima lamaran dari Rasulullah. Sementara itu Raja Najasyi mewakili Rasulullah untuk melamar Ummu Habibah dan menikahkan keduanya. Setelah itu, Raja Najasyi dan kaum muslim di Habsyah mengadakan walmah untuk pernikahan Ummu Habibah dan Rasulullah saw, mereka menyantap hidangan yang disediakan oleh raja Najasyi.
Pada suatu masa, kaum muslim di Habsyah melakukan hijrah ke Madinah, saat itu, Islam telah berkembang dengan baik di Madinah. Oleh karena itu, Ummu Habibah juga berhijrah ke Madinah. Rasulullah menyambut gembira kedatangan kaum muslim di Madinah. Kebetulan saat itu, Rasulullah dan kaum muslim juga baru saja memenangkan Perang Khaibar. Hal itu membuat kegembiraan Rasulullah yang berlipat ganda. Saat itulah Ummu Habibah yang berusia 40 tahun bertemu dengan Rasulullah.
Ummu Habibah menyandang gelar ummul mukminin. Ia menjadi wanita teladan dalam hal akidah (keyakinan dasar) bagi kaum muslimah lainnya. Ia selalu dan selalu mengutamakan akidah dan ibadahnya.
Oleh Sugiasih, S.Si.
Posting Komentar