Kejadian yang menewaskan putra Gustafianto ini, terjadi tidak jauh dari rumah korban. Saat itu Rendi hendak menyusul kakeknya, Sunarto di sawah yang berlokasi diseberang rel kereta api. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, bocah malang tersebut berjalan begitu saja tanpa memperhatikan kereta api yang melintas.
Karena itu, ketika kakinya mulai menginjak sela-sela rel, tubuh korban langsung tersambar dan terseret sejauh 40 meter hingga korban tewas ditempat kejadian. Melihat kejadian ini, warga langsung melapor ke Polsek Widodaren.
“Mungkin karena masih anak-anak, ketika kereta api sudah berulangkali membunyikan klakson, korban nekat saja menyeberang rel,” kata Andik Rubiyanto pegawai PT KAI kepada wartawan.
Dari hasil pemeriksaan petugas medis Puskesmas Widodaren, Rendi tewas dalam kondisi kepalanya pecah, kaki dan paha kanan kiri patah serta luka lain di beberapa bagian tubuhnya.
“Korban diketahui langsung tewas di lokasi kejadian setelah terseret kereta api,” kata Suparno, salah satu petugas medis dari Puskesmas Widodaren.
Kapolsek Widodaren AKP, Juwahir, membenarkan adanya kejadian kecelakaan dengan korban masih balita. Setelah dilakukan otopsi, jenasah korban langsung diserahkan ke pihak keluarganya untuk dimakamkan.
“Dengan adanya peristiwa ini, menjadikan pelajaran penting kita semua. terutama bagi mereka yang masih mempunyai anak balita. Jangan sampai lengah ataupun teledor dalam mengawasi buah hatinya ketika masih balita. Agar tidak terjadi seperti yang dialami Rendi,” kata Kapolsek Widodaren AKP Juwahir.
Reporter: Dibyo
Editor: Among
Posting Komentar