SUBHANAALLAH...!!! MISTERI DIBALIK USIA 40 TAHUN, SAMPAI ALLAH MENGISYARATKAN HAMBANYA SAAT DI USIA INI...

Banyak orang yang tidak menyadari kalau Al-Qur’an membahas tentang umur 40 tahun. Hal ini sebagai pertanda kalau ada hal yang butuh diperhatikan dengan serius pada pembahasan umur 40 th. ini. Allah Ta’ala berfirman, “Apabila dia sudah dewasa serta usianya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a, “Ya Rabb-ku, tunjukkanlah kepadaku jalan untuk mensyukuri nikmat Engkau yang sudah Engkau berikan kepadaku serta pada kedua orangtuaku serta agar aku bisa berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (berikan kebaikan) pada anak cucuku. Sesungguhnya saya bertaubat pada Engkau serta sesungguhnya saya termasuk orang-orang muslim. ” (QS. Al-Ahqaf : 15) 


Umur 40 tahun disebutkan dengan terang dalam ayat ini. Pada umur berikut manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari sisi fisik, intelektual, emosi, ataupun spiritualnya. Ia benar-benar sudah meninggalkan umur mudanya serta melangkah ke umur dewasa yang sebenar-benarnya. Do’a yang ada dalam ayat itu dianjurkan untuk di baca oleh mereka yang berusia 40 th. atau lebih. Di dalamnya terkandung penjelasan yang jelas kalau mereka sudah menerima nikmat yang sempurna, kecenderungan untuk beramal yang positif, telah mempunyai keluarga yang serasi, kecenderungan untuk bertaubat serta kembali pada Allah Ta’ala. 

Pada ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman : “Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam saat yang cukup untuk berfikir untuk orang-orang yang ingin berfikir, serta (apakah tidak) datang padamu pemberi peringatan? ” (QS. Fathir : 37) 

Para ulama salaf menjelaskan kalau yang dimaksud dengan “umur panjang dalam saat yang cukup untuk berfikir” dalam ayat itu yaitu ketika berusia 40 tahun. 

Imam Ibnu Katsir menjelaskan kalau ayat itu memberi petunjuk kalau manusia jika menjelang umur 40 th. hendaklah memperbarui taubat serta kembali pada Allah dengan bersungguh-sungguh. Jika hal itu berlaku menjelang umur 40 th., jadi Allah memberi janji-Nya dalam ayat setelahnya, yakni kematangan. Umur 40 th. yaitu usia matang untuk kita bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah serta kebijaksanaan, buang kejahilan saat usia muda, lebih berhati-hati, lihat sesuatu dengan hikmah serta penuh penelitian. Jadi tidak heran tokoh-tokoh pemimpin muncul secara masak pada umur ini. Bahkan Nabi kita tercinta, Muhammad SAW juga demikian. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, “Diutusnya Rasulullah (yakni) pada umur 40 tahun. ” (HR. Al-Bukhari). 

Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 th.. Begitu juga dengan nabi-nabi yang lain, kecuali Nabi Isa AS serta Nabi Yahya AS. Mayoritas negara juga mensyaratkan untuk calon-calon yang akan menduduki jabatan-jabatan elit seperti ketua negara, harus sudah berusia 40 th.. Masyarakat juga mengakui kalau mantabnya prestasi seseorang tatkala orang itu sudah berusia 40 th.. 

Mengapa usia 40 th. begitu penting? 
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah umur manusia diklasifikasikan jadi 4 (empat) periode, yaitu : (1) Anak-anak (aulad) ; sejak lahir hingga akil baligh, (2) Pemuda (syabab) ; sejak akil baligh sampai 40 tahun, (3) Dewasa (kuhul) ; 40 tahun hingga 60 tahun, (4) Tua (syuyukh) ; 60 tahun ke atas. 

Usia 40 th. yaitu usia saat manusia benar-benar meninggalkan saat mudanya serta beralih pada saat dewasa sempurna. Kenyataan yang paling menarik pada umur 40 th. ini yaitu meningkatnya minat seorang pada agamanya yang semasa mudanya jauh sekali dengan agamanya. Baik dengan menjalankan kewajiban shalat lima waktunya dengan berjama’ah serta tepat saat, memperbanyak sedekah, menutupi auratnya, atau dengan ikuti kajian-kajian keagamaan. Seolah-olah di umur ini adalah momentum kembalinya manusia kepada fitrahnya. Tetapi bila ada orang yang telah mencapai usia ini, akan tetapi tidak ada minat pada agamanya, jadi hal ini sebagai pertanda yang buruk dari kesudahan umurnya didunia. Wal iyaadzu billaah. 

Salah satu keistimewaan umur 40 tahun tercermin dari sabda Rasulullah SAW, “Seorang hamba muslim jika usianya meraih 40 tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya). ” (HR. Ahmad) 

Hadits ini menyebutkan kalau usia 40 tahun adalah titik awal seorang memiliki komitmen terhadap penghambaan kepada Allah Ta’ala, sekaligus konsisten pada Islam, sehingga Allah Ta’ala juga akan meringankan hisabnya. Berikut keistimewaan orang yang mencapai usia 40 tahun. Akan tetapi, usia 40 tahun merupakan waktu di mana orang mesti berhati-hati juga. Seperti saat, orang yang berumur 40 tahun mungkin telah masuk saat senja. 

Abdullah bin Abbas mengatakan, “Barangsiapa mencapai usia 40 th. serta amal kebajikannya tidak mantab serta tidak dapat mengalahkan amal keburukannya, jadi hendaklah ia bersiap-siap ke neraka. ” 

Imam Asy-Syafi’i ketika mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jadi beliau menjawab, “Agar saya ingat kalau aku yaitu musafir. Untuk Allah, saya lihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di hawa, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga. Aku tidak memiliki bebrapa bekas syahwat untuk menetap tinggal didunia. Aku tidak sudi sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia. Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syari’at umum bagiku. ” 

Kematian Bisa Datang Kapan Saja 

Satu perkara yang kita mesti selalu kita sadari kalau kematian dapat memanggil kita kapan saja tanpa tanda, tanpa alamat serta tanpa mengira umur. Bila kita beranggapan mesti menunggu usia 40 tahun untuk mulai memperbaiki diri, jadi rugi serta sia-sia lah hidup kita bila ternyata usia kita tidak panjang. 

Maka dari itu, di bebrapa sisa umur kita ini, marilah kita mulai berbenah diri, meneguhkan maksud hidup, meningkatkan daya spiritual, memperbanyak bersyukur, menjaga makan serta tidur, dan menjaga keistiqamahan serta berusaha meningkatkan kualitas dalam beribadah. 

Banyak manusia yang tertipu dengan keindahan dunia serta isinya yang bersifat sementara. Mengingati mati bukan berarti kita akan gagal di dunia ini. Akan tetapi dengan mengingati mati kita berharap jadi insan yang berjaya di dunia serta di akhirat kelak. Janganlah menunggu sampai esok untuk membuat persediaan hadapi kematian, karena mati bisa datang kapan saja. 

Akhirnya, semoga kita dapat memaksimalkan bebrapa bekas usia kita ini untuk memperbanyak amal shaleh.
sumber : islamberdakwah