[NGAWI] – Koperasi abal-abal segera menyingkir.

NGAWI – Koperasi abal-abal segera menyingkir. Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga sudah bertekat memberangusnya. Hal ini disampaikan kepada awak media saat berkunjung ke Ngawi dalam rangka menghadiri undangan salah satu cabang bank BUMN. ‘’Tak bisa lagi sembarangan, kalau tidak ingin dicabut izinnya, termasuk yang ada di Ngawi,’’ ujar Puspayoga.
Dirinya perlu mengingatkan agar seluruh lembaga koperasi di Ngawi aktif menjalankan tugas sesuai fungsinya. Sebab, jika tidak koperasi tersebut terancam dicabut izin dan ditutup paksa pemerintah. Puspayoga mengungkapkan sebanyak 62.239 koperasi telah dicabut izinnya oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Itu karena koperasi tersebut bermasalah, dalam pengelolaannya. Kebanyakan koperasi tersebut merupakan lembaga abal-abal yang hanya mengeruk keuntungan sepihak. Sehingga berpotensi merugikan nasabah yang melakukan transaksi di koperasi tersebut. Penyebab ditutupnya koperasi tersebut dikarenakan keaktifan koperasi yang kurang, kemudian merugi, dan akhirnya gulung tikar. ‘’Koperasi bisa bertahan hanya kalau produktif, yang tidak produktif kami tutup,’’ ungkapnya.
Puspayoga mengatakan, jika dirinya juga telah membentuk deputi baru bidang pengawasan koperasi. Deputi tersebut dibentuk untuk menggiring koperasi agar tetap berjalan pada relnya. Dia mengatakan, selama ini banyak koperasi yang hanya tinggal plang nama tanpa melakukan aktivitas. Saat ini, seluruh koperasi memiliki data online yang tercatat secara langsung di kementerian. Seluruh track record perjalanan koperasi tersebut akan dicatat secara langsung. Ada nomor induk untuk koperasi yang produktif. ‘’Supaya semua koperasi yang ada ini terpantau langsung di pusat, dari situ kan ketahuan mana yang produktif atau sebaliknya,’’ ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk mengembangkan unit-unit koperasi di Ngawi dilakukan kerja sama pengawasan dengan semua pihak. Selain itu, untuk dapat membuat koperasi berjalan dengan baik kerja sama juga harus dilakukan dengan pemkab, dan masyarakat setempat. Dia mengatakan, tiap daerah memiliki permasalahan bukan hanya koperasi tapi juga bank. Namun, dirinya meminta agar mindset tersebut diubah. Apalagi Kementerian Koperasi dan UKM memiliki deputi pengawasan yang tiap saat memantau perkembangan koperasi. ‘’Melalui deputi pengawasan ini, kami lakukan pemantauan,’’ terangnya.
Dia juga mengatakan, permasalahan yang sering terjadi saat ini terhadap koperasi termasuk di Ngawi karena modal. Untuk persoalan tersebut, kata dia, kementerian persiapkan bantuan sosial (Bansos) untuk koperasi se Indonesia. Nilai bantuan yang dipersiapkan Menteri Koperasi dan UKM mencapai hampir Rp 1 triliun. Bantuan tersebut diberikan bagi koperasi yang tercatat di Kementerian UKM dan memenuhi persyaratan yang ditentukan. ‘’Ada bantuan bagi pelaku usaha koperasi, siapa pun bisa mengajukan asal jelas programnya,’’ imbuhnya.
Di sisi lain, dia mengatakan jika Indonesia wajib memiliki kesiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Program tersebut merupakan sebuah kesepakatan para pemimpin negara untuk membangun kekuatan ekonomi di negara ASEAN. Dia mengatakan, semangat MEA bukan pada persaingan produk saja, tapi juga bagaimana meningkatkan mutu kualitas produk, SDM. Agar jadi triger kuat bidang ekonomi. ‘’Harus saling ketergantungan kuat membantu yang lemah, begitu pun sebaliknya,’’ pungkasnya.
Usai menyampaikan sambutan, para pegawai bank yang sejak awal menunggunya meminta untuk ber selfie bersama. Pejabat negara ini pun tak kuasa menolak permintaan para pegawai bank tersebut. Beberapa sesi foto dilakukan para pegawai bank ini bersama menteri. Puspayoga pun tak canggung bergaya untuk melayani permintaan para pegawai bank tersebut. Bupati Ngawi Budi ‘Kanang’ Sulistyono juga jadi rebutan untuk diajak foto.

NGAWI – Koperasi abal-abal segera menyingkir. Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga sudah bertekat memberangusnya. Hal ini disampaikan kepada awak media saat berkunjung ke Ngawi dalam rangka menghadiri undangan salah satu cabang bank BUMN.