Dunia Nabi ~ Abbad bin Bisyr adalah seorang sahabat Nabi yang ahli ibadah. Ia tidak hanya taat untuk menjalankan ibadah, tetapi juga turut berjuang di medan perang. Ia sangat rajin melaksanakan shalat malam dan membaca Al-Qur’an. Dalam peperangan Abbad bertugas untuk membawa Al-Qur’an.
Pada suatu masa, Rasulullah mengutus Mushab bin Umar untuk berdakwah ke Madinah. Mushab menjalankan tugas dari Rasulullah dengan baik. Berkat dakwah Mushab, penduduk Madinah banyak yang tertarik untuk memeluk agama Islam, salah seorang yang tertarik dengan ajaran agama Islam adalah Abbad bin Bisyr. Ketika Islam mulai dikenalkan kepada penduduk Madinah, Abbad masih berusia muda.
Abbad banyak belajar dari Mushab bin Umair. Salah satunya adalah belajar membaca Al-Qur’an. Ia senang sekali membaca Al-Qur’an, sehingga hal itu menjadi kegiatan utamanya. Para sahabat mengenalnya sebagai imam dan pembaca Al-Qur’an.
Pada suatu ketika, Rasulullah melaksanakan shalat tahajud di rumah Aisyah yang dekat dengan masjid, ketika itu, terdengar seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan suara yang merdu. Kemudian, Rasulullah bertanya, “Ya Aisyah, apakah itu suara Abbad bin Bisyr?” Aisyah membenarkannya. Setelah itu Rasulullah berdoa, “Ya Allah, ampunilah dia.”
Abbad bin Bisyr menyertai seluruh peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah, pada peperangan Dzatur Riqa’, Abbad bin Bisyr dan Ammar bin Yasir bertugas menjaga pasukan muslim yang sedang berkemah. Keduanya menjaga jalan menuju pos pasukan muslim. Pada saat itu, giliran Abbad yang berjaga, sedangkan Ammar tidur.
Sambil bertugas, Abbad melaksanakan shalat dengan membaca Al-Qur’an yang mengalun merdu. Saat itulah seorang lelaki dari kaum musyrik mendekati tempat Abbad berjaga. Ketika melihat Abbad sedang beribadah, ia segera mengarahkan panahnya kepada Abbad. Abbad pun terkena panah. Abbad mencabut panah dengan terus membaca Al-Qur’an dan melanjutkan shalatnya. Lelaki itu segera menarik panah selanjutnya. Kali ini pun mengenai tubuh Abbad. Abbad mencabut panah dan tetap melanjutkan shalatnya. Orang itu kembali memanah Abbad dan mengenai tubuh Abbad. Abbad kembali mencabutnya.
Tiba saatnya, Ammar bertugas. Abbad yang terluka parah dengan panah merangkak mendekati Ammar. Ia membangunkan Ammar. Alangkah terkejutnya Ammar melihat Abbad telah terluka. “Mengapa engkau tidak membangunkan aku” tanya Ammar. “Aku sedang membaca Al-Qur’an dalam shalat. Aku tidak ingin memutus bacaan dalam shalat. Demi Allah, jika bukan karena takut menyia-nyiakan tugas dari Rasulullah, aku lebih memilih tubuhku terputus karena panah dari pada harus menghentikan bacaan dalam shalat.”
Dalam peperangan melawan pasukan Musailamah, si nabi palsu, Abbad juga turut serta. Abbad berperan penting dalam pertempuran itu. Ketika itu, ia merasa pasukan Anshar dan Muhajirin tidak kompak. Dalam peperangan itu, Abbad meminta pasukan Anshar memisahkan diri dan empat ratus orang tentara berhasil dikumpulkan oleh Abbad. Mereka menyerang musuh dengan ganasnya. Hal itu membuat pasukan Musailamah mundur ke Hadramaut.
Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan pasukan muslim. Namun, Abbad bin Bisyr ditemukan mati syahid di dekat tembok Hadramaut. Luka ditubuhnya sangat banyak. Hampir saja para sahabat tidak mampu mengenali jasadnya. Namun, beberapa tanda di tubuhnya berhasil di kenali.
Oleh Sugiasih, S.Si.
Posting Komentar