Jasad korban ditemukan kali pertama oleh Samiran (35), Minggu (14/2/2016) siang di aliran Bengawan Solo sekitar 30 kilometer dari lokasi korban terjun dari jembatan.
Menurut saksi, saat ia berjalan di sekitar sungai, ia melihat kepala dan punggung korban mengambang di permukaan air Bengawan Solo. Seketika itu Samiran segera memanggil seorang temannya untuk memastikan siapa korban yang hanyut tersebut.
"Saya pas jalan kok lihat ada mayat hanyut cuma kelihatan kepala dan punggung. Lalu saya pinggirkan bersama teman saya, setelah itu lapor polisi," kata Samiran.
Penemuan mayat ini dilaporkan ke Polsek Pitu dan diteruskan ke keluarga korban. Setelah pihak keluarga meyakini mayat tersebut anggota keluarganya yang bernama Akbar Putro Riyadi, selanjutnya mayat korban dibawa ke kamar mayat rumah sakit umum Dokter Suroto Ngawi untuk divisum.
Hasil pemeriksaan tim medis, kondisi mayat korban sudah membusuk dan hanya mengenakan celana pendek.
"Kondisi korban sudah membusuk sebab sudah dua hari hanyut di air. Dan pihak keluarga korban sudah meyakini jika mayat tersebut anggota keluarganya," ujar Kapolsek Widodaren AKP Juwahir pada detikcom.
Akbar Putro Riyadi (13), siswa kelas 1 SMP Widodaren Ngawi ini hilang terbawa arus sungai Bengawan Solo, Jumat (12/2/2016) siang, saat korban nekad melompat dari atas jembatan Payak Desa Gendingan.
Korban sengaja melompat terjun ke Bengawan Solo yang kondisinya sedang banjir sebab ingin pamer keberanian di depan pacar dan beberapa temannya yang saat kejadian sedang berfoto selfie di tepi Bengawan Solo.
Posting Komentar